Another Danger
Ellena mengumpat pelan saat mendapati dirinya terbaring di atas tempat tidur, sementara Zane tidak ada. Ia seolah merasakan dejavu saat ia melompat turun dari tempat tidurnya dan langsung turun ke bawah. Langkahnya terhenti tepat di anak tangga terbawah saat Zane keluar dari dapur.
Pria itu tersenyum saat menghampirinya. Sebelum Ellena sempat mengomelinya, pria itu sudah mendaratkan ciuman singkat di bibir Ellena, membuatnya terbelalak kaget.
"Pagi, Ellena," sapa Zane dengan santainya.
Ellena menyipitkan mata curiga. "Apa ini?"
"Ciuman selamat pagi," Zane berkata.
Ellena mengernyit. "Zane, that's a bit ..." Ellena tak melanjutkan kalimatnya, di depannya Zane mendengus pelan.
"Pas kamu baca kejadian kayak gini di novel, kamu bilang itu romantis," tuduh Zane.
"Ah." Ellena ingat. Memang. Tapi ...
"Oh, dia juga sama kayak Zelo?" Suara Veryn itu membuat Ellena menoleh ke ruang keluarga, mendapati gadis itu sedari tadi mengamati dirinya dan Zane.
"Apa maksudnya itu?" Zelo yang duduk di sebelah Veryn tak terima.
"Emang benar, kan? Kamu juga selalu mikir kalau cerita fiksi itu wajar-wajar aja di dunia nyata," tandas Veryn. "Apa kalian bahkan tahu, apa itu fiksi? Khayalan. Kha-ya-lan," Veryn bahkan mengeja tiap suku katanya.
Ellena seketika menyembur tertawa, yang langsung terhenti saat Zane menangkup wajahnya, dan tanpa peringatan, ia mencium bibir Ellena dengan ciuman lembut yang dalam.
Saat pria itu menarik diri, ia berkata, "Itu tadi bukan salah satu adegan dari novel yang biasa kamu baca. Tapi, apa yang sebenarnya aku pengen lakuin. Dan itu yang bakal aku lakuin buat seterusnya. Ngelakuin apa yang aku pengen."
Setelah mengatakannya, pria itu berbalik dan kembali ke dapur, meninggalkan Ellena terpaku di tempatnya dengan wajah memerah.
"Apa-apaan ..."
"Wah, kalian bahkan lebih romantis dari couple di novelku," celetuk Veryn.
Saat Ellena menoleh, dilihatnya Zelo yang sudah mendengus tak percaya.
"Itu tadi romantis?" ucap Zelo tak terima.
Veryn menoleh pada Zelo, mengangguk.
"Apa kamu sadar, itu tadi adalah apa yang sering aku lakuin ke kamu, yang kamu bilang berlebihan itu?" geram Zelo.
Veryn menggeleng. "Kamu pasti salah nangkap," ucap gadis itu santai, membuat Zelo mendengus takjub, sementara Ellena tersenyum geli, sebelum ia kembali naik untuk mencuci muka.
Setidaknya Zane sudah baik-baik saja.
***
Zelo memperhatikan Veryn selama beberapa saat akhirnya gadis itu lelap dalam tidurnya di sofa ruang keluarga. Seharian tadi ia asyik bertukar cerita dengan Ellena tentang novel. Bahkan meski mereka berdua tidak mau pergi jalan-jalan karena tidak ingin meinggalkan Zane di rumah untuk beristirahat, keduanya masih saja menemukan hal-hal yang seru untuk dilakukan.
Keduanya membandingkan kejadian romantis di dalam novel dan bagaimana Zane atau Zelo melakukan hal-hal yang seperti di dalam novel, tapi itu justru berakhir membuat mereka mengernyit heran. Mereka juga punya pikiran aneh yang sama tentang yang satu itu.
Saat pintu ruang kerja Zane terbuka, Zelo menoleh untuk melihat Zane dan mengangguk. Ia pun lantas dengan hati-hati memindahkan Veryn yang tertidur di sofa ruang keluarga, di sebelahnya, di tengah acara menonton televisi, ke kamarnya. Zelo mendaratkan ciuman lembut di kening Veryn sebelum akhirnya ia meninggalkan gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm With You (End)
Non-FictionMeskipun Zane mencintai Ellena, ia harus melepsakan gadis itu karena tidak ingin menyakitinya. Tapi siapa sangka, takdir justru kembali menyeretnya pada gadis itu, seolah tahu perasaan Zane padanya tak sedikit pun berubah sejak mereka berpisah lima...