Bab 46 - Wound

757 105 4
                                    

Wound

Setelah berbelanja seharian, akhirnya sore itu Zelo, Veryn, Athena, dan Kris tiba di rumah. Mereka mengeluarkan belanjaan kecil seperti boneka, dekorasi, dan gantungan yang tadi dipilih Veryn, dari bagasi. Tapi karena terlalu bersemangat, Veryn tak sengaja menjatuhkan salah satu kantong berisi boneka bola kecil.

"Sori, sori," ucap Veryn seraya nyengir saat Zelo melemparkan tatapan 'harusnya kamu lebih hati-hati'.

Veryn berlari ke arah jalan saat hendak mengambil sebuah boneka bola yang menggelinding ke sana, tapi sebelum tangannya sempat menjangkau bola itu, ia mendengar beberapa orang menyerukan namanya. Detik berikutnya, Veryn merasakan tubuhnya terdorong keras hingga ia berguling di tengah jalan, dengan orang yang mendorongnya tadi.

Syukurlah dari arah seberangnya tidak ada kendaraan yang lewat. Sementara di atas boneka bola yang akan diambil Veryn tadi, sudah berhenti sebuah mobil SUV hitam. Veryn merasakan tubuhnya ditarik berdiri, dan ia tak bisa lebih merasa bersalah lagi saat melihat ekspresi cemas Zelo di depannya.

Ia masih memperhatikan Zelo ketika pria itu meminta maaf pada pengemudi mobil SUV yang menanyakan apakah Veryn dan Zelo baik-baik saja. Begitu mobil itu berlalu, Veryn segera berkata penuh sesal,

"Sori."

Tapi, alih-alih menjawabnya, Zelo malah menariknya ke trotoar.

"Kamu nggak pa-pa?" tanya pria itu seraya memeriksa lengan dan kaki Veryn.

"Aku nggak pa-pa, kok," ucap Veryn. "Sori, ya?" ia kembali meminta maaf.

Zelo menghela napas berat, akhirnya menatap mata Veryn. "Jangan kayak gitu lagi, Veryn, astaga! Jantungku hampir copot gara-gara kamu tadi."

"Makanya, dari tadi aku bilang sori, kan?" Veryn memasang ekspresi paling menyesalnya. Zelo mendengus pelan, sebelum tersenyum kecil, akhirnya luluh.

Pria itu memeluk Veryn. "Kamu pasti kaget banget tadi," ucapnya.

Sejujurnya, Veryn lebih mencemaskan Zelo. Ia bahkan tidak sadar jika dirinya hampir celaka. Jika bukan karena Zelo, Veryn pasti tadi sudah ...

"Jangan dipikirin lagi," Zelo menyela pikirannya dan Veryn bisa merasakan ketakutan pria itu.

"Sori, karena aku bikin kamu cemas," ucap Veryn, benar-benar merasa bersalah.

Zelo mengangguk di atas kepalanya, mengecup puncak kepalanya, sebelum menarik diri dan tersenyum pada Veryn. Senyum pria itu membuat Veryn merasa lebih baik.

"Kamu juga nggak pa-pa, kan?" tanya Veryn seraya memeriksa lengan Zelo, tapi pria itu menarik tangan Veryn dari lengannya dan menggenggamnya.

"Aku nggak pa-pa," ucap pria itu seraya tersenyum lagi.

Veryn tersenyum lega mendengarnya. Saat Zelo membawa mereka menyeberang, tatapan Veryn menunduk ke arah tangan mereka yang bertaut, dan senyumnya seketika lenyap saat ia melihat merah, darah, mengalir dari balik kaus lengan panjang Zelo, hingga ke tangan mereka yang bertaut.

Ia merasakan Zelo hendak menarik tangannya, tapi Veryn menggenggam tangan pria itu semakin erat. Veryn merasakan jantungnya seolah merosot dari tempatnya. Ia mengangkat tangan mereka yang bertaut, dan ia bisa melihat lebih jelas darah di sana. Darah Zelo.

Saat itulah, gambaran ketika Zelo berbaring di hadapannya, dengan darah yang mengalir dari perutnya yang terluka, kembali berulang dalam kepalanya. Veryn mendadak merasa kesulitan bernapas, kengerian mencekiknya. Ia kembali ke malam itu, ketika Zelo terluka parah karena dirinya.

I'm With You (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang