🕒Chapter 08 : Today🕒

1.3K 158 20
                                    

Maaf jika apa yang aku lakukan selalu membuatmu kesal. Ini adalah sifatku. Dan ini salah satu cara agar aku bisa semakin akrab denganmu.
.
~Jeonne Frissia~

👻 👻 👻

(typo kasih tau yaa)

Happy reading ❤️

"Jangan berpikir buat kabur, Naraya Athava." kata Jeon dingin. Mendengarnya Nara jadi merinding sendiri.

"E... Mmm, kayaknya nggak dulu deh. Gue ada urusan. Lo duluan aja, Na."

"Bener nih? Yaudah deh. Gue duluan, ya?" pamit Anna.

Setelah kepergian Anna, Nara kembali menatap Jeon. Di sana Jeon masih dengan posisi yang sama.
"Tunggu apa lagi?" tanya Jeon dengan nada angkuhnya.

Nara mengambil ponselnya yang ada di meja kantin dengan kasar, kemudian menempelkannya ke telinganya sendiri.

"Apa yang udah lo lakuin ha?" tanya Nara.

"Harusnya gue yang tanya sama lo. Kenapa lo nempelin ponsel ke telinga lo? Sedangkan gue tau lo lagi nggak nelpon siapa siapa. Nggak usah sok sibuk." tanya Jeon heran.

"Dasar nggak sadar wujud." gumam Nara.

"Heh setan! Semua orang akan ngira kalo gue udah gila kalau gue ngomong ama angin." jawab Nara ketus. Sedangkan Jeon hanya mangut-mangut.

"Terserah lo aja. Tapi sekarang lo pulang dan ganti pakaian lo, abis itu lo ikut gue! " perintah Jeon yang terdengar tanpa bantahan.
"Dan lagi, gue nggak terima protes apalagi penolakan." lanjutnya yang membuat Nara bersungut kesal.

Setelah mengatakan itu, Jeon menghilang. Nara hanya bisa pasrah dan berjalan kaki menuju kelasnya untuk mengambil tasnya.

"Dasar setan gila! Licik, jelek, ngeselin!" gerutu Nara di tengah jalan.
"Seenggaknya kasih gue kendaraan apa kek. Maunya cepet tapi gue malah ditinggal, ogeb." kesal Nara sambil menendang-nendang kerikil yang ada di depannya.

Tak lama, angkutan umum pun datang menghampiri Nara. Dengan segera, Nara menaikinya dan pulang.

Sesampainya di rumah, Nara dikejutkan dengan tertidurnya Jeon di sofa ruang keluarganya.

"Eh, mamak setan kaget!" latahnya. "Lah! Gue kira siapa? Setan bisa tidur juga ternyata." gumam Nara sambil berlalu menuju kamarnya.

Ia merasa harus mandi walau hanya sebentar. Setelah mandi, dipakainya kemeja putih panjang dan jeans panjang. Rambut panjang miliknya ia ikat kuda ke belakang. Sedangkan poninya ia biarkan tergerai di samping jidatnya. Setelah memoles wajahnya dengan make up senatural mungkin, Nara pun keluar dari kamarnya.

Dilihatnya Jeon yang masih dengan posisi yang sama. Nara mendengus kemudian memajukan tangannya berniat untuk membangunkan Jeon. Namun belum juga sampai ke Jeon, tangan Nara berhenti di udara. Ia baru ingat kalau Jeon bukan manusia. Hanya wujudnya dan asalnya saja.

Akhirnya Nara pun memutuskan untuk memanggilnya.

"Wei, bangun! Siapa yang tadi bilang suruh cepet, ha?" teriak Nara. Tak lama, Jeon pun langsung membuka matanya dan berdecak kesal.

"Gak usah teriak teriak!" kesalnya sembari menyugar rambutnya yang berantakan dengan jari-jemarinya.

"Terus kalo nggak teriak, gimana gue bangunin lo?" tanya Nara sambil berkacak pinggang.

LATENT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang