🕒Chapter 02 : Hukuman🕒

2.1K 222 18
                                    

Dari dulu fisika dan matematika itu sama. Sama-sama ada rumusnya dan sama-sama mumetinnya. Nggak beda jauh lah sama hidup.
.
~Naraya Athava~

👻👻👻


Happy reading ❤️

"Bersyukurlah, biasannya kan Bu Endah kasih soal minimal ya sepuluh kan...."

Mendengar itu membuat Nara berdecak kesal. Dengan mulut yang masih menggerutu, dibukanya buku paket halaman 173 dan mata Nara dibuat makin melotot karenanya.

"Wah, shit! Soalnya beranak tujuh gini sama aja dikasih empat belas soal! " kesal Nara.

"Eh? Beneran?" tanya Anna.

Ia pun langsung ikut ikutan membuka buku paket matematikanya. Setelah melihat dan menghitung total soalnya, ternyata apa yang dikatakan oleh Nara itu benar. Anna pun cengengesan sambil melihat kearah Nara yang sudah meliriknya dengan sinis.

"Eh, iya ternyata. Ahaha... Ya udahlah semangat aja! Matematika itu mudah kok."
Mendengar itu Nara hanya mencibir.

"Inget, Ra. Matematika ilmu yang menyenangkan..." lanjut Anna sembari menyanyikan lagu anak tentang matematika yang cukup terkenal itu.

Tak mau kalah, Nara pun ikut menyanyikan lagu itu dengan lirik yang terbilang melenceng.
"Matematika... Ilmu yang meresahkan!"

"Lah? Dia ngarang sendiri liriknya." gumam Anna tak habis pikir.

Dengan malas Nara pun mengambil bolpoin dari tasnya dan mulai mengerjakan soal soal tersebut.

Saat sedang mengerjakan soal, tiba tiba Bu Endah berteriak,
"

Naraya Athava!" panggilnya yang membuat Nara terlonjak kaget.

"Sa...saya bu?"

"Ke mari kamu!" Nara pun menuruti perintah gurunya dan bangkit dari tempat duduk.

"Kamu ini apa apaan? Buku kosong gini kamu kasih ke saya!" protes Bu Endah.

"Hah? Masa kosong, bu?" tanya Nara tak percaya.

"Nih kamu lihat sendiri!" tunjuk Bu Endah sambil menyerahkan buku tugas milik Nara. Nara pun menerimanya dan terkejut juga saat melihat bahwa isinya memang kosong melompong.

"Loh! Perasaan tadi malam saya kerjain kok, bu! Masa jadi kosong begini?" tanya Nara sambil membolak balikkan halaman di buku tugasnya.

"Ya mana saya tau!"

"Tapi tadi malam saya ingat benar kalau saya ngitung gitu, bu!" kekeh Nara.

"Paling kamu lagi ngitung taoge!" jawab Bu Endah.

"Ya ampun, bu! Ngapain saya ngitungin taoge kalau saya aja nggak suka taoge."

"Ya terus pekerjaan kamu, kamu ke manakan?" tanya Bu Endah gemas.

"Ya intinya tadi malam saya ngerjain soal, bu..."

"Coba yang gimana soalnya, sih??"

"Yang gini kira kira bu, sebuah gelombang gempa terasa di Malang dengan intensitas 6 x 105 W/m². Nah terus jaraknya itu... " jelas Nara sambil mencoba mengingat ingat soal yang tadi malam dikerjakannya.

LATENT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang