Give Me a Chance
Ellena tak tahu harus melakukan apa. Ia tahu, ia bisa merasakan ada yang tidak beres. Ia tahu, Zane sedang ada masalah. Mengetahui itu, bagaimana bisa ia menolak pria itu? Betapa pun ia membenci Zane, marah padanya, kesal padanya, tapi tampaknya itu tak cukup untuk menjadi alasan Ellena untuk tidak memedulikan Zane.
Ellena mengusap lembut rambut Zane, berusaha menghibur pria itu tanpa kata. Selama beberapa saat, mereka bertahan dalam posisi itu, sampai Zane yang menarik diri, dan samar Ellena melihat jejak air mata di wajah pria itu, tapi saat Ellena mengulurkan tangan, Zane malah memalingkan wajahnya.
Kenapa pria itu selalu seperti ini? Ketika Ellena berusaha mengabaikannya, dia sendiri yang membuat Ellena tak bisa untuk tidak memedulikannya, dan kini, dia menolak Ellena bahkan setelah dia meminta penghiburan darinya. Sebenarnya, apa arti Ellena bagi Zane?
Tatapan terluka Zane kemudian mengingatkan Ellena bahwa pria ini bisa melihat ke dalam pikirannya. Jika memang begitu, ia juga pasti melihat kecemasan Ellena karenanya, kan? Bahkan meskipun dia tahu, dia tidak akan memberikan penjelasan apa pun juga kan kali ini? Tidak lagi?
Zane memajukan tubuhnya dan menunduk ke arahnya, tapi sebelum bibir Zane menyentuh bibirnya, Ellena memalingkan wajah. Ia bahkan tak tahu apa arti dirinya di mata pria itu, bagaimana bisa dia ...
"Kamu hidupku, Ellena. Cukup kamu tahu itu aja," ucap pria itu.
Ellena menatap Zane kesal, tapi kata-kata makian yang sudah tertahan di ujung lidahnya tak mampu dikeluarkannya tatkala melihat kesungguhan di mata Zane, bercampur dengan berbagai emosi di sana, kemarahan, kesedihan, duka.
"Kenapa kamu ngelakuin ini ke aku, Zane?" tanya Ellena lemah. "Kamu datang dan pergi sesuka hatimu, tanpa mikirin perasaanku. Kamu bahkan nggak ngasih satu penjelasan pun ke aku. Bahkan setelah kamu tahu gimana perasaanku sebenarnya, kamu masih nggak bisa ngasih penjelasan apa pun tentang penyebab kecemasanku ke kamu. Kamu mau aku gimana? Jangan bikin aku semakin kacau lagi, Zane. Aku mohon."
Zane mengernyit, tampaknya kata-kata Ellena menyakitinya. Jelas pria itu tak bisa memberikan alasan, pun tak bisa memberikan kata-kata yang diminta Ellena. Apa penyebab pria itu bersikap seperti ini? Apa yang membuatnya bertindak seperti ini? Apa yang sebenarnya ia lakukan di luar sana yang membuat Ellena cemas? Tak ada satu pun alasan, pun penjelasan.
Apa gunanya pria itu mengucapkan kata cinta ketika ia bahkan tak bisa memberikan kepastian pada Ellena? Apa artinya kata cinta itu ketika Zane bahkan tak bisa meyakinkan Ellena tentang perasaannya? Apa gunanya cinta ketika Ellena tak tahu kapan pria itu akan tiba-tiba pergi dan meninggalkannya seperti dulu lagi?
"Aku nggak bakal ngelepasin kamu lagi, Ellena. Aku ..."
"Kamu," Ellena memotong, "bakal pergi dan ninggalin aku setiap kali kamu harus ngelakuin apa pun pekerjaan yang kamu nggak bisa ngasih penjelasan apa pun ke aku itu. Oke, sekarang kamu nggak bakal ngelepasin aku, tapi sebagai gantinya, kamu bakal ninggalin aku? Kayak dulu-dulu? Aku bahkan nggak pernah sekali pun minta penjelasan. Meskipun kamu tahu, kamu ..." Ellena tak sanggup melanjutkan kata-katanya, tak sanggup mengungkapkan betapa memalukannya itu, betapa menyedihkannya ia saat itu.
"Aku cinta sama kamu, apa itu nggak cukup?" tanya Zane pelan.
Ellena tersenyum sedih. "Aku juga cinta sama kamu. Tapi kamu tahu, itu aja nggak cukup. Nggak, karena aku tahu kamu bakal pergi dari aku, tanpa alasan lagi. Dan aku bakal sendirian berharap, nungguin kamu, lagi. Sementara kamu, bakal ngabaiin itu semua meski kamu tahu."
"Aku bakal ngasih tahu ke kamu semua yang aku pikirin, Ellena. Aku bisa ..."
"Dan apa kamu bisa berhenti bikin aku cemas?" sela Ellena. "Kamu yang pergi tiba-tiba dan bikin aku cemas, apa itu bisa berakhir?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm With You (End)
Non-FictionMeskipun Zane mencintai Ellena, ia harus melepsakan gadis itu karena tidak ingin menyakitinya. Tapi siapa sangka, takdir justru kembali menyeretnya pada gadis itu, seolah tahu perasaan Zane padanya tak sedikit pun berubah sejak mereka berpisah lima...