Tolehlah ke belakang. Lihat aku. Lihatlah diriku. Lihat bahwa diriku mulai lelah dengan semua ini.
👻 👻 👻
- A YEAR LATER -
"Jeon! Kamu pulang, cepetan! Astagfirullah anak ini..." kesal Sarah dengan sang penelpon yang tak lain adalah anak sulung nya sendiri.
"Iya, bentar. Ini tinggal dikit." jawab Jeon datar dari seberang.
"Nggak peduli mau banyak mau dikit, kamu ini satu jam lagi harus udah di kampus! Kamu ini mau wisuda nggak sih??"
"Iya, bentar."
"Mama nggak mau tau, kamu pulang sekarang!"
Nut
"Sabar, ma..." kata Alan menenangkan istrinya.
"Anak papa tuh! Kerjaan terus! Dah lah itu kayak bapaknya, persis!" omel Sarah. Ia tak habis pikir anaknya itu seperti menganggap remeh wisuda ini. Masa yang ada di pikirannya cuma kerja, kerja, dan kerja saja. Bahkan se-workaholic-nya Alan, masih lebih workaholic Jeon.
"Yaudah, nanti juga dianya pulang. Mama yang sabar dong." Kata Alan.
15 menit kemudian pintu utama terbuka menampakkan Jeon yang baru saja pulang dari kantornya. Melihat itu, Sarah menghela napas lega.
"Cepet kamu siap siap!" perintah Sarah.
"Ampun, ma. Anaknya baru pulang, suruh duduk dulu dong." Tegur Alan.
"Siapa suruh baru pulang? Mama kan minta dia pulang dari tadi banget." Jawab Sarah tak acuh. "Udah nggak ada waktu buat leha leha. Sana ganti baju, ntar kamu ketinggalan upacaranya."
Jeon menurut dan langsung menuju ke kamarnya untuk bersiap-siap. 10 menit kemudian, Jeon sudah keluar rapi dengan kemejanya.
Mereka pun segera menuju universitas tempat diselenggarakannya upacara. Sesampainya di sana, Jeon langsung memakai toga dan masuk ke graha yang ada di universitas lalu mengikuti upacara bersama mahasiswa lainnya.
👻 👻 👻
Kini Jeon, Yeevendra, Sarah, dan Alan tengah merayakan wisuda Jeon dengan makan bersama sekeluarga.
"Oh iya, pa. Gimana kabar perusahaan yang di Jepang itu?" tanya Jeon.
"Ah itu, kita belum punya pemimpin di sana. Padahal perusahaan kita di sana lumayan besar. Kayaknya kita tunggu Yee selesai sekolah aja." Kata Alan membuat Sarah sontak menoleh.
"Apa? Nggak bisa! Mama nggak setuju!" bantah Sarah.
"Nggak setuju gimana sih, ma?"
"Ya itu. Masa baru selesai sekolah, Yee suruh ngelola perusahaan. Mama nggak setuju, kita tunggu Yee selesai kuliah aja." Kata Sarah.
"Tapi, kalau nggak segera dipimpin, perusahaan kita yang di sana bisa bangkrut. Gimana coba?" kata Alan mencoba menakut-nakuti.
"Biarin aja bangkrut. Toh kita masih punya yang di sini. Lebih gede malah." jawab Sarah tak acuh.
"Loh Yee aja mau kok. Kamu mau kan Yee?" tanya Alan pada Yeevendra. Sedangkan Yeevendra hanya mengangguk pelan saja. Lebih tepatnya pasrah.
"Tuh, Yee aja mau kok." Tunjuk Alan.
"Hhh... Yee itu cuma nggak enak sama papa. Udahlah, biarin dia nyelesein sekolah sama kuliah dulu. Mama nggak mau Yee jadi gila kerja kayak Jeon. Dan itu semua gara gara papa." Kata Sarah.
KAMU SEDANG MEMBACA
LATENT ✔
Novela Juvenil- LENGKAP - Judul sebelumnya : 168 HOURS ⚠ Work without plagiarizing! ⚠ Berkaryalah tanpa menjiplak! ⚠ U-13+ (mau lanjut revisi, lupa dulu sampai bab brp😭) ______________________________________________ Genre : Romance - Fantasi Pertemua...