🕞Chapter 42 : Diri yang Dulu, Bukan Kemarin #2🕞

852 71 11
                                    

Kadang hati memang senantiasa sadar akan setiap kesalahan, namun ego seringkali datang dan mengambil alih.

👻 👻 👻

Kriek...

Pintu kamar rawat Jeon terbuka dan menampakkan Yeevendra yang sedang menenteng kresek putih berisi makanan yang telah dibeli olehnya. Ia melirik Jeon yang tengah asik dengan ponselnya. Yahh, orang nolep mana punya temen. Paling urusan kerjaan yang sudah lama ditinggalnya.

Yeevendra duduk di sofa dan membuka bungkus roti yang barusan ia beli.

"Hei, trockeneis!" panggil Jeon. Secanggung apapun Jeon dengan Yeevendra, dari Jeon SMP dia sudah memanggil Yeevendra dengan sebutan itu. Jadi sampai sekarang pun sudah terbiasa.

Yeevendra pun mendongak dan menatap kakaknya dengan tatapan seolah olah berkata 'apa?'. Karena mulutnya sedang mengunyah sekarang.

"Pak Reagan... Dia udah nggak kerja di perusahaan kita?" tanya Jeon dengan raut penuh tanya.

Yeevendra membuka kaleng susunya dan menyecapnya sedikit.
"Iya dia kan sekarang dipenjara. Perjodohan lo juga dibatalin kan?"

"Kok bisa?" tanya Jeon dengan alis yang bertaut semakin dalam.

"Semua bukti mengarah padanya. Ya dia nggak bisa ngelak. Dia juga yang bikin lo kecelakaan, kan?" mendengar itu Jeon terkejut.

Gimana Trockeneis bisa tau? Bukannya di lokasi kejadian dulu cuma ada gue sama Pak Reagan dan anak buahnya aja?? Batin Jeon bertanya tanya.

"Lo tau dari mana kalo dia yang buat gue kecelakaan?" tanya Jeon lagi. Yeevendra pun mengubah posisi duduknya. Ia membungkus kembali rotinya.

"Ada video dari kamera 360 dimobil lo."

Oke, Jeon sedikit menetralisir rasa terkejutnya. Dia akan bertanya lebih lanjut nanti, memang alasan yang Yeevendra berikan cukup masuk akal. Tapi, bukti apa yang cukup kuat untuk mengungkap siapa Reagan yang sebenarnya itu selain...

"Pak Reagan sampai dikeluarkan dan dipenjara, terus bukti apa yang lo maksud, neis?" tanya Jeon.

"Ada dokumen dokumen bukti kalau Pak Reagan memalsukan dokumen asli, terus dokumen data keuangan yang dia ambil. Semacam itulah, terus apa lagi ya?" jeda Yeevendra sambil mengingat ingat. Sedangkan Jeon sudah tak bisa berkata kata lagi.

Bagaimana dia dapat itu semua? Dokumen itu...

"Ah, ada juga rekaman pas Pak Reagan lagi nuker dokumen asli ke palsu. Dan Claire yang ngomong kalo dia cuma ambil harta lo doang..."

"Dari mana lo dapet itu semua?" potong Jeon.

"Nara, temen lo yang nyerahin itu ke gue dan Papa pas itu." Jawab Yeevendra seadanya. Jeon mengerutkan dahinya bingung.

"Nara?"

"Iya, Nara sahabat lo."

"Nara siapa?" tanya Jeon membuat Yeevendra mengejutkan dahinya.

"Nara siapa lagi... Ya sahabat lo lah." jawab Yeevendra dengan senyum candanya.

"Kapan gue punya sahabat, huh?" tanya Jeon dingin sembari menekankan kata sahabat.

"Apa maksud lo?" tanya Yeevendra memastikan.

"Harusnya gue yang nanya itu, Neis! Lo lupa, gue nggak pernah punya ikatan yang namanya persahabatan." jawab Jeon dingin dan menekankan kata terakhirnya.

LATENT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang