Tunangan
Begitu mobilnya berhenti di depan rumah, tanpa menunggu mobil itu masuk ke halaman, Zane melompat keluar dari mobil. Ia mengabaikan panggilan cemas teman-temannya. Dengan pistol di satu tangannya, ia berlari melintasi halaman, dan ia bisa mendengar suara percakapan dari ruang tamu di dalam kepalanya.
Suara Darrel Winstown dan ... suara Ellena. Zane sudah bersiap masuk ke dalam rumah, ketika seseorang menahan bahunya dan merampas senjatanya. Zane berbalik dan mendapati Matt sudah berdiri di sana.
"Kalau kamu gegabah, keselamatan Ellena bisa terancam, Zane," Matt mengingatkannya.
"Dari pikiranmu, lihat dulu keadaan di dalam," Matt meminnta.
Zane berusaha menenangkan dirinya, seiring ia melihat dari kepala Darrel, gambaran Ellena yang tersenyum, baik-baik saja. Lalu, ia berkonsentrasi pada pikiran Kris dan Athena. Dari pikiran Kris, Zane bisa mendapatkan kesaluruhan gambaran bagaimana Darrel bisa berada di sana.
Dan sial, di dalam sana ada Sam juga. Zane mendesiskan umpatan.
"Kenapa, Zane?" tanya Matt.
"Sam di dalam," jawab Zane pendek.
Matt mendesah berat. "Jangan gegabah. Pikirin keselamatan Ellena. Kita belum tahu apa rencana Darrel datang ke sini dan gimana dia bisa datang ke sini. Kamu bisa lihat itu dari pikiran dia?"
Zane menggeleng.
Matt menepuk bahunya. "Ellena baik-baik aja. Itu yang terpenting, kan?" ucapnya.
Zane mendesah berat, mengangguk. Setidaknya Ellena baik-baik saja. Bahkan Athena dan Kris, meskipun mereka berdua tampak begitu marah, tapi keduanya tidak terluka. Setidaknya tidak secara fisik. Dan yang lainnya, Zane akan mengurusnya nanti.
Zane mengambil napas dalam, menenangkan dirinya. Matt mengulurkan kembali senjata Zane, dan Zane menyelipkannya di balik pakaiannya. Zane lantas meraih pintu depan rumah dan mendorongnya terbuka.
"Zane!" seru Ellena riang ketika ia melihat Zane. "Kamu kenapa nggak bilang ke aku kalau kamu ngundang Darrel ke sini?" tanya gadis itu seraya bangkit dari duduknya.
Tanpa menjawab pertanyaan Ellena, Zane menghampiri Ellena dan memeluknya erat.
"Zane?" tanya Ellena bingung.
Kebingungan Ellena tampak jelas dalam kepalanya. Tak ingin membuat Ellena khawatir, Zane berkata, "Aku kangen sama kamu."
"Aku juga," balas Ellena seraya balik memeluk Zane. "Tapi, karena kita ada tamu, jadi ini bisa dilanjut nanti, oke?" Ellena lalu menarik diri dari pelukan Zane.
Gadis itu lalu pamit ke dapur untuk mengambilkan minum untuk Zane dan yang lain. Begitu Ellena meninggalkan ruang tamu, senjata-senjata diacungkan satu sama lain.
Tapi, Zane dibuat tak berkutik ketika Darrel mengarahkan pistolnya ke kepala Athena, yang berada tepat di sebelahnya. Sialan pria itu!
"Kita omongin ini di ruang kerjaku," desis Zane kasar, meninggalkan segala kesopanan dan basa-basi. Ia menarik pistolnya dan melemparnya pada Matt.
"Good idea," Darrel menyetujui. Pria itu lalu menarik senjatanya dari Athena dan melempar senjatanya pada Sam. "Lagian, Ellena pasti bakal shock kalau dia lihat mayat-mayat bergelimpangan di sini ntar," ucap Darrel ketika mengikuti Zane.
Zane mengepalkan tangan, berusaha keras menahan tinjunya untuk tidak mendarat di wajah Darrel.
Begitu mereka berada di ruang kerja Zane, Darrel menatap sekeliling ruangan itu, sebelum menatap Zane. "Siapa kamu sebenarnya? Dari mana kamu punya pasukanmu itu?" Darrel menelengkan kepala, tampak benar-benar penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm With You (End)
Non-FictionMeskipun Zane mencintai Ellena, ia harus melepsakan gadis itu karena tidak ingin menyakitinya. Tapi siapa sangka, takdir justru kembali menyeretnya pada gadis itu, seolah tahu perasaan Zane padanya tak sedikit pun berubah sejak mereka berpisah lima...