Bab 11 - Awal Pencarian

1.1K 127 14
                                    

Awal Pencarian

"Hari ini kamu jadi keluar?" tanya Ellena saat mereka sarapan pagi itu.

Zane mengangguk. "Kris udah nunggu di luar."

Ellena mengangguk.

"Kamu kalau mau jalan-jalan, kamu bisa ajak Ronnie, aku udah bilang, kan? Dan tentang butikmu, kamu nggak perlu khawatir, aku udah sempat ngabarin karyawanmu buat jalanin butik kayak biasa selama kamu nggak ada," lanjut Zane.

Ellena kembali mengangguk. Karyawannya sudah terbiasa dengan absennya dia. Ellena punya seorang karyawan kepercayaan yang bisa meng-handle semua pekerjaannya selama Ellena tidak ada. Ah, Zane juga tahu itu.

"Thanks buat sarapannya," ucap Zane seraya bangkit dari kursinya. "Masakanmu nggak berubah. Masih enak." Pria itu tersenyum.

Ellena membalas dengan senyum, meski hatinya entah kenapa mendadak terasa berat. 'Konyol,' pikirnya.

"Aku bakal balik sebelum makan malam," janji pria itu.

Ellena hanya mengangguk.

"Aku pergi dulu," pamit Zane seraya tersenyum.

Ellena kembali mengangguk, tersenyum, tapi ia tak beranjak dari duduknya. Bahkan setelah punggung Zane menghilang di balik pintu, Ellena masih menatap ke pintu dengan tatapan kosong. Ia membiarkan desahan berat lolos dari bibirnya kemudian.

"Ada masalah, Nyonya?" Suara Ronnie membuat Ellena menoleh, menatap gadis itu sedikit kesal. Ya, gadis itu masih di sana.

"Aku nggak ada rencana keluar rumah, jadi kamu bisa pergi," kata Ellena. Ia benar-benar harus membicarakan tentang gadis ini dengan Zane nanti.

"Kalau begitu, saya akan menunggu di ruang tamu," ucap Ronnie, lalu gadis itu menepati kata-katanya dan pergi ke ruang tamu.

Ellena mendecak kesal, sebelum bangkit dari duduknya, membereskan meja makan, mencuci piring kotor, lalu naik ke kamarnya. Tapi, ketika ia naik ke atas tempat tidur, perhatiannya justru tertuju pada Indian Arm, –begitu yang dikatakan Zane semalam saat Ellena bertanya. Ia ingin melihat lebih dekat sungai gletser itu.

Turun dari tempat tidurnya, Ellena keluar ke beranda kamar dan menatap lurus ke arah Indian Arm. Perhatiannya teralihkan ketika ia mendengar denting dari ponselnya. Pesan masuk.

Ellena masuk kembali ke kamarnya, membuka pesan masuk di ponselnya dan matanya melebar melihat gambar yang baru dikirimkan Zane.

Kamu bisa lihat-lihat pemandangan Indian Arm dari kapal pesiar. Aku udah beli tiketnya buat hari ini dan udah aku titipin Ronnie. Kamu bisa pergi ke sana sama Ronnie buat makan siang. Sampai ketemu nanti sore.

Ellena tersenyum. Bagaimana bisa pria itu membaca pikirannya sejelas ini? Ia bahkan tak ada di sini saat ini. Tapi, toh Ellena membalas,

Thanks. Aku bakal nikmatin makan siangku di kapal pesiar itu. Sampai ketemu nanti sore.

***

Zane sudah cukup jauh meninggalkan rumahnya, ketika ia bisa mendengar pikiran Ellena tentang Indian Arm. Ia mulai terbiasa melihat dan mendengar pikiran gadis itu bahkan dari jarak cukup jauh. Zane tak dapat menahan senyum mendengar pikiran gadis itu. Entah kebetulan atau memang ia sedang beruntung. Kemarin ia memang sudah menyiapkan tiket kapal pesiar di Indian Arm untuk diberikan pada Ellena hari ini. Siapa sangka, gadis itu juga mendadak penasaran dengan Indian Arm.

"Guess you love her so much, Zane," Kris berkomentar. "Kamu pasti pengen ngabisin waktu sama dia. But you have no choice to leave her today," Kris berbicara.

I'm With You (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang