Chapter 36

95 2 0
                                        


"Maaf istri dokter ...,"

"Istri saya kenapa?" tanya Fikri dengan keras.

"Istri dokter ...,"

"Ngomong yang bener! Istri saya kenapa!?" teriak Fikri.

"Fik sabar Fik, bicara yang bener dok. kenapa dengan keadaan anak saya?" Sahal angkat bicara, sebab dari tadi dokter itu terus mengulang jawabannya.

"Katakan!" bentak Fikri.

"Maaf istri dokter mengalami keguguran, sebab tadi ia telat dibawa ke rumah sakit. Bayi di dalam rahim milik istri dokter telah meninggal, mungkin saat di perjalanan, dan istri dokter banyak sekali keluar darah, ia membutuhkan donor darah, dan juga kemungkin besar istri dokter mengalami amnesia sementara." jelas sang dokter itu.

"A--am--amnesia sementara?" tanya Aminah berpotong-potong.

"Iya bu, karna mungkin kepala istri dokter Fikri tebentur cukup keras. Tapi ini amnesia sementara tidak permanen,"

"Astagfirullah Icaaa," mendengar ucapan sang dokter tangisan Aminah pecah, dan ambruk ke bawah, Ia pingsan.

"Mamah! bawa mamah ke ruang rawat," Sahal mengendong Aminah ke ruang rawat dan di ikuti Nisa.

"Apa sekarang dia sudah sadar?"

"Belum dok, karna pengaruh bius kemungkinan istri dokter akan sadar 9-10 jam lagi,"

"Sekarang saya boleh liat istri saya?"

"Boleh,"

"Terima kasih dokter windi,"

"Sama-sama dokter,"

"kalau gitu, aya permisi dok," lanjut dokter Windi, dan Fikri hanya membalas dengan tersenyum dan mengagukan kepalanya.

Kini yang tersisa di depan ruangan hanya Fikri, keluarga Fikri, Faisal, Adit juga Ara yang tengah mematung di depan ruangan. Setelah mendengar penjelasan sang dokter, Ara terus menitihkan air mata.

"Gue ke dalem dulu, Ara om ke dalem dulu ya," pamit Fikri, teman Fikri juga Ara hanya mengagukan kepala sebagai jawaban.

Faisal, pria itu mendekat ke arah Ara yang sejak tadi terus menangis. Dan berkata, "Hey dek, jangan nangis terus dong," Faisal mengusap lembut air mata di pipi Ara.

"Ini salah Ara om dokter hiks ...," Ara kembali menangis.

"Udah ya kamu jangan salahin diri kamu sendirin. semua ini takdir nak, kamu berdoa aja supaya tante Ica cepat sembuh," ucap Faisal menengkan Ara.

"Makasi om, sekarang Ara mau ke mushala dulu. Mushala nya di mana om dokter?" ucap Ara berhenti dengan tangisan, dan menghapus air matanya.

"Di ujung kalidor ini, kamu lurus aja dari sini. Apa mau om anterin?"

"Gak usah om dokter, Ara sendiri aja. Ara pamit Assalamualaikum om dokter," Ara mencium punggung tangan Faisal dan berlari menelusuri kalidor untuk sampai di mushala.

____
"Caa, Icaa," panggil Aminah dengan keadaan mata merem.

"Icaaaa!" sekaligus Aminah terbangun dari tidurnya, dan ia langsung duduk.

"Mah, kenapa mah?" tanya Sahal khawatir, ia tengah duduk di sampingnya.

"Ica mana Ica yah mana?"

"Mamah tenang ya,"

"Gak yah, Ica mana? Mamah pengen ketemu Ica,"

"Tapi mamah pakai kursi roda ya?"

"Gak mau, mamah pengen jalan aja,"

"Mamah kuat?"

"Kuat isyaa allah,"

"Yaudah kalau gitu ayo, ayah papah mamah ya," ucap Sahal, dengan hati-hati Sahal membantu Aminah untuk turun ke bawah.

____
"Ca, maafin mas sayang, ini salah mas kenapa tadi mas gak paksa kamu pulang sama sayang, maafin mas," Fikri memegang lembut tangan milik Ica dengan air mata yang terus menetes melewati pipinya.

"Gara-gara mas kita kehilangan jabang bayi kita, dan kamu jadi amnesia maafin mas sayang maafin," Fikri terus berbicara kepada Ica, meski ia tau bahwa Ica sama sekali tidak mendengarkan ucapan-ucapannya.

Fikri mengelus lembut tangan Ica, sesekali ia kecup dengan lembut sembari air mata membanjiri pipinya.

"Permisi," ucap seseorang membuka pintu ruangan.

Dengan cepat Firki usap air mata di pipinya, lalu ia menengok ke arah seseorang di dekat pintu. Ia melihat wujud seorang dokter juga suster yang mendekat ke arahnya.

"Maaf menganggu dokter, saya mau mentranfusi darah untuk pasien," ucap Windi, dokter yang tadi menangani Ica.

"Oh masih ada stok darah?"

"Ada dokter, alhamdulillah masih banyak,"

"Oh oke, silahkan. Saya keluar dulu permisi," pamit Fikri.

____




Mkasi uda bca smpe sini:)

Cinta Sang Dokter (Slow Up)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang