Kebiasaan sepele ini mungkin terlihat tidak penting. Tapi cobalah, walaupun ringan tapi kau akan menemukan kesenangan yang belum kau dapatkan sebelumnya.
.👻 👻 👻
⚠ATTENTION⚠
Hai baca dulu yang ini yaa...
Kamu sudah di Chapter 23, yang baru baca sampai Chapter 21 jangan lupa untuk KEMBALI ke Chapter 22 yang ada di atas Chapter 18 /dibawah Chapter 17...☺️
Mohon maaf atas ketidak nyamanannya🙏☺️Happy reading ❤️
Nara mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang. Di sampingnya seperti biasa, ada Jeon yang melipat lengannya di depan dada sambil melihat ke arah depan.
“Gue suka cara lo ngomong tadi,” kata Jeon tiba tiba.
Nara menoleh sebentar lalu kembali fokus dengan jalanan. Apa sih maksud yang Jeon katakan itu?“Hah? Maksudnya?” tanya Nara. Jeon tersenyum manis dan menjawab,
“Lo pinter banget buat ngomong hal yang omong kosong ya ternyata. Hahahaha...” kata Jeon disertai tawa membahana yang membuat Nara terkesiap.
Selama ini Nara belum pernah melihat Jeon tertawa lepas seperti itu. Astaga... Tahukah kalian? Jeon tertawa lepas seperti ini, tingkat persentase gantengnya tambah. Kalian pasti oleng.
Namun dengan cepat Nara kembali fokus dengan jalan yang ada di depannya.
“Gue kira, gue bakal banyak titah lo. Tapi ternyata cuma gue kasih tau apa yang harus lo lakuin doang, lo udah ngerti, keren.” puji Jeon.
“Ya... Karena gue sering buat alasan sama guru BP kalo gue telat.” jawab Nara jujur. “Agak bulshit dikit boleh lah...” kata Nara sembari terkekeh.
“Lo sering telat ke sekolah?” tanya Jeon.
“Yah, mau gimana lagi? Abang gue sering banget pulang larut. Kalo dia pulang itu, gue mesti kebangun trus susah buat tidur lagi.” jelas Nara. "Seringnya si begitu."
“Lo punya abang, kan? Kok nggak pernah keliatan?”
“Ada, cuma lagi ada tugas kampus. Nanti juga balik dianya.” jawab Nara. Sedangkan Jeon hanya mangut-mangut saja sebagai responnya.
“Lo nggak takut tinggal sendirian?” tanya Jeon.
“Apa yang harus gue takutin? Setan? Nih, di sebelah gue ada. Apalagi? Penjahat? Kemaren dan besok besok gue juga bakal ketemu sama dia.” jawab Nara yang... Ada benarnya juga.
“Iya deh. Terserah.” Final Jeon. “Hhhh...” Jeon menghembuskan napas lelah.
“Kenapa?”
“Gue pengin balik ke kehidupan semula.” gumam Jeon.
“Tapi gue sendiri nggak tau, gimana caranya buat gue balik ke raga gue. Gue pengen hidup lagi, apa caranya sesulit ini?” gumam Jeon.“Lo pasti bisa balik, Je.” kata Nara menyemangati.
“Gue pengen hidup dan memperbaiki semuanya. Dan doain aja ya gue inget sama lo.” kata Jeon membuat jantung Nara berdetak lebih cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
LATENT ✔
Novela Juvenil- LENGKAP - Judul sebelumnya : 168 HOURS ⚠ Work without plagiarizing! ⚠ Berkaryalah tanpa menjiplak! ⚠ U-13+ (mau lanjut revisi, lupa dulu sampai bab brp😭) ______________________________________________ Genre : Romance - Fantasi Pertemua...