Kehilangan
Ketika tahu bahwa malam itu Athena akan keluar untuk makan malam bersama Zane dan Ellena, Darrel memaksa ikut. Tapi, Athena bahkan tak peduli sama sekali ketika Darrel ikut dengannya tadi. Gadis itu mengabaikan Darrel, menganggap Darrel tak ada. Tak sekali pun ia menatap Darrel. Dan sial, kenapa dada Darrel terasa sesakit ini karenanya?
Athena tadinya mau menyetir sendiri, tapi tentu saja Darrel tak mengizinkannya. Jadi, dengan Sam menyetir dan Dessy duduk di sebelah Sam, Darrel dan Athena duduk di kursi belakang dalam hening yang canggung. Darrel berkali-kali melirik Athena, tapi gadis itu tak sekali pun menoleh, atau barang meliriknya.
Bahkan ketika mereka sudah berada di restoran, Athena tak berbicara sepatah kata pun pada Darrel. Melihat Darrel pun tidak. Sialnya, Zane dan Ellena juga belum datang. Darrel paling benci menunggu. Tapi, ia tak punya pilihan karena toh dia yang tadi memaksa ikut.
Di kursi depannya, –Athena menolak duduk bersebelahan dengan Darrel, Athena tampak melamun. Apa yang sedang gadis itu pikirkan? Apakah dia sedang memikirkan kejadian malam itu? Malam ketika Darrel memaksanya ...
Darrel mengernyit, dadanya terasa sakit lagi ketika teringat air mata Athena malam itu. Tapi bahkan, setelah melihat itu, bagaimana Darrel bisa ...
Darrel tak bisa menahan keterkejutannya ketika merasakan seseorang tiba-tiba menariknya berdiri. Ia tak bisa lebih bingung lagi melihat Zane sudah berdiri di depannya, sebelum tanpa aba-aba, pria itu menghantam wajah Darrel dengan tinju keras, membuat Darrel sampai terdorong ke belakang dan menabrak kursi di belakangnya sebelum ia terjatuh.
Darrel mengumpat kasar dan berdiri, tapi Zane kembali meninju wajahnya. Kali ini, Darrel bisa merasakan bibirnya robek, seiring rasa darah menyentuh lidahnya.
"Zane, jangan!" seru Athena seraya menahan Zane yang sudah akan menerjang Darrel.
"Bajingan kamu! Pengecut!" teriak Zane marah pada Darrel.
Darrel menyipitkan mata. Apa yang membuat Zane semarah ini? Tunggu. Jangan katakan, Athena mengatakan pada Zane apa yang terjadi padanya minggu lalu. Dia tidak ...
"Aku bisa lihat sendiri dari kepala kotormu, Bajingan!" raung Zane. "Bisa-bisanya kamu maksa Athena ..."
"Zane, please ..." Suara Athena bergetar, memohon. Gadis itu terdengar begitu rapuh.
Darrel mengernyit.
Zane masih menatap marah pada Darrel, tapi ia lalu melangkah mundur. Saat itu juga, Zane tampak siap untuk membunuh Darrel di sana.
"Aku nggak pa-pa, Zane," Athena berkata.
Zane menatap Athena dan tatapannya melembut. Sial, Darrel benci melihat pria lain menatap Athena. Tapi kemudian, Zane mendengus kasar dan kembali menatap Darrel.
"Mulai hari ini, Athena bakal ikut pulang ke rumahku," pria itu tiba-tiba mengumumkan.
Apa? Apa dia sudah gila?
"Kamu mau mati?" sengit Darrel.
"Pertanyaan yang sama buat kamu," balas Zane dingin. "Bisa-bisanya kamu ngancam Athena kayak gitu dan maksa dia ..." geram Zane.
Darrel mendengus kasar. "Athena bahkan nyeritain itu semua ke kamu?" Darrel menatap Athena dengan tatapan merendahkan.
Zane menarik diri dari pegangan Athena dan melangkah mendekati Darrel. Pria itu menatap tepat ke mata Darrel dengan tatapan mengintimidasi.
"Aku bisa lihat apa yang ada dalam kepalamu. Dan aku bisa lihat, betapa pengecutnya kamu pas kamu ngancam Athena dan maksa dia. Aku udah bilang, nggak satu gores pun kamu boleh nyakitin Athena. Dan kamu malah ngehancurin dia?" Zane menyipitkan mata penuh amarah.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm With You (End)
Non-FictionMeskipun Zane mencintai Ellena, ia harus melepsakan gadis itu karena tidak ingin menyakitinya. Tapi siapa sangka, takdir justru kembali menyeretnya pada gadis itu, seolah tahu perasaan Zane padanya tak sedikit pun berubah sejak mereka berpisah lima...