Jebakan
Ketika mendengar suara bel pintu depan, Kris mengerutkan kening. Ia mengecek kamera pengawas dari laptopnya, tapi tak ada apa-apa di pintu depan. Apa yang ...
Kris mengumpat kasar ketika menyadari kemungkinan terburuknya. Ia mengirim sinyal bahaya pada Rendy, sebelum melompat berdiri dan keluar dari ruang kerja Zane dengan pistol di tangannya. Kris panik ketika melihat Ellena berjalan ke depan untuk membuka pintu.
Kris tak sempat menahan Ellena karena gadis itu sudah menarik pintu depan rumah itu membuka. Sementara Athena yang tadinya menoleh kaget pada Kris, berpindah menatap Ellena, dan gadis itu melompat berdiri ketika melihat siapa yang berdiri di depan pintu itu.
"Selamat malam, Ellena," seorang pria berambut cokelat gelap menyapa Ellena dengan ramah.
"Oh, Darrel Winstown?" sebut Ellena riang.
Kris mencelos. Dari belakang Ellena, ia sudah mengarahkan moncong pistolnya ke arah Darrel ketika Darrel berkata, "Boleh aku masuk?"
Ellena seketika memutar tubuh, mempersilakan Darrel masuk dan memimpinnya ke ruang tamu, membuat Kris terpaksa menyembunyikan pistolnya ke balik punggung. Tapi, ia harus berpikir ulang untuk menggunakan senjatanya ketika dilihatnya di belakang Darrel, sosok yang dikenalinya sebagai Sam, mengikuti, dengan tangan di balik jas hitamnya, jelas memegang sesuatu. Pistol.
Ketika Athena menyusul Ellena ke ruang tamu, Kris tahu, ia sudah kalah. Darrel akan punya dua sandera. Bahkan meski Kris harus mengorbankan nyawanya, ia hanya akan bisa melindungi salah satu dari mereka.
Kris memasang pengaman di pistolnya sebelum menyelipkan senjatanya ke punggung di balik kausnya, dan menyusul ke ruang tamu.
"Ini keluargaku," Ellena memperkenalkan Athena dan Kris.
Kris menatap Ellena, terharu akan anggapan gadis itu tentangnya. Kris bahkan tidak keberatan jika ia harus mengorbankan nyawanya demi menyelamatkan Ellena dari bajingan Winstown ini. Tapi, Athena ....
"Athena ... Luciano?" Darrel mengucapkan nama Athena seraya menatap gadis itu.
Athena membeku di tempatnya.
"Kamu ... kenal sama Athena juga?" tanya Ellena antusias.
Darrel menatap Ellena, tersenyum.
"Kami dijodohkan," jawab Darrel, membuat Ellena ternganga, sementara tangan Athena sudah terkepal marah dan matanya menyorot penuh kebencian ke arah Darrel.
Dan di sana, Kris tak bisa melakukan apa pun jika tak ingin kedua gadis itu celaka.
***
Begitu Ellena meninggalkan ruang tamu untuk mengambilkan minuman, Athena segera melompat ke arah Darrel, dengan pisau serba guna yang selalu dibawanya setiap kali Zane dan yang lain tidak ada di rumah. Athena mengarahkan pisau itu ke leher Darrel.
"Athena, jangan," Kris mengingatkannya.
Athena ingin mengabaikannya, tapi kemudian Kris melanjutkan,
"Ellena dalam bahaya."
Athena menoleh pada Kris, dan Kris mengedik ke arah Sam. Athena mengumpat kasar melihat pria itu sudah memegang pistol di balik jasnya, dan mengarahkannya ke arah dalam, tempat Ellena menghilang tadi.
Athena menggigit bibirnya keras demi menahan teriakan marahnya. Di depannya, Darrel mengambil alih pisau serba gunanya, melipatnya kembali dan menyelipkannya ke tangan Athena.
"Daripada kamu makai itu, mending kamu pakai ini, deh." Darrel meraih ke saku jasnya, lalu mengeluarkan beberapa lembar kertas yang terlipat dan sebuah bolpoin. "Tanda tangan di sini. Aku mau ngedaftarin pernikahan kita."
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm With You (End)
Non-FictionMeskipun Zane mencintai Ellena, ia harus melepsakan gadis itu karena tidak ingin menyakitinya. Tapi siapa sangka, takdir justru kembali menyeretnya pada gadis itu, seolah tahu perasaan Zane padanya tak sedikit pun berubah sejak mereka berpisah lima...