🕚Chapter 74 : I've Got A Girlfriend🕚

705 49 1
                                    

Sibuk menolong orang, jangan sampai diri sendiri tak tertolong!

👻 👻 👻

Setan Bawel
¬ Naraya...
¬ Kamu udah tidur?
¬ Aku di depan gerbang rumah... Kalo belum tidur, keluar ya?
¬ Aku tunggu...

Setelah membaca isi pesan dari Jeon, Nara sontak langsung mendudukkan tubuhnya. Benarkah Jeon di depan? Apa ini cuma candaan? Apa ponsel Jeon cuma bajak?
Namun tak ayal, Nara memilih keluar juga. Ia mengambil mantel jaket merahnya dan berjalan keluar rumah.

Nara membuka pintu utama dan menoleh ke sana ke mari namun tak menemukan sosok yang ia cari.

Ah iya, Jeon nggak pernah ke sini. Apa jangan jangan masih di depan sana, ya?

Nara pun mengambil sendal jepit seadanya di rak dan berjalan cepat menuju gerbang yang cukup jauh dari rumahnya. Karena memang area rumah Tama sangatlah luas. Kalau masuk gerbang tidak akan langsung nampak rumah. Yang ada hanya taman dengan pepohonan dan hamparan rumput hijau yang terpangkas rapi.

Sampai akhirnya Nara sampai di depan gerbang utama dengan ukurannya yang raksasa itu. Nara mengatur napasnya sebentar, lalu membuka pintu yang seukuran dengan pintu single biasa. Di sana memang ada dua pintu, pintu single itu bisa digunakan jika pemilik rumah keluar hanya dengan berjalan kaki saja. Masa iya hanya berjalan kaki, tapi harus membuka gerbang yang ukurannya raksasa itu. Kan repot.

Nara pun membuka pintu itu dan keluar dari area rumahnya. Ia mengangguk sopan pada dua security yang sedang bertugas di sana.

"*Malam, nona." sapa salah satu dari mereka.

"*Malam..."

Mata Nara akhirnya dapat menangkap sosok Jeon baru keluar dari mobilnya. Ia memang menunggu di dalam mobil sedari tadi. Nara menatap Jeon tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

"Ra..." panggil Jeon.

"*Nona, apakah anda kenal orang ini? Tadi orang ini minta masuk dan bertemu dengan anda." kata salah satu security.

"*Ah, iya. Dia... Kekasih saya." jawab Nara yang membuat kedua security itu agak terkejut. Sedangkan Jeon tak mengerti apa yang Nara bicarakan, karena memang Jeon tak bisa Bahasa Jepang.

"*Oh! Maaf, nona. Kami tidak tau kalau dia kekasih nona."

"*Tidak apa apa." jawab Nara sembari tersenyum. Ia pun mengalihkan pandangan ke Jeon.

Tanpa kata, Nara pun kembali masuk ke area rumahnya. Namun tak lama, Nara kembali karena merasa Jeon tak mengikutinya.

"Mau ikutan jadi security?" sindir Nara membuat Jeon tersadar. Ia paham bahwa Nara memintanya untuk masuk. Ia pun berjalan masuk mengikuti Nara.

"Ra..." panggil Jeon, namun Nara tetap berjalan tanpa menggubris panggilan Jeon.

Nara terus berjalan sampai mereka sampai disebuah bangku yang tersedia di sana. Nara pun menghampirinya dan duduk di sana diikuti Jeon yang duduk di sebelahnya.

Sampai selang 10 menit lebih, belum ada percakapan yang dimulai dari kedua belah pihak.

"Kalo mau diem, mending pulang aja sono. Aku mau tidur. Ngantuk." sarkas Nara sembari beranjak dari duduknya. Namun dengan cepat Jeon meraih tangan Nara dan membuatnya kembali duduk.

"Maaf..."

Nara menatap sayu pria yang ada di sampingnya kini. Pria yang tidak ada kabar sama sekali selama dua minggu terakhir itu, sekarang tiba tiba datang? Mengesalkan.

LATENT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang