"Ini bukan salah gue, tadi anak kecil itu tunjukin gue kalau ada tante-tante yang kecelakaan," jelas Adit menunjukan ke arah anak kecil yang tengah duduk di kursi dengan memeluk tas selempengan milik Ica.
Fikri berjalan ke arah anak kecil yang tengah memeluk tas Ica dengan menitihkan air matanya.
"Om siapa?" tanyanya mengusap air mata di pipinya.
"Om suami nya tante yang ada di dalem sana," jawab Fikri dengan menunjukan ruang UDG.
Gadis kecil itu turun dari duduknya dan langsung memeluk erat tubuh Fikri, dengan berbicara.
"Maafin Ara om, ini semua salah Ara hiks ...," ucap nya dengan air mata yang terus mengalir di pipinya.
Fikri membalas pelukan sang anak kecil itu sembari mengelus lembut pucuk kepalanya. "Salah Ara?,"
"Iya ini salah Ara hiks ... coba aja tadi Ara kepinggir pas ada mobil hiks ...,"
"Maksudnya gimana heum?" tanya Fikri.
Perlahan gadis kecil itu melepaskan pelukannya, sama hal nya dengan Fikri. Fikri mengangkat anak kecil itu untuk duduk di kursi panjang.
"Tadi Ara lagi ambil anak kucing di tengah jalan hiks ... terus tadi tante itu teriak-teriak. Tapi aku hiks ... gak dengerin kirain aku hiks ... gak ada mobil truk di arah jalan hiks ...," jedanya mengusap air mata di pipi nya.
"Terus tadi tante itu hiks ... dorong Ara sampai ke pinggir jalan hiks ... terus tante itu yang ketabrak hiks ...," gadis kecil bernama Ara itu kembali memeluk Fikri.
"Udah ya jangan nangis, itu bukan salah kamu kok, ini takdir Allah." jawab Fikri tersenyum.
"Tapi itu om nangis, berarti ini salah aku hiks ...," tunjuk nya pada air mata yang keluar dari mata Fikri.
"Gak bukan nangis kok, nih senyum nih," Fikri mengusap air mata nya dan menunjukan senyum manis.
"Oh iya nama kamu siapa tadi? Ara ya?" lanjut Fikri.
"Itu nama panggilan aku om, nama aku Tiara om," jawabnya tersenyum dengan mengusap sisa-sisa air matanya.
"Oh tiara, bagus ya namanya,"
"Tunggu sebentar ya, om telpon dulu keluarga om," lanjut Fikri, gadis kecil itu mengaguk sebagai jawaban.
____
Sudah hampir setengah jam dokter yang menangani Ica belum muncul keluar ruangan. Dan beberapa menit yang lalu keluarga Al-farizi juga keluarga Aj-jaya telah sampai di rumah sakit."Ica gak papa kan?" tanya Aminah khawatir.
"Gak tau mah, dokter yang nangani Ica belum keluar-keluar," jawab Fikri.
"Ica kenapa? Sebenarnya apa yang terjadi sama Ica?" tanya Sahal pada Fikri.
"Ketabrak mobil truk," jawab Fikri.
"Astagfirullah," ucap Aminah menutup mulut dengan tangan nya, Aminah hampir jatuh ke lantai, tapi tertahan oleh sahal.
"Mamah duduk dulu ya," Sahal membantu Aminah duduk di kursi.
"Ica pah Ica hiks ...,"
"Tenang mah tenang, kita doakan semoga Ica baik-baik saja,"
Aminah tidak membalas atau mengatakan apapun lagi, ia memeluk suaminya dengan air mata yang terus mengalir.
"Tenang mah," Sahal mengusap lembut puncuk kepala Aminah.
Gadis kecil yang duduk di dekat pintu berlari ke arah Aminah yang tengah menangis didalam pelukan Sahal.
Gadis kecil itu bersujud di kaki Aminah dan Sahal, ia terus berbicara. "Maafin Ara kek, nek hiks ... ini salah Ara hiks ...,"
"Bangun nak bangun,"
Aminah yang tersadar dengan seseorang yang memegang kaki nya langsung melepaskan pelukannya dan membangunkan Ara.
"Maafin Ara nek hiks ...,"
"Maksud Ara gimana?"
"Akibat tante itu tolongin Ara, tante itu hiks... jadi ke tabrak truk dan masuk rumah sakit hiks ... maafin Ara nek maafin," gadis kecil itu terus menangis meminta maaf.
"Ini bukan salah kamu nak, kamu jangan nangis yah," Aminah menghapus air mata di pipi Ara.
Seorang dokter wanita keluar dari ruangan UDG yang menangani Ica, "maaf apa kalian keluarganya?" tanyanya.
Semua anggota keluarga berdiri dari duduknya dan berjalan mendekat ke arah dokter wanita itu.
"Saya suaminya,"
"Maaf dok saya tidak tau," ucap dokter wanita itu tersenyum kikuk.
"Istri saya gimana dia baik-baik aja kan?" tanya Fikri, ia sudah tidak sabar menanti jawaban dokter wanita itu.
"Maaf istri dokter ...,"
____
Follow aku ya:)

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sang Dokter (Slow Up)
General Fiction17+ [Sedikit dan gak banyak mengandung unsur dewasa] Follow sebelum baca :) *** Mencintai setelah menikah itu, INDAH. mau apa-apa gak sungkan, tinggal lakuin aja. kan udah sah. *** ⚠ Cerita ini pertama buat, mohon maaf atas tada baca yang tak sesuai...