Chapter 34

88 3 0
                                    




Bruk!

Akibat mendorong anak kecil itu, Ica terpental jauh akibat tertabrak truk.

"Aduh..," ringis anak kecil itu.

"Tanteee!" teriak anak kecil itu berlari ke arah Ica yang tergeletak setengah sadar.

"Tante bangun tante!" anak kecil itu menggoyang-goyangkan badan Ica.

"D--dek to--tolong tel--pon su--suam--i tan--te, h--p nya a--a--ada di t-aass," ucap Ica berpotong-potong.

Setelah Ica berbicara, Ica tak sadarkan diri, ia pingsan.

"Tapi aku gak tau caranya," lirih anak itu.

"Tante! Tante! Tante!" anak kecil itu kembali memanggil Ica.

Di pinggir jalan itu tidak ada orang, kecuali ia dan Ica. Anak kecil sekitar berumur enam tahun dengan berbalut jilbab itu bingung, ia harus gimana.

Ia berlari mencari pertolongan, dengan berteriak. "Tolong! Tolong!"

Anak kecil itu terus mencari seseorang yang bisa membantu Ica, ia melihat seorang pria yang tengah menelpon sembari berdiri di depan pintu mobil.

Anak kecil itu berlari mendekat ke arah pria, dan berbicara. "Om, om! Tolongin aku om!" ucap anak itu menarik baju pria itu.

Pria itu mematikan ponselnya dan berjongkok untuk sejajar dengan anak kecil itu.

"Kenapa?"

"Tolongin aku om hiks..,"

"Tolongin kenapa?"

"Di sana ada tante-tante ke tabrak,"

"Dimana?"

Anak kecil itu berlari, dan pria dengan jas hitam itu mengekori anak kecil itu.

"Dimana? Masih jauh?" tanya pria itu berlari pelan mengejar anak kecil.

"Itu om," tunjuk anak kecil itu.

Mereka telah sampai di dekat Ica. "Astagfirullah Ica!" ucap pria itu kaget dan ia langsung mengendong Ica.

"Dek tolong ambil tas itu," titah pria itu menunjukan tas selempengan Ica yang telah berlumur darah.

Kepala, dan jalan lahir di tubuh Ica telah terlumur banyak sekali darah. Dan pria itu langsung membawa Ica dan di ikuti oleh anak kecil dibelakang. tak butuh waktu lama, mereka telah sampai di dekat mobil milik pria itu.

Dengan cepat pria itu menidurkan Ica di jok belakang, dan paha anak kecil itu menjadi bantal untuk Ica baring.

Setalah Ica dan anak kecil itu berada di mobil, pria itu memasuki mobilnya dan melajukan mobilnya dengan cepat.

Butuh waktu lima belas menit mereka sampai di rumah sakit, karna memang rumah sakit di daerah itu sangat jauh.

Dan kini, mereka telah sampai di rumah sakit. Pria itu langsung mengendong Ica ke luar dari mobil dan berteriak. "Suster tolong, suster!"

Beberapa orang suster datang dengan membawa tempat tidur dorong (gktau nmanya😅) pria itu langsung membaringkan Ica, dan suster itu langsung mendorong tempat tidur itu menuju UGD.

"Maaf pak, bapak tunggu diluar," cegah seorang suster, saat mereka telah sampai di depan UGD.

Suster itu menutup pintu, dan membantu menangani pasien juga dokter yang telah ada diruangan itu.

____

Tok tok tok!

"Fik! Fikri," panggil seorang pria dengan pakaian khas dokter, dan sembari mengetuk keras pintu ruangan Fikri.

"Masuk!" balas Fikri dalam ruangan itu.

"Istri lo Fik istri lo!" ucap pria itu dengan ngos-ngosan.

"Ada di sini? Suruh masuk aja, Sal." jawab Fikri santai, dengan memainkan ponselnya.

"Bukan itu! Istri lo ada di ruang UGD!" jelas Faisal dengan ngegas.

"Ngapain?" tanya Fikri dengan santai, ia masih memaikan ponselnya.

"K E C E L A K A A N!" ucap Faisal dengan mengeja kata demi kata.

"Apa?!"

Fikri langsung membanting ponselnya, dan ia langsung berlari ke arah ruang UDG. Dan Faisal, sahabat Fikri itu pun ikut menyusul Fikri.

Setelah sampai di depan ruangan Fikri melihat seorang pria dengan jas hitam, ia kenal dengan pria itu. Ya dia Adit, teman Ica SMA sekaligus orang yang waktu itu mereka bertemu di taman dulu.

"Apain lo istri gue?!" Fikri menarik kerah baju Adit.

"kalem, kalem."

"Apa maksud lo kalem. Hah?"

"Fik tenang Fik, kita dengerin penjelasan dia," ucap Faisal mencoba menenangkan Fikri, sahabatnya.

Fikri melepaskan cekalannya pada kerah baju milik Adit.

"Ini bukan salah gue, tadi anak kecil itu tunjukin gue kalau ada tante-tante yang kecelakaan," jelas Adit menunjukan ke arah anak kecil yang tengah duduk di kursi dengan memeluk tas selempengan milik Ica.

____


Maaf Kalo adegannya gk memuaskan

Cinta Sang Dokter (Slow Up)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang