Bab 43 - Plan

860 106 14
                                    

Plan

"Jadi, sekarang kita udah tahu, siapa yang bisa kita mintain bantuan, dan siapa musuh kita," Kris berkata.

Zane tak setuju. Ia masih tak bisa percaya pada Black Dragon, entah kenapa.

"Kalau sampai Black Dragon berniat buruk ke Ellena, nyawamu taruhannya," Zane mengingatkan Athena.

"Ya," sahut Athena tanpa keraguan. "Black Dragon nggak bakal nyakitin Ellena."

Zane bisa melihat keyakinan dan kesungguhan Athena, tapi kenapa hatinya merasa segelisah ini tentang Black Dragon? Ada yang hilang di sini.

"Justru, kamu harus hati-hati sama informanmu itu," Athena melanjutkan. "Pastiin dia ada di pihak kita dan bukan di pihak Red Dragon."

Zane mengernyit. Informannya adalah Rendy. Rendy juga yang membantunya pergi ke sini. Toh sampai saat ini mereka baik-baik saja. Tidak mungkin Rendy mengkhianatinya. Tidak mungkin ...

"Kalau kamu seragu ini, aku nggak punya pilihan buat ngeraguin kamu juga," ucap Athena.

Zane menatap Athena. "Aku bakal ngurus itu begitu kita balik," janjinya.

Athena mengangguk. "Tentang Red Dragon, aku nggak tahu gimana pendapat kalian, tapi aku perlu ngelakuin sesuatu sama dua orang yang udah ngebunuh Paman Stephen. Aku butuh informasi tentang Red Dragon dari mereka juga."

"Apa yang mau kamu lakuin?" tuntut Zane.

Athena mengedikkan bahu. "Obrolan santai. Tentang siapa yang nyuruh mereka. Selama ini, di bawah pengawasan Papa, aku nggak bisa bebas nyari tahu tentang Red Dragon."

Dari pikiran Athena, Zane bisa melihat keinginan gadis itu untuk menghabisi orang-orang yang membunuh Stephen. Tapi, Zane tak mengungkit itu, tahu itu adalah bentuk kemarahan Athena. Meski begitu, tentu ia tidak akan pernah membiarkan Athena melakukan itu pada kedua anggota Red Dragon. Selain karena ia harus mendapatkan informasi dari mereka dengan mereka tetap hidup, ia juga tak ingin Athena mengotori tangannya. Stephen sudah menitipkan gadis itu pada Zane juga di pesan terakhirnya. Dan hanya itu yang bisa Zane lakukan.

"Kenapa kamu berusaha nyari tahu tentang mereka?" Zane bertanya.

"Aku harus nemuin kelemahan mereka yang lainnya buat bisa ngelawan mereka dan ngelindungin diriku dari mereka. Juga, ngelindungin Ellena," ucap Athena dengan santainya. "Setelah apa yang mereka lakuin ke Paman Stephen, aku berhak buat tahu, siapa yang ngirim mereka," tambah gadis itu penuh dendam.

Zane benar-benar takjub dengan keberanian gadis ini. Sepertinya tak ada hal yang ia takutkan melebihi perjodohannya dengan Darrel.

"Sori, Athena, tapi aku nggak mau kamu terlibat. Aku nggak mau ngambil resiko ada yang tahu tentang keberadaanmu di sini. Aku udah janji sama Stephen buat ngelindungin kamu," tegas Zane.

"Aku bisa ngelindungin diriku sendiri," sengit Athena.

"Perlu kamu ingat, satu kesalahan kecil, kamu sama Ellena bisa berada dalam bahaya," Zane mengingatkannya.

Mendengar nama Ellena, Athena mengernyit. Terpaksa menyerah.

"Karena Kris udah nemuin jejak mereka, aku yang bakal nyari tahu siapa pimpinan mereka," Zane berkata.

"Aku yang bakal pergi," Zelo menyahut.

Zane seketika menatap adiknya itu tak setuju.

"Pertama, keadaanmu nggak mendukung. Kedua, sama kayak alasan yang kamu kasih ke Athena tadi," Zelo memberikan alasan, "kamu nggak bisa pergi. Nggak satu kesalahan pun boleh terjadi atau kamu bakal nyeret Ellena dalam bahaya."

I'm With You (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang