Bab 87 - Penyesalan

878 109 28
                                    

Penyesalan

Zane hanya bisa mendesah berat melihat Athena menangis.

"Kalau nanti Ellena nggak mau lihat aku lagi, aku harus gimana?" ucap Athena sedih.

"Kamu tahu Ellena bukan orang yang kayak gitu. Dia peduli dan sayang banget sama kamu, Athena," Zane menenangkan Athena.

Athena menggeleng. "Dia nggak boleh tahu lebih banyak," katanya panik. Ia lalu menatap Zane. "Tolong kamu jangan kasih tahu dia, gimana kamu bisa terlibat sama semua ini. Tolong jangan bilang ke dia kalau aku yang bawa kamu masuk ke jebakan Papa. Tolong ..."

"Athena," Zane menyela. Ia menatap iba pada Athena.

Athena tersedu. "Aku baru aja bisa dekat sama Ellena lagi. Aku nggak mau kehilangan dia lagi, Zane. Aku takut dia bakal benci sama aku dan nggak mau lihat aku lagi. Karena itu, tolong ... bantuin aku."

Zane mendesah berat. "Ellena nggak bakal ngelakuin itu ke kamu," ucapnya, tapi Athena menggeleng.

"Aku bakal ngejelasin semuanya pelan-pelan ke Ellena," Zane berkata. "Setiap kali aku nyembunyiin sesuatu dari Ellena, pada akhirnya Ellena yang bakal terluka."

Sekarang Zane sadar, kenapa Zelo melakukan semua itu, mengatakan semua kebenaran itu pada Veryn, bahkan meski ia harus melihat air mata Veryn setelahnya. Karena jika mereka menyembunyikan sesuatu dari orang yang mereka cintai, pada akhirnya, orang itulah yang akan terluka. Dengan sangat dalam.

"Tapi, kamu nggak boleh ngasih tahu dia tentang apa yang aku lakuin, Zane. Seriusan, kalau dia sampai tahu, gara-gara aku, kamu sampai terlibat masalah ini, bahkan kamu bakal jadi target Red Dragon begitu mereka tahu tentang siapa Ellena sebenarnya .... Kalau Ellena tahu, dia nggak bakal mau ngelihat aku lagi. Dia cinta banget sama kamu dan ..."

"Athena," Zane menyela. "Ellena sayang banget sama kamu."

Athena menggeleng. "Itu dulu, Zane. Apa kamu lihat, gimana dia tadi ngehindari tatapan aku?! Dia nggak mau lihat aku lagi! Dia ..."

"Athena, tenang dulu!" bentak Zane ketika Athena mulai histeris.

Athena menatap Zane putus asa.

"Aku bakal ngejelasin semuanya ke Ellena begitu dia lebih tenang," Zane berujar. "Nanti, aku bakal ngasih kalian waktu buat ngomongin semuanya juga. Jadi jangan khawatir, Athena. Ellena cuma shock karena dia harus nerima semua fakta itu sekaligus, semua kehilangan itu dalam satu waktu. Dia cuma butuh waktu. Kasih dia waktu, hm?"

Athena mendesah berat, mengangguk.

"Sekarang mending kamu pulang dulu deh," Zane menyarankan. "Ini udah malam dan kamu bilang tadi kamu ke sini tanpa ngabarin Darrel. Kamu pulang dulu, ntar aku bakal kabarin kamu kalau Ellena udah baikan."

Athena sudah akan menolak, tapi Zane kembali berkata, "Aku janji, Athena, kamu nggak bakal keluar dari hidupnya Ellena. Kamu juga keluarganya. Kamu satu-satunya orang yang kenal dia di masa lalu. Kamu satu-satunya orang yang ada di sana. Kamu adalah orang yang berharga buat Ellena. Percaya sama aku."

Athena masih tampak ragu, tapi toh ia akhirnya mengangguk. Meski di kepalanya, kecemasan Athena tak sedikit pun berkurang.

***

"Kamu dari mana tadi?" tuntut Darrel ketika Athena memasuki ruang tamu rumahnya.

Athena melirik Darrel sekilas, lalu tanpa menjawab Darrel, ia melanjutkan langkahnya.

Darrel mengumpat kasar. Ia menatap Dessy yang berhenti di ruang tamu.

"Dia dari mana sampai selarut ini?" tanya Darrel tajam.

I'm With You (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang