🕒Chapter 30 : Debat🕒

855 89 26
                                    

Jika hatimu banyak merasakan sakit, maka belajarlah dari rasa sakit itu untuk tidak memberikan rasa sakit pada orang lain.
.

👻 👻 👻

(1,8k word. Terpanjang selama part 168Hours) sampai saat ini. Ayo dong kasi apresiasi😉

Nara membuka matanya perlahan. Diliriknya jam dinding yang menunjukkan pukul 05.30am. Nara menyibak selimutnya dan berjalan menuju kamar mandi. Hari ini Hari Senin, ia harus ke sekolah.

Setelah mandi, Nara segera memakai seragamnya dan bersiap. Kemudian ia membereskan buku pelajaran sesuai jadwal hari ini.

Nara berjalan menuju meja makan dan membuka bungkus roti gandumnya kemudian mengoleskan selai kacang di atasnya. Selesai sarapan Nara segera berangkat ke sekolahnya dengan menaiki angkutan umum.
Sudah biasa bagi Nara untuk berangkat dengan angkutan umum bukan?

Setelah sampai, Nara segera membayar ongkos lalu masuk ke area sekolahnya.

Anna sampai bengong sendiri saat melihat Nara memasuki kelas.

"Wih! Abis berapa episode drakornya?" Tanya Anna. Sedangkan Nara hanya menatap Anna dengan bingung.

"Hah?"

"Tumben berangkat pagi, gak bisa tidur ya? Apa nonton drakor semaleman?" Tanya Anna.

"Yaelah, gue telat disindir abis ILC. Giliran berangkat pagi disindir abis nonton drakor. Padahal yang doyan banget drakor itu kan elo. Udah, mending besok gue gak berangkat aja sekolah sekalian." Kesal Nara. Anna tertawa mendengarnya.

"Iya iya. Maapkeun ya?" Ucap Anna. "Ya abis, mata lo ini lumayan panda loh. Gak bisa tidur?"

"Tidur kok." jawab Nara seadanya.

"Jam?"

"Setengah sepuluh." Jawab Nara lagi.

"Lah kok bisa item? Agak bengkak dikit lagi. Apa... Jangan jangan lo abis nangis, Ra??" tanya Anna tepat sasaran. Mendengar itu, Nara sedikit tersentak. Semudah itukah dirinya dibaca keadaannya?

"E... Enggak." untuk kali ini tidak seadanya.

"Jangan bohong." tuding Anna dengan tatapan mengintimidasi.

"Apanya yang mau ditangisin si, Nyonya Anna...?" Tanya Nara gemas. Mendengar itu, Anna menurunkan jarinya dan menghela napas.

"Iya udah deh. Kalo ada apa apa, cerita! Jangan dipendem sendiri. Oke?" kata Anna memperingati. "Lo itu tipe kalo nggak ditanya nggak bakal kasih tau si." lanjut Anna.
Sedangkan Nara hanya mengangguk pasrah.

Tak lama bel pemberitahuan upacara akan segera dimulai pun berbunyi. Semua siswa langsung berbondong bondong menuju lapangan upacara. Hari yang sangat cerah membuat keringat langsung membanjiri pelipis semua siswa.

Yang jelas dengan tambahan pidato kepala sekolah yang panjangnya ngalahin sungai Nil.

Entah apa yang terjadi pada Nara, hari ini ia merasa tubuhnya lemas dan kepalanya mulai berat. Nara mulai menundukkan kepalanya untuk menghindari terpaan sinar matahari langsung. Namun semakin lama kepala Nara semakin berat dan lututnya terasa sangat lemas. Dan pada akhirnya,

LATENT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang