Kenyataan Mengejutkan
Malam itu, begitu Ellena tidur, tak lama setelah ia kembali dari jalan-jalannya dengan Zane, Zane memberi instruksi agar Kris memberitahukan keberadaannya di rumah ini agar Rendy bisa melihatnya. Matt sudah meminta bantuan dan mereka akan segera berada di rumah ini.
Tapi, sampai menjelang tengah malam, tidak ada satu pun agen yang muncul. Untuk berjaga-jaga, Zane meminta Ronnie berjaga di depan pintu kamarnya, tempat Ellena berada, sementara Matt menjaga Athena yang berkeras untuk tetap tinggal di ruang tamu, berkata dia ingin memastikan sendiri jika informan Zane itu bukan dari Black Dragon.
Zane merasa ada yang aneh. Ia tidak bisa menghubungi markas dan Kris tidak melihat adanya pergerakan dari markas. Tepat tengah malam, Rendy benar-benar datang ke rumahnya, tampak lega begitu melihat Zane. Dan sial, dari kepalanya, Zane tak bisa melihat apa pun.
"Dia bukan anggota Black Dragon," Athena berkata pada Zane.
Zane mengernyit. Dan ia masih tak bisa melihat apa pun dari kepala Rendy.
"Kapan kamu balik? Kenapa kamu nggak ngehubungin aku?" tanya Rendy seraya menghampiri Zane.
Langkah Rendy terhenti ketika Zane mengangkat moncong pistol di tangannya ke arah Rendy.
"Apa kamu nyabotase komunikasiku sama markas?" tanya Zane.
Rendy mengerutkan kening, tampak bingung. "Zane, aku nggak ngerti, apa yang ..."
"Black Dragon sama Red Dragon," sebut Zane. "Dari mana kamu tahu itu semua?"
Rendy menatap Zane, lalu Kris, Matt, dan akhirnya Athena.
"Dia ... Athena, kan? Putri dari ketua geng Black Dragon," sebut Rendy.
"Dari mana kamu dapat informasi itu?" tuntut Zane.
Rendy tak menjawab, dan di kepalanya tak ada jawaban yang dicari Zane. Sial. Apa yang terjadi? Bagaimana bisa ...
"Aku nggak bisa ngomongin itu ke kamu," Rendy berkata. Ia lalu mengangkat tangannya. "Bahkan meskipun kamu ngebunuh aku sekarang, aku nggak bakal ngomong apa pun."
"Sialan, Rendy!" umpat Zane kasar. Ia marah, kecewa, terluka, dan takut. "Siapa yang ada di belakangmu?"
Rendy masih tak menjawab. Kepalanya masih kosong.
"Kenapa kamu bohong sama aku? Kenapa kamu bohong kalau kamu dapat informasi itu dari Red Dragon?!" desis Zane marah.
Rendy menarik napas dalam. "Sori." Hanya itu yang diucapkannya.
Sial, bukan ini jawaban yang Zane inginkan! Setidaknya satu alasan ... apa pun itu ...
"Siapa yang ngirim kamu?" tuntut Zane lagi. Ia masih tak ingin percaya, tak mau percaya, jika Rendy mengkhianatinya.
Rendy tak menjawab, tapi ia masih menatap ke mata Zane. Tanpa emosi, tanpa gentar.
"Brengsek!" maki Zane kasar seraya melempar pistolnya ke seberang ruangan, lalu menghampiri Rendy, mencengkeram kerahnya. "Siapa yang ada di belakangmu?!"
Di depannya, Rendy masih bergeming. Bahkan tidak satu pikiran pun ...
Zane sudah mengangkat tinjunya, tapi sebelum tinjunya mendarat di wajah Rendy, ia mendengar pikiran yang sudah tak asing lagi. Zane menoleh ke ruang tamu, dan dari pintu depan, seseorang masuk.
"Aku yang ada di belakangnya," John berkata.
Zane terbelalak tak percaya. Ia mengempaskan Rendy dan menghampiri John, tapi langkahnya terhenti saat ia melihat dari pikiran John. Zelo dan Veryn ...
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm With You (End)
Non-FictionMeskipun Zane mencintai Ellena, ia harus melepsakan gadis itu karena tidak ingin menyakitinya. Tapi siapa sangka, takdir justru kembali menyeretnya pada gadis itu, seolah tahu perasaan Zane padanya tak sedikit pun berubah sejak mereka berpisah lima...