🕒Chapter 36 : Akhir🕒

965 76 24
                                    

Hidup itu sebentar. Kamu harus bisa tersenyum saat merasakan sakit atau kita tak akan pernah melanjutkan hidup.
.

👻 👻 👻


Sebuah tempat berlahan tidak terlalu luas dengan rumput liar yang panjang panjang dan hamparan danau kecil di depannya membuat tempat ini terkesan tenang. Apalagi dengan tak ada kehadiran satu orang pun di sana.

Tempat ini cukup masuk ke dalam hutan biasa, sehingga mungkin hanya sedikit orang yang tahu. Tempat ini adalah tempat yang biasa Nara datangi ketika ia tengah membutuhkan ketenangan sendiri. Tempat yang tempo hari menjadi tempat ributnya Nara dengan Jeon juga.

Sebuah pohon besar yang berdiri kokoh di sana kini menjadi sandaran bagi seorang arwah yang tengah dilanda dilema dan ketidak mengertian akan jalan kehidupan yang ia alami kini dan juga apa yang akan ia lakukan selanjutnya.

Jeon menghela napas lelah sembari menatap kosong kearah danau. Pikirannya seolah berputar putar dibenaknya yang membuat dirinya semakin pusing atas keadaan yang dialaminya.

Ia ingin hidup seperti sedia kala, itu pasti. Tapi disisi lain ia tak mau melupakan Nara yang sudah sangat banyak membantunya itu. Ia sangat membutuhkan Nara untuk menyelesaikan masalahnya, tapi semua ini bisa membuat Nara sendiri terancam.

"Arrggh!!" erang Jeon sembari mengacak rambutnya kasar sembari menyembunyikan wajahnya dibalik kedua pahanya yang ditekuk.

Deg

Tiba tiba, Jeon merasakan feeling yang tidak mengenakan. Ia sontak mendongak dan kemudian berdiri dari duduknya.

"Nara...!"

Dengan segera, Jeon pun langsung berteleportasi menuju tempat Nara berada.

Slap

Mata Jeon membulat sempurna saat ia melihat kamar rawat ayahnya yang kini sedang ramai dan.... Nara yang disandera oleh Reagan! Cutter itu membuat tubuh Nara menegang dan sama sekali tak bergerak.

"Kalau kalian mendekat, akan ku bunuh gadis ini!!" teriak Reagan.

Jeon semakin terkejut saat melihat darah telah mengucur di leher Nara. Tangan Jeon mengepal kuat dan rahangnya mengeras, apalagi saat ia ingat kalau dulu Nara pernah terkena serangan panik karena ulah Reagan. Dan sekarang? Berani sekali bajingan itu kembali menyentuh gadisnya.

"Bajingan ini..." Dengan geram, Jeon berjalan cepat menuju dimana Reagan berdiri dan dengan cepat ia pun menarik lengan Reagan yang memegang cutter dan membanting tubuhnya dengan kuat ke lantai.

Semua yang berada di sana sontak terlonjak kaget saat melihat tubuh Reagan yang tiba tiba jatuh dengan kerasnya di lantai sampai pelipisnya mengeluarkan darah walau tak banyak, tapi itu cukup membuat tubuhnya terasa remuk. Siapa yang tidak akan terkejut jika melihat Reagan yang tiba tiba terjatuh dengan sendirinya seperti dibanting tapi tak ada orang yang menyentuhnya sama sekali.

Sedangkan Nara langsung jatuh terduduk sambil menyentuh lemah luka dilehernya. Tubuh Nara melemas, kejadian ini membuat serangan paniknya sempat datang tadi. Luka goresan cutter ini membuatnya teringat kembali masa masa dimana ia sering di gores dengan pecahan kaca oleh ayahnya di masalalu. Tubuh Nara yang tadinya bergetar hebat kini berubah menjadi lemas. Sungguh rasanya sangat lemas, matanya pun berkunang kunang sampai kemudian....

Bruk!

👻 👻 👻

Nara membuka matanya perlahan. Cahaya yang langsung menusuk matanya yang membuat matanya berkedip kedip untuk menyesuaikan dengan cahaya sekitar. Nara pun bangkit duduk sembari memegang kepalanya yang masih terasa berat dan memandang sekitar yang Nara yakini ini adalah rumah sakit. Namun di sekelilingnya tak ada orang.

LATENT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang