Chapter 21

119 1 0
                                    


"Udah bangun Ca?" tanya Dwi saat melihat sang menantu berjalan ke arahnya.

Lah kok nanya udah bangun ya? Orang Ica udah bisa jalan dan udah kebuka mata, so pasti udah bangun dong.

"Eh hhe udah mah,"

"Yaudah sini duduk," Ica berjalan mendekat ke arah mertuanya, yang tengah menonton acara televisi.

"Kamu udah minum jamunya?" Dwi kembali bertanya, saat Ica telah duduk disamping nya.

"Jamu?"

"Iyah,"

"Ica belum minum mah, bahkan gak tau,"

"Fikri gak kasih tau kamu atau ambilin untuk kamu?"

"Belum mah, orang tadi Ica bangun mas Fikri gak ada dikamar,"

"Oh iya mah, mas Fikri pergi kemana ya?" lanjut Ica bertanya.

"Tadi dia pamit shalat berjamaah dimasjid,"

"Oh pastes," gumam Ica.

"Apa Ca?"

"Eh gak mah hehe,"

"Assalamualaikum," ucap seseorang diluar sana seraya membukakan pintu.

"Waalaikumsalam," jawab Ica dan Dwi.

Seseorang yang telah membukakan pintu itu berjalan ke arah sang ibu dan istrinya, ia adalah Fikri.

"Eh mas udah pulang," Ica menciumi punggung tangan Fikri.

Fikri membalas hanya dengan tersenyum tipis, dan langsung menciumi punggung tangan Dwi.

"Fikri kekamar dulu mah," pamit Firi berlalu ke atas.

Ica yang merasa aneh dengan Fikri akhirnya ia menyusul Fikri ke kamar.

"Ica susul mas Fikri dulu mah,"

"Yaudah gih,"

Ica mulai berjalan menaiki anak tangga yang cukup banyak, beberapa saat kemudian, Ica telah sampai didepan kamar. Ia memutar knop pintu, tapi pintu tidak terbuka. Artinya pintu dikunci dari dalam.

"Mass," teriak Ica dibalik pintu.

Fikri tidak menyahut panggilan Ica, ia tengah sibuk mengganti pakaiannya dengan kaos biasa.

"Mass," kedua kalinya Ica berteriak memanggil Fikri, tapi Fikri tidak membukakan pintu bahkan tidak menyaut panggilan Ica.

"Mass," lagi, dan lagi tak ada sahutan dari Fikri. Ica yang mulai kesal dengan sikap Fikri, ia kembali ke bawah untuk meminum air putih.

Ica menuruni anak tangga dengan kesal yang membara hatinya, satu anak tangga lagi yang harus ia lewati berhasil dilewatinya. Saat Ica tengah mengerutu sikap Fikri, ia tidak melihat ada sedikit air dilantai. Dan...

Sretttt.

"Massss," teriak Ica kencang.

____





♥__

Cinta Sang Dokter (Slow Up)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang