🕚Chapter 75 : Pesan Seorang Kakak🕚

676 55 2
                                    

"Kalau dia sampe mau terbuka dan menceritakan masalah itu sama lo, itu tandanya dia udah nyaman sama lo."

👻 👻 👻

Sebuah mobil bermerek dengan hitam mengkilap mulai memasuki wilayah HS Company. Mobil itu mulai berhenti dengan stabil tepat di depan lobi kantor.

"Okey... Udah sampe." kata Nara saat mobil terhenti dengan sempurna. "Makasih udah anter, kamu mau ke kantor juga abis ini?" tanya Nara kemudian.

"Iya," jawab Jeon. "Nanti pas jam makan siang aku jemput lagi, oke?"

"Oke!" jawab Nara semangat. "Yaudah, aku masuk ya. Kamu yang ati-ati!" pesan Nara yang langsung dijawab dengan anggukan mantap dari Jeon.

"Yaudah, bye..." pamit Nara dangan melambaikan tangannya.

"Eh, Ra! Tunggu bentar." panggil Jeon tiba tiba yang membuat pergerakan tangan Nara yang hendak membuka pintu mobil pun terhenti. Ia menolehkan kepalanya menghadap Jeon dengan raut tanda tanya.

"Kenapa?" tanyanya.

Tanpa menjawab pertanyaan Nara, Jeon menarik tangan Nara yang empunya sontak mendekat pada Jeon. Dan tanpa aba aba, Jeon meraih kepala Nara dan mencium puncak kepalanya.

Hal itu jelas membuat Nara terkejut.

Jeon pun melepas ciumannya dari puncak kepala Nara dan beralih membelai kepalanya.
"Ketinggalan," kata Jeon sembari terkekeh. "Udah sana masuk. Ntar telat absen."

Nara memegang puncak kepalanya sendiri dan bertanya, "Tadi itu apaan?"

"Moodbooster..." jawab Jeon sembari terkekeh. Mendengar itu Nara jadi ikut tertawa kecil.

"Modus iya!" kata Nara. "Yaudah, aku masuk." Setelah mengatakan itu Nara pun keluar dari mobil dan berjalan menuju lobi. Tak lupa ia juga melambai saat mobil Jeon mulai melaju keluar dari area kantor.

👻 👻 👻

11.45pm

Jeon keluar dari mobilnya setelah ia berhasil memarkirkan mobilnya di tempat parkir yang tersedia di sisi lain kantor tempat Nara bekerja.

Setelah mengunci mobilnya, Jeon berjalan menuju lobi dan menghampiri meja resepsionis.

"Excius me?"

"Ya? Ada yang bisa saya bantu, pak?" tanya Yura, resepsionis itu. Yura sedikit mengerutkan dahinya saat melihat bahwa lawan bicaranya adalah Jeon.

Jeon tersenyum sangat tipis, ia tahu pasti Yura merasa tak asing dengan wajahnya.

"Tunggu, bapak... CEO dari Frissia Group yang kemarin, kan?" tanya Yura memastikan. "Bapak ada keperluan apa?"

"Saya mau bertemu dengan Naraya Hasegawa, bisa?" pinta Jeon.

"Bu Naraya? Bapak ada..."

"Jeon?" panggil seseorang membuat kalimat yang akan dilontarkan Yura pun terpotong. Keduanya menoleh kearah sumber suara dan mendapati seorang pria berjas tengah berdiri tak jauh dari Jeon berdiri sekarang.

"Oh, bener. Lo Jeon, kan?" tanya orang itu memastikan. "Lo ngapain di sini?"

Jeon mengerutkan dahinya bingung.

Siapa? Kok bisa kenal gue?

"Em... Maaf anda siapa, ya?" tanya Jeon membuat raut wajah orang di hadapannya jadi mendatar.

"Calon kakak ipar lo." jawab pria yang tak lain adalah Leo itu datar.

"Kakak ipar?" tanya Jeon yang masih loading.

LATENT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang