Kenangan Baru
Ellena tak bisa menahan paniknya saat terbangun pagi itu dan mendapati Athena tidak ada di sampingnya. Apa gadis itu benar-benar meminta Zane mencarikan tempat tinggal lain untuknya?
Ellena bahkan tak mencuci mukanya lebih dulu saat beranjak keluar dari kamarnya dan turun. Di ruang tengah, dilihatnya Zane sedang menonton televisi dengan Matt dan Ronnie.
"Zane, apa kamu nggak lihat Athena? Dia nggak ada." Ellena tak dapat menahan cemas dalam suaranya.
Zane menoleh menatapnya, tampak begitu santai. "Mungkin karena dia udah bangun lebih dulu," pria itu membalas, masih dengan santainya. "Kamu kan, yang bangunnya telat?"
"Aku serius, Zane. Athena nggak ada di kamar." Ellena kesal juga karena Zane masih bersikap sesantai itu. Dihampirinya Zane, tapi ia tak duduk di samping pria itu karena kesalnya.
Ellena berkacak pinggang. "Kamu tahu sendiri kalau dia masih berduka karena kehilangan pamannya. Gimana bisa kamu nurutin dia buat pindah ke tempat lain, itu pun sendirian? Kamu juga bilang kalau dia dalam bahaya. Kamu tahu nggak, aku tuh udah ..." Kalimat Ellena berhenti tatkala pintu depan terbuka, dan masuklah Zelo, Veryn, Kris, dan juga ... Athena.
"Athena?" Ellena mengerjap. Ini bukan bayangan juga, kan? Belakangan ia agak paranoid dengan bayangan seperti itu.
"Dia tadi ikut belanja sama yang lain," Zane berkata.
Ellena menoleh dan menatap Zane kesal. "Apa susahnya bilang gitu ke aku dari tadi?"
Zane tersenym geli. Pria itu pasti sudah melihat dalam kepala Ellena, betapa cemasnya ia, betapa kesalnya ia, betapa ...
"Sekarang kamu udah nggak kesal sama aku, kan?" Zane menyela pikiran Ellena. "Mau duduk sini?" Ia menepuk ruang kosong di sebelahnya.
Ellena mendesis kesal. Pria ini, di saat seperti ini, sempat-sempatnya ....
"Sori ya, Ell, tadi aku nggak ngajak kamu. Habis kamu tidurnya nyenyak banget. Kata Athena kamu semalam tidurnya juga larut banget. Zane juga bilang, mending nggak usah bangunin kamu," terang Veryn saat menghampiri Ellena.
"Kalian belanja buat apa, sih?" Ellena melongok penasaran ke arah tas belanjaan yang dibawa Zelo dan Kris yang sudah berlalu ke dapur.
"Aku mau masak buat sarapan pagi ini," jawab Veryn ceria.
Ellena tersenyum mendengarnya, sementara di dapur Zelo sudah berkomentar, "Jangan berharap banyak dan siapin perut kalian, Guys."
Veryn mendesis kesal dan bergegas menyusul Zelo untuk menghukum suaminya itu. Ellena tak dapat menahan senyum geli karenanya.
Ketika Athena berhenti di depannya, Ellena segera melenyapkan senyumnya dan berkata, "Aku pikir tadi kamu pergi."
"Emang aku pergi," sahut Athena. "Ikut mereka belanja." Gadis itu mengedik ke arah dapur.
Ellena tersenyum.
"Dan, Ellena?" panggil Athena pelan.
"Hm?" Ellena mendekat pada gadis itu, mungkin Athena ingin menyampaikan sesuatu pada Ellena yang seharusnya tidak didengar orang lain.
"Kenapa kamu nggak cuci muka dulu?" sebut Athena, membuat Ellena menarik tubuhnya mundur, lalu di depannya, Athena menunjuk sudut matanya, sebelum gadis itu tersenyum geli dan meninggalkannya untuk pergi ke dapur juga.
Ellena mengangkat tangan, menyentuh ujung matanya dan dengan panik segera membersihkan kotoran di sana. Dengusan geli Zane membuatnya melirik ke arah pria itu dengan kesal. Ellena menyempatkan menendang sofa yang diduduki Zane sebelum naik ke kamarnya untuk mandi. Tidak sekadar cuci muka, tapi mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm With You (End)
Non-FictionMeskipun Zane mencintai Ellena, ia harus melepsakan gadis itu karena tidak ingin menyakitinya. Tapi siapa sangka, takdir justru kembali menyeretnya pada gadis itu, seolah tahu perasaan Zane padanya tak sedikit pun berubah sejak mereka berpisah lima...