🕞Chapter 48 : Dark Shadows🕞

794 64 1
                                    

Pandai pandailah kamu mengendalikan emosi. Karena jika ia sudah mengendalikan dirimu, emosi itu bisa saja merusak attitude yang ada pada dirimu.
.

👻👻👻

_________________________

(*potongan koran) (*foto Nara)

± 14 years ago.

Kecelakaan yang menyebabkan seorang wanita 30 tahunan meninggal dan itu semua gara-gara anaknya! Sekarang anaknya kuliah di kampus ini!! Anak yang membunuh ibunya ada di kampus ini.

__________________________

Mata Nara melebar saat melihat dan membaca mading utama hari ini. Apa apaan ini semua? Siapa... Siapa yang tega melakukan ini?

Mahasiswa yang berkumpul di sana mulai berbisik bisik saat melihat keberadaan Nara di sana.

Dengan cepat, Nara merobek kertas itu dari mading utama dan meremasnya kuat kuat.

"Anjir, jahat banget itu..."

"Gila sih, nggak inget udah dilahirin apa?"

"Surga di telapak kaki ibu woy!"

Air mata Nara menetes, ia pun segera beranjak dari sana dan pergi ke toilet. Ia tak menghiraukan panggilan dari Faya dan yang lainnya. Nara masuk ke dalam salah satu bilik toilet lalu menguncinya. Nara duduk di atas kloset yang tertutup dan menangis di sana.

Di saat down begini, bayang bayang masalalu Nara sering datang menghampiri. Nara benci saat saat ia harus teringat masa lalunya yang amat kelam itu.

"Eh, gue denger kalo ibunya si Nara meninggal karena ulah Nara sendiri." Kata seorang siswi di kelas.

"Sama, gue juga dengernya begitu. Masa katanya Nara bunuh ibunya."

"Ih merinding gue, kok dia bisa sih setega itu? Gue nggak mau deket deket, ah..."

Itu adalah awal mula Nara di jauhi teman teman sekelasnya.

Bel pulang berbunyi, Nara segera mengemas buku bukunya dan berjalan keluar kelas. Telinganya sudah amat panas mendengar bisikan tidak mengenakan dari teman teman sekelasnya. Saat ia sampai di koridor tiba tiba,

Byurrr!

Seember air kotor bekas pel jatuh tepat di atas Nara membuat tubuh Nara basah kuyup. Tak lama sebaskom tepung tapioka juga mendarat di tubuhnya yang basah dan otomatis membuat tepungnya menempel dan lengket pada tubuhnya.

Nara diam menunduk menahan malu dan tangis.

"Anjir lo." Celetuk seseorang di belakang Nara.

"Apa sih yang enggak buat pembunuh? Masih mending begini kan daripada masuk penjara?" jawab seorang siswi dengan nada angkuhnya.

Nara tak kuasa menahan tangisnya, ia pun berlari menuju toilet dan menangis di sana.

Nara sedikit mengerang sembari menjambak rambutnya berharap ingatan busuk ini berhenti menghantui dirinya.
"Cukup..." lirihnya.

Nara menangis tanpa suara di balik bilik toilet. Tiba tiba dari atas bilik toilet terlempar tali tambang yang terbuat dari serabut jatuh tepat di depan Nara. Ia bingung, apa maksudnya ini? Siapa yang melempar tali ini?

LATENT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang