Bab 73 - Menembus Markas Musuh

659 97 8
                                    

Menembus Markas Musuh

Zane benar-benar berutang banyak pada Athena. Selama seminggu terakhir, meski Zane terus keluar rumah untuk pergi ke kantor, Ellena tidak lagi menahannya. Meski ia akan selalu cemas, tapi seiring waktu, ia tidak lagi secemas dulu. Bahkan hari ini, Ellena sudah bisa mengantarkan Zane dengan tersenyum, meski dari pikirannya, Zane masih bisa melihat kecemasan itu.

Sepanjang perjalanan menuju rumah tempat tinggal palsunya, Zane mendengarkan penjelasan Kris tentang denah kantor pusat Darrel. Darrel lebih sering menghabiskan waktu di sana, di ruangannya. Bahkan ia menemui orang-orang penting juga di sana. Termasuk, Roman.

Meski Roman masuk ke kantor itu sembunyi-sembunyi, tapi Kris bisa menemukannya. Dengan mobil berkaca sangat gelap, Roman akan masuk ke basemen parkir. Terakhir kali Roman pergi ke sana adalah empat bulan yang lalu. Sebelum mereka kehilangan jejak akan Athena.

Matt menghentikan mobilnya di tembok tinggi pagar belakang rumah palsunya. Zane memanjat pohon di dekat tembok tinggi itu, sebelum melompat untuk meraih bagian atas tembok, dan dengan satu sentakan kuat, membawa tubuhnya melompati pagar itu.

Ketika Zane mendarat di atas rumput, Trian sudah menunggunya di sana, membawakan jas kerja yang baru. Trian tak banyak bertanya tentang alasan Zane melakukan itu. Ia percaya saja ketika Zane melakukan itu untuk mengecoh Darrel hingga dia tak akan bisa mengusik Ellena, meski sebenarnya, selain Darrel, masih ada Red Dragon juga.

Begitu mereka berada di dalam mobil dalam perjalanan ke Diamond, Trian mengecek dari kaca spion tengah.

"Kita nggak diikuti, Pak?" tanyanya.

"Kiri jalan, di belakang mobil warna putih," Zane memberitahu posisi orang yang mengikutinya, Red Dragon, meski yang Trian tahu, itu adalah orang-orang Darrel.

"Kayaknya Darrel Winstown itu nge-fans berat sama Pak Zane," kata Trian geli.

"Aku juga mikir gitu," balas Zane santai. "Habis dari kantornya Darrel, kita bakal mampir ke DM, ya? Kunjungan dadakan juga. Sekalian kita lihat keadaan di sana."

Trian mengangguk.

Di depan pintu masuk utama kantor pusat Diamond, Trian menghentikan mobilnya dan Zane turun di sana sementara Trian akan parkir lebih dulu. Zane memasuki kantor, lalu pura-pura mengecek jamnya sembari mengaktifkan kamera di sana.

"We got it," Kris memberikan jawaban dari ear set transparannya.

Zane berdehem.

"Sesuai jadwal, hari ini Darrel Winstown lagi ada di luar, dan jadwal dia balik masih dua jam lagi," Kris memberitahu.

Tanpa menunggu Trian, Zane pergi ke meja resepsionis dan menanyakan apakah Darrel ada. Seperti informasi Kris, Darrel sedang pergi keluar. Zane lantas meminta resepsionis itu menghubungi sekretaris Darrel untuk memberitahukan jika Zane ada di sana.

Rencana awal berjalan mulus. Akan semakin bagus jika ia bisa pergi ke ruangan Darrel. Zane mengikuti pembicaraan resepsionis itu ketika ia menelepon sekretaris Darrel. Ia lalu mendengar suara kesal Darrel di seberang sana.

Zane harus menahan senyum karenanya.

***

Darrel sedang berada di salah satu pabrik yang bekerja sama dengan perusahaannya ketika sekretarisnya mendapat telepon penting dari kantor, mengabarkan tentang kedatangan Zane ke kantor pusat. Darrel sedang berusaha membujuk pemiliknya untuk menjual pabrik itu padanya ketika mendapat kabar itu tadi.

"Apa maksudmu, Zane sekarang ada di sana?" Darrel menatap Ando, sekretarisnya galak.

"Itu ... ma-maaf, Pak. CEO Dirgantara memang punya ritual kunjungan dadakan ke calon perusahaan yang akan bekerja sama dengannya," terang Ando, membuat Darrel berteriak marah.

I'm With You (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang