Avoiding
Zane mencelos ketika akhirnya Ellena terbangun dari mimpi tentang masa lalunya. Ketakutan tampak jelas di wajah Ellena yang tampak pucat. Sementara napasnya tersengal dan tatapannya kosong tertuju ke arah depan.
"Ellena?" Zane memanggil Ellena, tapi gadis itu seolah begitu jauh untuk dijangkaunya.
Zane meraih bahu Ellena, membuat gadis itu tersentak dan menoleh pada Zane.
"Aku ... siapa?" Suara Ellena bergetar oleh emosi. "Aku ini ... siapa sebenarnya?"
Zane mengernyit demi merasakan sentakan menyakitkan di dadanya. Ia tak menjawab Ellena dan malah menarik gadis itu dalam pelukannya.
"Aku barusan mimpi tentang ... aku sama Athena. Dan Paman Stephen. Juga ... Papa." Suara Ellena bergetar. "Aku ... ingat orang-orang itu. Aku ingat mereka. Aku ingat semuanya sekarang, Zane ... aku ingat semuanya ..."
"Sshh ..." Zane menyela kalimat Ellena dan mempererat pelukannya.
"Apa yang terjadi sama aku, Zane?" Ellena mulai terisak. "Aku kenal orang-orang itu. Pamanku, papaku ... mereka ada di sana. Tapi, kenapa ... kenapa aku bisa kayak gini? Kenapa aku bisa nggak ingat sama mereka selama ini?"
Zane tak segera menjawab, tapi tangannya bergerak mengusap punggung Ellena lembut. Sementara Ellena menangis semakin keras dalam peluknya, tak satu kata pun sanggup keluar dari bibir Zane.
Ingatan yang Zane coba redam selama ini, pada akhirnya kembali juga pada Ellena. Zane bahkan tak yakin bagaimana reaksi Ellena jika ia tahu semua yang Zane sembunyikan darinya selama ini.
Zane bahkan tak berani membayangkannya.
***
"Apa ... kamu bilang?" Ellena bisa mendengar ketidakpercayaan dalam suaranya sendiri. "Kamu ... tahu tentang masa laluku?"
Zane menarik napas dalam, mengangguk. Pria itu meraih tangan Ellena, tapi Ellena refleks menyentak tangan Zane.
Pria itu tahu, dan selama ini ... ia hanya diam, tak mengatakan apa pun. Bahkan ketika ia tahu Ellena berusaha keras untuk mengingat semua itu kembali, tapi Zane ... tak pernah sekali pun berusaha membantunya.
Ellena menggigit bibir, lagi-lagi matanya terasa panas, dadanya terasa sakit.
"Maafin aku, Ell. Aku tahu, aku salah. Aku cuma takut kamu bakal kayak gini. Kalau kamu ingat semua itu, aku takut kamu ..."
"Apa yang kamu sembunyiin dari aku?" tuntut Ellena. "Kamu sama Athena ... ada yang kalian sembunyiin dari aku, kan?"
Zane tak menjawab.
"Papa ... aku bahkan nggak bisa ingat Papa selama ini, dan ..." Ellena mengepalkan tangannya erat dan ia tak dapat menahan isaknya. "Papa ... Papa ..."
Zane meraih Ellena dalam peluknya dan Ellena tak sanggup mendorong Zane menjauh. Dibiarkannya air matanya tumpah di pelukan pria itu.
Sekarang Ellena bisa mengingatnya. Masa kecilnya. Masa lalunya. Saat di mana masih ada Athena, papanya, dan pamannya. Segalanya baik-baik saja kala itu, tapi suatu waktu, Ellena harus kehilangan segalanya.
Di depan matanya, ia melihat papanya dibunuh. Di depan matanya, ia melihat papanya terluka parah dan meninggal. Kebakaran itu menghancurkan hidup Ellena. Dan saat itu, Ellena yakin ia akan mati.
Tapi kemudian, ketika ia terbangun, ia sudah berada di tempat lain, tanpa bisa mengingat siapa dirinya. Ellena ingat kala itu, ia tak punya kenangan apa pun tentang masa lalunya. Yang ia tahu, ia berada di panti asuhan, bersama anak-anak lain yang juga tak punya orang tua. Ataupun keluarga.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm With You (End)
Non-FictionMeskipun Zane mencintai Ellena, ia harus melepsakan gadis itu karena tidak ingin menyakitinya. Tapi siapa sangka, takdir justru kembali menyeretnya pada gadis itu, seolah tahu perasaan Zane padanya tak sedikit pun berubah sejak mereka berpisah lima...