Bab 3 - Masa Lalu Ellena

1.5K 177 45
                                    

Masa Lalu Ellena

Setelah ia sendiri bersiap-siap dengan cepat di mobilnya, sembari menunggu sepuluh menit untuk Ellena habis, Zane membaca dengan cepat informasi yang dikirimkan Rendy ke email-nya. Tapi kemudian, Zane mendapati dirinya tidak ingin percaya akan apa yang dibacanya tentang masa lalu Ellena. Gadis itu adalah putri dari ketua geng mafia. Putri tunggal. Dan Roman, orang yang dikabarkan membunuh ayahnya, menyembunyikan Ellena selama ini. Bahkan ibu angkat Ellena itu juga ... adalah orang yang dibayar Roman untuk mengawasi dan melindungi Ellena.

Tapi, di hari pertama Zane melihat Ellena adalah di hari pemakaman ibu angkatnya. Saat Zane datang mengunjungi makam orang tuanya, ia melihat Ellena yang masih terus tinggal dan menangis di makam ibu angkatnya. Bahkan hingga malam hari.

Zane juga tak tahu, apa yang menahannya di sana kala itu. Ia hanya duduk di sana, di balik pohon tak jauh dari tempat Ellena, mengawasi gadis itu. Saat itulah, ia melihat beberapa pria mencurigakan yang juga mengawasi Ellena. Zane mendengar pikiran mereka. Mereka akan menculik Ellena. Meski Zane tak mengenal Ellena, tapi ia tentu tak bisa membiarkan itu terjadi. Tanpa sepengetahuan Ellena, Zane melumpuhkan orang-orang itu.

Zane baru pulang malam itu begitu Ellena juga pulang, hampir tengah malam. Zane bahkan tak tahu kenapa ia sampai mengikuti gadis itu ke rumahnya. Jika dipikirkan, ia juga tak mengerti kenapa dulu ia begitu terikat, tertarik, pada gadis itu.

Seolah itu belum cukup, besoknya, ia harus bertemu dengan Ellena. Alih-alih tampak hancur seperti hari sebelumnya, gadis itu tampak luar biasa cantik. Dia adalah pemilik brand fashion yang akan bekerja sama dengan department store milik perusahaannya. Bahkan, Zane sering mensponsori fashion show mereka selama ini.

Herannya, ia belum pernah melihat Ellena selama ini. Dan ia baru mendengar kabar tentang meninggalnya ibu angkatnya yang adalah pemilik asli brand fashion itu hari itu juga. Ia memang mengambil libur sejak dua hari sebelumnya dan tak ingin diganggu.

Siapa sangka, takdir justru mempertemukannya dengan Ellena dengan cara serumit ini, ketika ia memang seharusnya bisa saja, dan pasti akan, bertemu dengan gadis itu. Kala itu, Zane ingat, bagaimana ia tak bisa mengalihkan perhatiannya dari Ellena. Ia bahkan sampai melakukan hal bodoh demi mendapatkan perhatian gadis itu. Ya. Hal bodoh yang menggelikan.

***

Pagi itu, Zane datang lebih pagi dari biasanya untuk mempersiapkan meeting-nya dengan Ellena. Tapi ternyata, saat ia memasuki lift dari basemen parkir, ia tidak sendirian. Gadis yang menjadi pusat perhatiannya selama beberapa waktu terakhir ini, ada di sana juga. Tampak cantik seperti biasanya.

Gadis itu tampak sibuk menatap ponselnya, entah melakukan apa. Zane, dengan bodohnya merasa penasaran, dan cemburu, pada ponsel itu. Ia mencondongkan tubuh untuk ikut melihat ke layar ponsel itu, tepat ketika Ellena menoleh padanya, dan Zane langsung memejamkan mata. Berpura-pura pingsan.

Pikiran cemas Ellena memenuhi kepala Zane setelahnya. Ellena yang terlalu panik, tak tahu harus melakukan apa, terlalu sibuk mencemaskan Zane yang sudah tak sadarkan diri di lantai lift. Hingga lift itu berhenti di lantai tempat ruangannya berada, dan di depan pintu lift, sekretarisnya sudah menunggu.

Dibantu dengan sekretarisnya, Trian, Ellena membawa Zane ke ruangan Zane. Sementara Trian sudah menelepon dokter keluarganya, Ellena terus duduk di samping Zane, menggenggam tangannya dengan cemas.

"Dia bakal baik-baik aja, kan?" tanya Ellena cemas pada Trian.

"Seharusnya begitu, Bu. Pak Zane ini nggak biasanya sakit. Dia juga kelihatannya baik-baik aja pas saya antar pulang kemarin malam. Memang semalam kami pulang larut untuk menyiapkan meeting hari ini. Ibu juga tahu kan, betapa pentingnya proyek fashion show di department store ini untuk perusahaan kami," cerita Trian panjang lebar.

I'm With You (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang