Chapter 4

297 10 1
                                    

Selamat bacaaa")

⚫⚫⚫

Pov Fikri.

"Assalamualaikum." ucap seorang pria di samping gue dan istri gue.

"Waalaikumsalam." jawab Ica dan gue, melirik ke arah sumber suara.

"Lohh, Alisya yaa?" tanya pria itu pada istri gue, lah siapa dia yah?

"Iyaa. Ehh, Adit?" tanya Ica, pada cowo itu.

"Iya ca, udah lama gak ketemu. Apa kabar kamu ca?" tanya Adit pada Ica.

"Alhamdulillah baik dit, kamu?"

"Baik juga alhamdulillah,"

"Tambah cantik aja kamu yaa." lanjut tuh bocah yang tersenyum ke arah Ica, yang liat dari bawah sampai atas badan Ica. Dasar lelaki keganjenan!

"Heh, heh, jangan liatan istri gue kek gituh!" sewot gue, kesel ama tuh bocah.

"Ehh, maaf mas. Ica ini istri mas?" Tanya si adit itu ke gue.

"Iya! Kenapa?" balas gue jauh lebih sewot, tuman! Liatin istri gue kek gitu amat.

"Mas, eh jan sewot dong. Kenalin ini teman SMA aku Adit, Dit ini suami aku Fikri." Ica memperkenalkan kami berdua.

"Aditya Prasetyo." Ucapnya mengulurkan tangan ke arah gue.

Gue balas ulurin aja tangan gue, "Fikri!" balas gue.

"Kamu udah nikah Ca? Kok gak undang aku sih." tanya dia pada istri gue.

"Hehe maaf, abis aku gak tau rumah kamu dimana, jadi mau di kemanain undangannya hehe." jawab istri gue, dengan embel-embel aku kamu. Ih jijii deh!

"Iyah waktu itu aku tinggal di banten, sekarang pindah deh ku bandung." ujar tuh cowo itu.

"Oh." balas istri gue singkat, uhh mantep sayang.

"Emm, bedua aja? Gak sama anak gitu?" tanya Adit.

"Orang baru nikah kemarin! Masa iya langsung punya anak!" jawab gue sewot, haha suka deh sewot-sewot ke tuh cowo.

"Yaudah Ca, aku pamit dulu. Ada urusan." pamit si adit itu, yaudah pergi pergi aja. Ishh!

"Iyaa, hati-hati." balas Ica.

Dan si adit adit itu pun meledat pergi dari hadapan kita, huhh syukur alhamdulillah. Haha..

Beberapa saat si adit adit itu pergi, gue dan Ica kembali bercerita di iringi canda tawa kami.

"Sayang ayo pulang." ajak gue.

"ayoo, tapi.."

"Tapi?"

"Beli buah apel duluuu." jawab Ica.

"Yaudah ayo." balas gue.

"Yeeeeeeee." ucap Ica kegirangan.

Kini, kita pergi menuju parkiran. Untuk ambil motor dan melaju ke toko buah.

Sesampainya di toko, kita langsung menuju pada mang-mang penjual buah apel.

"Mang, beli apel 3kg." ucap Ica memesan.

"Siap nengg." jawab si amang itu.

Beberapa saat kemudian, amang tukang apel itu memberikan keresek putih.

"Ini neng."

"Berapa mang?"

"35000 neng,"

"Nihh mang." Ica menyodorkan uang senilai 50rebu.

"Ini kembaliannya." ucap amang itu memberikan kembalian sejumlah 15rebu.

"Gak usah, ambil aja kembaliannya." ucap Ica, uhh baik sekali istri gue. Tambah sayang deh wkwk.

"Makasi neng." ucap si amang itu tersenyum, Ica hanya membalas dengan mengagukan kepalanya seraya tersenyum.

"Marii." pamit gue.

"Marii."

***
Pov author.

Kini setelah mereka membeli buah apel, mereka kembali pulang menuju rumah. Karna jam yang melingkar di tangan Ica dan Fikri sudah menunjukan pukul 08:30.

Fikri memasukan kembali motor ke dalam garasi, Ica tidak menununggu Fikri. Ia, langsung menuju ke dalam.

"Assalamualaikum." ucap Ica membukakan pintu.

"Waalaikumsalam." ucap seseorang di dalam rumah, Ica langsung menyalami punggung tangan Sahal. Yang menjawab salamnya tadi.

"Fikri mana Ca?" tanya Sahal.

"Lagi, masukin motor ke garasi yah."

"Ohh, iya."

"Ica masuk kamar dulu yah."

"Iyah."

Ica, wanita itu langsung menaiki anak tangga. Pergi menuju kamarnya.

Setelah Fikri selesai memasukan motornya, ia masuk ke dalam rumah. Setelah ia mengucapkan salam dan mencium punggung tangan sang mertua, yang tengah duduk di sofa. Menikmati kopi hangatnya.

***
Jam sudah menunjukan pukul 6sore, kini Ica dan Fikri tengah melaksanakan kewajibannya. Yaitu shalat maghrib.

Setelah selesai, mereka berjalan beriringan menuju ke bawah. Berkumpul bersama keluarga.

Mereka telah sampai di ruang tv, selanjutnya mereka duduk di sebelah sang kakak. Menyaksikan siaran film di televisi.

⚫⚫⚫
Vote komen aku tunggu ya:)

Cinta Sang Dokter (Slow Up)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang