Rencana Darrel
Malam itu, Darrel belum meninggalkan kantornya dan Sam masuk ke ruangannya.
"Ada perkembangan tentang keberadaan Athena atau Ellena?" tanya Darrel.
Sam menggeleng.
"Bahkan di butik milik Ellena juga Ellena nggak pernah muncul. Bahkan nggak satu hubungan lewat telepon atau email pun. Aku udah nyadap semua media komunikasi dari dan ke butik itu, tapi nggak ada tanda-tanda Ellena ngehubungin butik itu," Sam berkata.
Darrel mengumpat kasar. "Apa mungkin Red Dragon udah dapatin dia?" Darrel bertanya-tanya. "Tapi, itu nggak mungkin. Red Dragon nggak tahu kalau Ellena masih hidup. Lagian, kalau Red Dragon udah dapatin dia, dia pasti bakal ngehubungin Black Dragon. Roman toh bilang kalau dia punya wasiat asli dari Damian."
"Oh iya, ada satu hal lagi tentang Ellena," Sam berkata.
Darrel menoleh padanya.
"Di pesta itu, Ellena nggak pergi sendiri. Dia datang sama cowok, pacarnya, mungkin," Sam menyebutkan.
Darrel mengerutkan kening. "Ellena punya pacar?"
"Itu yang aku selidikin sekarang," Sam menjawab.
Darrel mengangguk.
"Oh, dan cari tahu tentang saudaranya Zane Dirgantara," Darrel menginstruksi. "Dia punya adik laki-laki. Tapi, nggak ada informasi lebih jauh tentang adiknya itu, atau di mana dia sekarang."
"Aku juga akan mencari tahu tentang itu," Sam berkata.
Darrel kembali mengangguk.
"Dan kamu harus mastiin direktur pabrik itu nggak kabur selama aku ngeberesin kerja samaku sama Dirgantara. Aku bakal balik lagi ke sana begitu urusan Dirgantara ini kelar," ucap Darrel.
"Aku udah masang orang di sekitar rumahnya," Sam membalas.
Jawaban Sam itu membuat Darrel mengangguk puas. Ia mengibaskan tangannya, memberi perintah pada Sam untuk pergi.
Sepeninggal Sam, Darrel bangkit dari duduknya dan berjalan ke sisi ruangan, menghadap ke dinding kaca, menatap lampu-lampu yang meramaikan malam, melenyapkan bintang di langit gelap di atasnya dari pandangan.
Darrel memasukkan kedua tangan ke saku celananya dan menatap ke arah langit yang gelap. Sejak ia kecil, ia tak pernah melihat warna lain selain itu. Hitam. Gelap.
***
Zane tersenyum puas setelah mendengar percakapan Darrel dengan Sam tadi. Rencana pertamanya berjalan lancar.
"Zelo sama Veryn aman, kan?" Ronnie bertanya.
Zane mengangguk. "John nempatin Jensen dan sembilan agen lain buat jagain rumah mereka."
Ronnie meringis. "Veryn ... nggak pa-pa sama itu?"
Zane tersenyum kecil, mengedikkan bahu. "Aku nggak lihat sampai sejauh itu dari pikirannya John."
Ronnie mendesah berat, dan Zane diam-diam tersenyum. Ia bahkan tak lagi merasa aneh ketika Zane membicarakan apa yang ia dengar dalam kepalanya.
Tapi, mendapati Darrel tak memiliki Athena maupun Ellena, Zane tak bisa merasa lebih senang lagi. Ditambah lagi, ia bisa mendengar semua rencana Darrel, tentang dirinya juga.
"Aku sama Rendy bakal mulai nyiapin pengawasan buat pesta perusahaanmu itu," Kris berkata.
Zane mengangguk. "Buat beberapa hari ke depan, aku cuma bakal pergi ke kantor, ngurus kerjaan yang aku tinggalin selama beberapa minggu."
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm With You (End)
Non-FictionMeskipun Zane mencintai Ellena, ia harus melepsakan gadis itu karena tidak ingin menyakitinya. Tapi siapa sangka, takdir justru kembali menyeretnya pada gadis itu, seolah tahu perasaan Zane padanya tak sedikit pun berubah sejak mereka berpisah lima...