Chapter 70

315 5 0
                                    

Selamat membaca ...

...

Pria dengan memakai celana pendek selutut, juga kaus putih yang telah melekat ditubuhnya. Sejak beberapa menit yang lalu pria itu terus mengubrak abrik lemarinya untuk mencari baju pas untuk hari ini.

"Bingung gue, semua baju kemeja. Apa perlu pake baju kaos oblong kek gini ya?" tanya pria itu dengan menatap teliti kaus putih pendeknya.

"Tapi, ini kek mau tidur," ucap pria itu lagi, ia harus mencari solusi pada siapa? Istrinya ngambek gegera baju, putrinya mana tau baju yang gak jadi caper, dan ibunya pasti tengah siapin perlengkapan sang suami. Ohhhh ...

"Aisyah! Yah, dia." pria itu menyambar ponselnya diatas meja sana, kemudian pria itu mencari kontak sang adik dan menelponnya.

*Aisyah*

"Isyahhh!" saat telpon telah diterima oleh sang pemilik, pria itu segera menyebutkan namanya.

"Iyah, Bang?" Terdengar ucapan diponsel sana, yang tak lain adalah Isyah, adik Fikri.

"Cepet ke kamar Abang!"

"Lah, ngapain?"

"Pokonya cepat!"

"Iya-iya Isyah kekamar otw."

Fikri, pria itu mematikan telpon secara sepihak. Dan tak lama kemudian, seseorang mengetuk pintu kamarnya.

"Masukk!" teriak Fikri.

Seorang gadis remaja memasuki kamar sang abang, gadis itu menatap abangnya dengan aneh. "Kenapa?" tanyanya.

"Bantuin cari baju!" balas Fikri pada adiknya.

"Bukan, kenapa Abang telpon Isyah? Kan kita serumah," tanya Isyah menatap Fikri.

"Gapapa, mager kalo harus jalan kekamar kamu."

"Magernya keterlaluan, sampe-sampe nelpon. Kamar isyah deket cuma kehalang satu kamar, dasar!" sindir Isyah pada abangnya, Fikri.

"Udah deh jan gerutu terus, cepet cariin baju yang bagus tapi gak jadi pusat perhatian." ucap Fikri pada adiknya.

"Hah? Atuh cari sendiri," balas Ica berjalan ke arah lemari.

"Abang bingung mau pake baju yang mana, tadi udah rapi-rapi pake baju, ehhh kakak kamu malah bilangin Abang caper ke tetangga lah, inilah itulah pusing jadinya, tauuu." jelas Fikri, pria itu duduk dikursi riah samping lemari.

Isyah hanya diam dengan menggeleng-gelengkan kepala, gadis itu segera mencari baju untuk sang abangnya.

"Ini?" Isyah mengacungkan baju tidur berwarna hitam, lengkap dengan celana pendek.

"Yakali, Abang bukan mau bobo, tapi pergi pindahan. Yaelah," ucap Fikri dengan menepuk jidatnya.

Isyah kembali memasuk baju tersebut dan kembali mencari baju lagi, netra gadis itu tak segaja menangkap baju panjang polos berwarna biru. "Nahh, ini nih!" katany dengan mengambil baju tersebut.

"Mana liat?" Fikri mendekat ke arah sang adik, pria itu menatap baju pilihan Isyah dengan inci.

"Yaudahlah, ini aja. Isyah juga pusing baju yang mana, baju Abang semua kemeja tau." ujar gadis itu menyodorkan baju berwarna biru itu pada sang abang.

"Celananya?"

"Nah, ini nih!" Isyah menyodorkan celana panjang berbahan katun pada Fikri.

"Yaudah deh, makasih ya adek Abang tercantik sekandang monyett!" ucap Fikri merampas celana dari tangan Isyah, dan pergi berlari menuju kamar mandi.

"Iiiiiih! Enak aja," bibir milik Isyah memaju kedepan, gadis itu kesal dengan Abangnya yang satu itu, ia pergi keluar dan kembali kekamar.

***

Dengan langkah santai pria berpakaian berwarna biru itu melangkahkan kaki melewati anak tangga demi anak tangga, netranya menatap sekeliling rumah yang akan membuat rindu.

Tanpa segaja netra pria itu terhenti saat melihat wanita berpakaian gamis tengah berdiri didekat kompor sana, seulas senyum terbit indah dibibirnya.

"Jangan ngambek terus dong," ucap pria itu kala dirinya telah berada tepat dibelakang wanita tersebut.

Wanita itu tak merespon apapun saat suaminya berbicara, wanita itu sibuk dengan pekerjaannya.

"Minggir dulu, nanti kena minyak panas baru tau rasa!" sewot wanita itu dengan menyingkirkan sang suami dibelakangnya.

"Gapapa, 'kan aku Dokter. Jadi ya tinggal obat aja," kekeuh pria itu tak mau kalah.

"Keras kepala!"

Ica, wanita itu kembali melanjutkan aktivitasnya tanpa menghiraukan keberadaan suami dibelakangnya.

Aww!

Rintihan itu muncul dibibir milik suami Ica, siapa lagi kalau bukan Fikri. Pria itu terkena cepretan minyak hingga tangannya memerah.

Bersambung ...

Maaf baru up, soalnya gak mood ngetik_-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 07, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta Sang Dokter (Slow Up)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang