Si Cantik dan si Buruk Rupa
Malam sudah sangat larut ketika Athena tiba di rumah Darrel, tapi para pelayan di rumah itu masih belum tidur dan menyambut kedatangan Athena dan Darrel di ruang tamu.
Darrel meminta para pelayan beristirahat, dan dengan patuh mereka mengangguk hormat pada Darrel. Athena sempat tersenyum pada salah seorang pelayan perempuan yang tampaknya masih muda, ketika tatapan mereka bertemu. Meski kemudian gadis muda itu tampak panik dan menunduk dalam.
Perhatian Athena pada gadis itu teralihkan ketika Darrel mengatakan jika barang-barangnya, –dan itu benar-benar barang-barangnya yang diambil Darrel dari rumah Athena, sudah dibawa ke rumah itu. Sementara para pelayan yang sudah disuruh Darrel pergi tadi meninggalkan ruang tamu, Darrel dan Athena masih berdiri di tempat mereka.
"Kamarku di mana?" tanya Athena dingin begitu hanya tinggal mereka berdua.
Darrel menunjuk ke atas, sebelum mendahului Athena pergi ke atas. Athena yang masih mengenakan gaun pengantin dan jas hitam di bahunya, mengikuti Darrel ke atas. Pria itu menghentikan langkah di depan sebuah pintu dan Athena mendorong Darrel minggir agar dia bisa masuk ke kamarnya.
Tapi mengejutkan Athena, Darrel ikut masuk ke kamar itu, sebelum menutup pintunya. Athena kontan menatap Darrel galak.
"Apa yang kamu lakuin di sini?" tuntut Athena.
"Ini kamarku, ah ... kamar kita," jawab Darrel enteng.
Athena mendesiskan umpatan, sebelum berjalan kembali ke arah pintu.
"Kamu mau ke mana?" Darrel menahan lengan Athena.
"Mending aku tidur di halaman daripada tidur di kamar yang sama sama kamu." Athena menyentakkan tangan Darrel, lalu melewati pria itu dan meninggalkan kamar itu.
Darrel pasti sudah gila. Apa? Kamar kita? Jika pria itu benar-benar bisa tertidur di sebelah Athena, Athena akan memutus lehernya begitu pria itu tertidur.
Masih mengenakan gaun pengantinnya, Athena kembali ke ruang tamu. Ia melepaskan jas yang menutupi bahunya yang terbuka di atas gaun pengantinnya dengan kasar dan mengambil ponselnya di saku jas.
Athena baru duduk di sofa ketika ponselnya berdering.
Zane.
"Zane?" Athena mengangkat teleponnya. "Ada masalah?" cemasnya.
"Aku mau tanya itu," Zane menjawab. "Kamu nggak pa-pa di sana?"
Athena tersenyum. "Aku nggak pa-pa. Ellena udah tidur?"
"Barusan dia tidur," beritahu Zane. "Dia capek banget kayaknya, tapi dia senang banget. Dia pikir kamu bahagia sama pernikahanmu. Dia pikir Darrel itu ... suami yang cocok buat kamu."
Athena meringis. Sepanjang minggu kemarin, Darrel benar-benar puas menipu Ellena. Dia datang ke rumah Zane setiap hari dengan alasan menanyakan pendapat Athena tentang acara pernikahan mereka. Ketika dia bahkan sudah tahu jika Athena tidak bisa keluar dari rumah karena Red Dragon, dia berkata pada Ellena jika dia akan datang ke rumah ini alih-alih membawa Athena keluar karena khawatir Athena akan kelelahan.
Pria itu benar-benar sukses menipu Ellena. Ketika Zane sudah tidak lagi tahan untuk tetap diam dengan kebohongan Darrel, ia menantang Darrel. Tapi, Darrel mengancam akan memberitahukan tentang masa lalu Ellena pada gadis itu, dan itu adalah hal terakhir yang diinginkan Athena. Jadi, ia memohon pada Zane agar mengalah.
"Kamu beneran nggak pa-pa?" tanya Zane lagi, menarik Athena keluar dari pikirannya.
"Nggak pa-pa," balas Athena.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm With You (End)
Non-FictionMeskipun Zane mencintai Ellena, ia harus melepsakan gadis itu karena tidak ingin menyakitinya. Tapi siapa sangka, takdir justru kembali menyeretnya pada gadis itu, seolah tahu perasaan Zane padanya tak sedikit pun berubah sejak mereka berpisah lima...