Bab 21 - Pertemuan Tak Terduga

1K 128 21
                                    

Pertemuan Tak Terduga

Ellena tak tahu kenapa ia mau saja mengikuti Zane ke Stanley Park ini pagi tadi. Sudah dua jam mereka berjalan di jalan untuk pejalan kaki di walkway seawall, –dinding batu di sekeliling Stanley Park, tapi sedari tadi mereka nyaris tidak berbicara. Beberapa kali Zane berusaha memaksakan percakapan, tentang butik Ellena, desain yang sedang ia kerjakan sekarang, novel yang belum ia baca.

Mau tak mau, pertanyaan-pertanyaan Zane seolah menyeret Ellena ke masa lalu, mengingat lagi saat pria itu memintanya pergi, juga mengingatkan Ellena tentang kenyataan bahwa pria itu bisa melihat ke dalam pikirannya. Bahkan saat ini, pria itu pasti tahu apa yang sedang berputar di kepalanya.

Ini tidak akan berhasil. Zane berkata ia membawa Ellena kemari untuk melihat-lihat pemandangan di sini dan bersantai. Tapi, apa ini? Ellena bahkan tak bisa menikmati pemandangan indah seawall dan laut di sepanjang jalan yang mereka lewati tadi. Yang lebih menyedihkan lagi, setiap tanya yang diucapkan Zane, setiap kali pria itu membawa Ellena mengingat masa lalunya, Ellena hanya bisa mengingat yang terburuk.

"Ellena," Zane memanggilnya pelan.

Ellena menoleh, menatap pria itu penuh sesal.

"Nggak pa-pa. Aku udah bilang kan, aku bakal nerima semua pikiranmu, apa pun itu," pria itu berkata. Ia bahkan tersenyum.

Tapi Ellena tahu, pria itu terluka. Jika dia juga mencintai Ellena, maka pikiran Ellena tadi jelas melukainya. Tapi, kini pria itu melakukan apa yang dulu Ellena lakukan padanya; berpura-pura bahwa ia baik-baik saja, menyembunyikan rasa sakitnya sendirian.

"Aku beneran nggak pa-pa, Ell. Aku bakal ngelakuin apa pun buat kamu. Jadi, kamu nggak perlu khawatir tentang itu," ucap Zane lagi.

Apa pun? Bahkan dengan menyakiti dirinya sendiri seperti ini? Dan dia meminta Ellena untuk tidak mengkhawatirkan apa pun?

"Tolong jangan mikir kayak gitu, Ellena. Aku beneran baik-baik aja. Nggak peduli betapa pun itu nyakitin aku, aku bakal baik-baik aja. Aku udah bilang, kan, kali ini aku nggak bakal ngelepasin kamu lagi. Aku ..."

"Trus kamu mau aku gimana, Zane?" Ellena meledak juga, frustrasi, marah, kesal, dan terluka.

'Aku pernah ada di posisimu dan aku tahu betapa sakitnya itu. Berpura-pura seolah aku baik-baik aja dan mendam semuanya sendirian. Aku tahu sendiri gimana sakitnya itu,' ucap Ellena putus asa dalam kepalanya.

"Tapi, aku nggak masalah dengan itu. Aku baik-baik aja sama ..."

"Aku yang nggak baik-baik aja," sela Ellena tajam.

'Gimana bisa aku ngebiarin orang yang aku cintai terluka karena aku? Kamu juga pernah ada di sana, kamu juga pernah ngerasain itu, kan? Aku juga cinta sama kamu, Zane. Makanya rasanya sesakit ini. Sama kayak dulu kamu terluka di sampingku karena tahu aku terluka, aku juga gitu. Karena aku cinta sama kamu, dan aku tahu kamu terluka karena aku, sebanyak apa pun kamu bilang kamu baik-baik, aku yang nggak baik-baik aja. Sama kayak itu ngebunuh kamu, ini juga ngebunuh aku. Ini bahkan lebih menyakitkan dari waktu aku harus berpura-pura dan mendam semuanya sendirian dari kamu.'

Apa yang dikatakan Ellena dalam pikirannya itu membuat Zane terbungkam. Ia tampak akan berbicara, tapi tak satu kata pun keluar. Tentu saja, ia tidak akan punya alasan atau penjelasan untuk ini juga. Karena jelas, ia sudah tahu bagaimana rasanya. Ia tahu betapa menyakitkannya ini. Ia tahu, betapa ini membunuh Ellena.

Zane menunduk dalam.

"Ini nggak akan berhasil, Zane. Nggak sama kita. Karena aku cinta sama kamu, dan kamu cinta sama aku. Makanya ini nggak akan pernah berhasil," ungkap Ellena. "Jadi tolong, berhenti aja di sini."

I'm With You (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang