🕒Chapter 33 : Final Mission🕒

770 67 4
                                    

Melawan demi kebenaran memanglah sulit. Dan hasilnya mungkin bisa diluar ekspetasimu sendiri. Tapi ketahuilah, bahwa 'hadiah' dari keberanianmu tengah menunggu di depan sana.
.

👻👻👻

"Tunggu Alan. Sepertinya aku pernah lihat dia di kantormu." Kata Reagan sembari menatap Nara dengan tatapan mengintimidasi membuat Nara menegak salivanya.

"Benarkah?" Tanya Alan.

"A... Ah mungkin anda salah lihat Pak Reagan." Sahut Yeevendra. Namun walau begitu Reagan tetap menatap Nara dengan tatapan penuh selidik.

"Nggak nggak, aku yakin aku..."

"Sudah sudah, itu kita bicarakan itu nanti saja ya? Sekarang papa ada perlu sebentar lagi dengan Tony. Kalian tolong keluarlah dulu." Potong Alan. Mendengar itu, Reagan tersenyum penuh kemenangan.

"Tunggu Pak Frissia! Maaf saya lancang, tapi saya harus memberitahu ini pada anda sebelum terlambat." Kata Nara membuat Alan dan juga Reagan mengerutkan dahinya.

"Hei, kau bisa katakan itu nanti. Kami sedang ada urusan penting. Dasar anak muda jaman sekarang, tidak tahu sopan santun." Séla Reagan.

Dasar bajingan jaman sekarang. Tidak tau diri! Batin Nara membalas.

"Maaf Pak Frissia, tapi saya harus mengatakan ini sesuai dengan niat awal Jeon." Kata Nara yang membuat pandangan Alan dan Reagan teralihkan. Mereka terkejut dengan apa yang Nara katakan. Apalagi saat kata 'Jeon' keluar dari mulut Nara yang tergolong orang asing itu.

"Apa maksudmu? Kau mengenal Jeon?" tanya Alan.

"Saya sangat mengenal Jeon. Dia memang tidak meminta saya untuk memberitahukan ini. Tapi saya merasa harus ikut campur karena masalah ini semakin larut. Ini suatu hal yang anda belum tahu tentang Pak Reagan." Jawab Nara membuat Reagan geram.

"Hei bocah! Bicara apa kau? Tidak sopan sekali." Potong Tony sembari menunjuk kearah Nara. "Alan, jangan mudah percaya semua yang dikatakannya. Lihatlah pakaiannya, dia hanya bocah SMA yang tak tahu apa apa."

Mendengar itu Yeevendra menoleh. Ia baru sadar kalau Nara menggunakan seragam SMA. Tapi, bukannya Nara bilang ia sudah kuliah?

"Nara..." panggil Yeevendra. Nara yang menyadari kebingungan Yeevendra pun menoleh.

"Gue jelasin nanti." katanya. Yeevendra pun akhirnya terdiam.

"Saya tidak memaksa anda untuk percaya Pak Frissia. Saya hanya menyampaikan apa yang akan Jeon sampaikan kepada anda sebelum ia mengalami kecelakaan sebulan lalu. Saat ini juga saya akan memberikan semuanya pada anda." Kata Nara. Nara menoleh dan menatap Yeevendra dengan tatapan bertanya.

"Apa gue boleh kasih ini ke Pak Frissia?" Tanya Nara dengan suara pelan pada Yeevendra. Yeevendra nampak berfikir sebentar pasal kondisi kesehatan ayahnya kini namun pada akhirnya dia mengangguk.

"Baiklah, dan Pak Frissia tolong lihatlah ini."

"Alan jangan dengar kata katanya! Dan kau, kau tidak lihat kondisi sahabatku sekarang?" Seru Reagan.

"Sahabat katanya...." Gumam Nara sambil tersenyum mengejek.

"Baiklah, akan kulihat apa yang akan kau tunjukkan padaku." Kata Alan pada akhirnya.

"Alan!" seru Reagan tak terima.

"Cukup Reagan!" potong Alan tegas.

"Tapi Alan..."

"Pak Reagan." panggil Nara tenang. "Anda kenapa? Kenapa gelisah? Kalau anda tidak salah bukannya seharusnya anda tidak mempermasalahkan ini semua?" pancing Nara. Mendengar itu Reagan semakin tak bisa berkata kata.

"Kau!" tunjuk Reagan dengan geram.

"Kenapa? Anda takut?" tantangan Nara.

"Sudah sudah, hentikan! Kau Nona, jika kau ingin menunjukan sesuatu maka cepatlah."

Nara mengangguk, "Maaf, saya akan tunjukkan sekarang."

Nara pun membuka tasnya dan diambilnya map yang berisi berkas berkas bukti tersebut. Kemudian Nara memberikannya kepada Alan. Karena Nara selalu ingat kata kata Jeon,

'Video itu terakhir!'

Nara sebelumnya sudah pernah membaca berkas berkas itu. Awalnya memang ia tak mengerti sama sekali, namun setelah Jeon menjelaskannya, Nara mengerti apa saja isi berkas itu.

Itu adalah laporan laporan yang Reagan palsukan. Ia sengaja memalsukan laporan yang Jeon berikan agar kepercayaan Alan pada Jeon menipis. Namun beruntung karena salah satu asisten Jeon ada yang mengetahuinya dan dengan segera memberi tahu Jeon. Jeon segera mengambilnya kembali dan meminta salah satu CFOnya menulis ulang laporan yang asli. Sedangkan laporan palsu itu ia simpan rapat rapat tanpa sepengetahuan Reagan.

Sebenarnya Jeon pernah bercerita pada Nara, kalau perusahaannya pernah turun pendapatan padahal Jeon sudah bicara dengan CFOnya untuk semaksimal mungkin mengerjakan semuanya dengan teliti. Dan yang membuat Jeon merasa aneh, CFO dan pengurus keuangan lainnya bilang laporan yang ia buat sudah benar, pendapatan juga tidak menurun.

Sampai selang dua bulan, bukannya membaik malah makin memburuk. Itu semua membuat Jeon mendapat teguran dari Alan, selaku Presdir di sana. Sampai akhirnya, tak lama asisten Jeon melaporkan bahwa ia melihat tingkah Reagan yang mencurigakan itu.
Itulah awal dari Jeon mengetahui semuanya. Memang dari awal, Jeon sudah kurang suka dengan 'sahabat' papanya itu.

Dan berkas yang kedua adalah berkas bukti bahwa Reagan telah mengkorupsi uang perusahaan selama ini. Semua itu ada di berkas yang di bawa oleh Nara. Semua berkas itu asli dan bukan berupa fotocopy.

Alan terkejut melihat isi berkas itu begitu pula dengan Reagan. Sedangkan wajah Reagan sudah pucat pasi sekarang.

"Bagaimana dia..." gumam Reagan dengan tenggorokan yang tercekat.

"Dari mana kau dapatkan semua ini?!" Tanya Alan.

"Alan jangan mudah percaya dengan... "

"Tunggu Reagan. Aku ingin mengetahui darimana gadis ini mendapatkan ini semua." Potong Alan.

"Saya mendapatkan ini semua dari Jeon sendiri." Jawab Nara.

"Kau ini sebenarnya ada hubungan apa dengan Jeon, huh?" Tanya Alan.

"Saya teman dekat Jeon." jawab Nara tegas.

"Jeon tidak pernah terikat hubungan seperti itu. Aku tahu siapa dia." Bantah Alan.

"Jika papa tidak percaya, aku akan bawa orang yang akan membuat papa percaya." Sahut Yeevendra tiba tiba. Nara sendiri tak tahu apa yang Yeevendra maksud.

"Apa maksudmu? Siapa?"

"Masuklah! " Perintah Yeevendra. Orang itupun masuk dan membuat Alan juga Reagan terkejut. Namun berbeda dengan Nara, karena Nara sudah tahu siapa orang itu dan Nara sudah mengerti apa yang direncanakan oleh Yeevendra sekarang.

"Selamat sore, Pak Presdir."

👻 👻 👻

TBC

Hai, klo kalian mau kritikin ceritaku aku persilahkan bnget ya. Biar aku tau mana yg salah. So, kalau ada kesalahan silahkan koreksi🙏🙏

Btw...

Aku kasi bocoran bab selanjutnya nihh, next bab itu dominan flashback.

Jadi, aku bakal up lagi. Tapi hari selasa besok ya... 😉

C U🕊️

LATENT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang