🕒Chapter 17 : Pertemuan Tiba Tiba🕒

1K 94 11
                                    

Sebuah rasa cinta atau hanya sekedar suka?
Sebuah rasa suka atau hanya sekedar kagum?
Jawabannya ada pada dirimu sendiri.
.

👻 👻 👻

Happy reading 📖🌹

Nara melajukan mobilnya dengan kecepatan rata-rata menuju suatu tempat. Seperti biasa, Jeon duduk di sebelahnya tanpa kata.

"Lo nggak mau pulang?" tanya Jeon setelah menyadari bahwa mobil Nara berbelok tidak ke arah rumahnya.

"Mau lah. Apaan..."

"Kok beda jalur?"

"Mau makan, Je. Laper tau. Merjuangin hidup seseorang itu sangat butuh asupan nutrisi." jawab Nara. Jeon tertawa tipis mendengarnya.

"Omongan lo seakan-akan lo ini pacar gue." kata Jeon tanpa dosa. Mendengar itu, Nara merasakan sesuatu yang aneh di hatinya. Semacam berdesir.

"Oh, nggak mau gue perjuangin?" ancam Nara menghilangkan canggung dan groginya.

"Buruan ke tempat makannya dah. Otak lo udah abis bahan bakar banget." potong Jeon. "Lagian kalo gue jawab 'mau' lo pasti ambigu, kan?"

"Banget." jawab Nara spontan dan singkat. "Oh iya, temenin gue makan. Awas kalo ilang lagi!"

"Suka-suka dong. Kekuatan gue juga."

"Gaya banget, kekuatan gitu doang." cibir Nara.

"Emang lo bisa ngelakuin?"

"Nah elo sombong berasa kekuatan lo gede begitu, bisa kagebunshin kaga?" tanya Nara menantang.

"Shinra-tense aja sekalian!"

"Gaya lo shinra-tense. Kagebunshin aja kagak bisa."

"Bodoamat lah!"

Akhirnya mereka pun sampai di sebuah warung bakso. Tak bisa disebut warung juga sih, orang pakainya ruko.

Nara segera memarkirkan mobilnya dan masuk ke ruko. Ia mendekati gerobak bakso untuk memesan makanannya. Karena suasananya yang ramai, Nara harus mengantre terlebih dahulu.

Setelah memesan, Nara mencari tempat duduk kosong. Sekitar 25 menit kemudian, pesanannya datang. Tanpa ba-bi-bu lagi, Nara segera menambahkan 4 sendok sambal sampai kuah baksonya berwarna merah.

"Ntar mules, Ra." kata Jeon memeringati.

"Biarin." jawab Nara singkat. Ia pun langsung melahap baksonya.

👻 👻 👻

"Huah, kenyang. Hamdalah..." gumam Nara setelah makanannya habis.

Ting!

Ting!

Ponsel Nara berdenting membuat empunya merogoh tasnya. Sembari membuka notifikasi, Nara kembali menyesap es jeruknya.

LATENT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang