🕒Chapter 22 : Bertemu🕒

1K 78 3
                                    

Kebahagiaan bukanlah sesuatu yang harus selalu kamu capai di akhir. Kamu masih bisa bahagia selama proses mencapai sesuatu.
.
~BTS_RM~

👻 👻 👻

DIBACA DULU YG INI ⚠ ⚠ ⚠ :
Mohon maaf, ternyata Chapter 22 ini nggak urut. Maksudnya, nggak berada setelah chap 21. Soalnya chap 18-21 itu draf dadakan. Maaf ya, aku kasi tau biar nggak bingung, hehe.
Yang baru baca smpe chap 17, bisa skip dlu chap ini yaw.
Makasih atas perhatiannya...

Happy reading 📖 🌹

Nara berjalan masuk ke cafe. Hari ini ia sudah berjanji dengan seseorang untuk membicarakan suatu hal penting. Sambil menunggu orang tersebut, Nara pun memesan milkshake strawberry untuk menemaninya. Di sampingnya ada Jeon yang berdiri memandang sekitar dengan tangan yang dilipat di depan dada.

"Selalu kayak ini." gerutu Jeon.

"Kenapa?"

"Ck, dari dulu adik gue itu nggak pernah berubah, sering banget nggak tepat waktu."

"Ya, udah sih. Ditunggu aja, rewel deh." balas Nara. Jeon hanya berdecak dan kembali menatap sekitar, sedangkan Nara menyesap milkshake-nya dengan santai.

"Datang juga dia." ucap Jeon tiba-tiba. Mendengar itu, Nara pun menoleh ke arah pintu masuk. Dan benar saja, di sana nampak Yeevendra sedang menoleh ke sana ke mari mencari keberadaan Nara.

Nara pun mengangkat tangan kanannya dan berteriak memanggil,
"Yeevendra!" Yeevendra yang merasa terpanggil pun menoleh mencari sumber suara.

"Sini!" panggil Nara lagi. Yeevendra pun berjalan mendekati meja Nara. Ia menarik kursi untuk didudukinya.

"Jadi?" tanya Yeevendra. "Apa yang lo tau?"

"Astaga to the point banget lo, nggak pesen dulu nih?" tanya Nara.

"Nggak usah. Cepet, apa yang mau lo omongin."

"Hhhh... Nggak beda ya lo sama si Jeon. Oke kita mulai sekarang." Nara pun mulai mengambil tas. Namun belum sampai terangkat, Jeon menahannya terlebih dahulu.

"Jangan tunjukkan video itu dulu! Kita pakai itu diakhir. Lo tanya-tanya aja dulu sama dia." kata Jeon tiba-tiba.

"Maksud lo? Tanya apaan?" tanya Nara.

"Yaa, kayak interview lah. Paham, kan?"

"Ohh, bilang dong dari tadi."

Nara pun meletakkan tasnya kembali. Ia mulai menyenderkan punggungnya dan melipat kedua lengannya di depan perutnya.
"Gue bakal tanya sama lo. Apa yang pengin lo tau?" tanya Nara.

"Ck, kok lu malah nanya balik. Gue kan...."

"Buruan! Nggak usah banyak bacot, deh." potong Nara malas. "Apa yang pengin lo tau duluan?" tanya Nara. Yeevendra terlihat diam sejenak.

"Apa hubungan lo sama kakak gue?"

"Bukannya gue udah bilang ya, kalau gue temennya?"

"Temen di mana? Kapan kenalan? Udah kenal berapa lama?" tanya Yeevendra bertubi-tubi. Nara memandang sebal kearah Yeevendra.

"Katanya adek lo beda. Tapi apa? Sama aja bacotnya." kata Nara pada Jeon. Ia benar-benar tak habis pikir.

"Jiwa pebisnis Yee itu belum begitu tumbuh. Jadi dia belum sehati-hati gue dalam bertindak." celetuk Jeon.

LATENT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang