Bab 31 - Bloody Fight

888 130 27
                                    

Bloody Fight

Sudah seminggu ini Zane mencari Athena, tapi ia tidak mendapatkan hasil sama sekali. Sampai malam itu. Saat ia berjalan menjauh dari pusat kota Athena, ia melihat dari dalam pikiran seseorang, punggung Athena. Ia tidak akan seyakin itu jika si pemilik pikiran itu tidak menyebutkan nama Athena dalam kepalanya juga.

Zane berusaha mencari jalan. Ia yakin, tempatnya tidak terlalu jauh dari sini. Ia memperhatikan apa yang dilihat orang itu dalam pikirannya, lalu ia menajamkan pikirannya juga, mencoba mendengar dan melihat lebih banyak lagi. Zane tersentak pelan, sedikit terkejut ketika mendapati kuatnya intensitas pikiran yang mengalir dalam kepalanya kini.

Terlalu banyak orang.

Zane bisa merasakan kepalanya terasa sakit, tapi ia mengabaikan itu dan terus berkonsentrasi, mencari wajah Athena. Lalu, ia menemukannya dari seseorang, sosok Athena yang berada di sebuah kafe, duduk di luar kafe itu, dengan segelas cokelat hangat di depan mejanya. Di belakang gadis itu, Zane bisa melihat setidaknya tiga orang pria mengenakan hoodie jaket, ketiganya berusaha menutup wajah mereka dengan hoodie mereka.

Zane mencelos mendapati mereka membawa senjata di balik jaket mereka. Zane membaca cepat nama kafe tempat Athena berada. Ia harus bersyukur karena Kris tadi ikut keluar bersamanya, dan anak itu berada tak cukup jauh darinya saat ini. Zane menyalakan bluetooth earphone-nya dan berbicara pada Kris,

"Aku lihat Athena. Dia dalam bahaya," Zane memberitahu. Ia lalu memberitahu kafe tempat Athena berada.

Sampai Kris datang, Zane memutuskan untuk hanya mengawasi. Toh ketiga orang yang mengikuti Athena itu juga tidak melakukan apa pun selain hanya menunggui Athena. Tapi, begitu Athena meninggalkan kafe dan berjalan melewati jalan kecil, Zane seketika cemas.

Ia berusaha mendengar, membaca, melihat, ke dalam pikiran orang-orang yang mengikuti Athena, tapi ia tidak bisa fokus. Dunianya terlalu berisik. Ia pasti sudah terlalu banyak menggunakan pikirannya. Zane mendadak merasa mual dan begitu pusing. Ia menghentikan langkah dan berpegangan ke dinding bangunan yang ia lewati.

Zane menarik napas dalam. Samar, ia mendengar suara Kris yang sudah semakin dekat. Zane menyebutkan tempat keberadaannya. Tak lama kemudian, Kris sudah tiba di sampingnya, tampak cemas.

"You look sick, Man," ucap Kris.

Zane menggeleng. "Aku nggak pa-pa," tukas Zane. "Jadi, ini rencanaku. Aku bakal nahan orang-orang itu sementara kamu bawa Athena pergi."

"Tapi Zane, kamu ..."

"Kita nggak punya banyak waktu. Mereka punya senjata," desak Zane.

Kris mendesah berat, tapi ia mengangguk. Zane lalu mendahului Kris, berjalan ke arah jalan yang dilewati Athena tadi, masuk dari di sisi lain jalan. Ketika Athena akhirnya mengenali wajahnya yang tertutup masker dan topi, Athena seketika membeku di tempatnya, benar-benar terkejut.

Zane bergegas menghampiri gadis itu sebelum gadis itu melarikan diri darinya, dan berkata pelan, "Kamu dalam bahaya. Kamu diikuti."

Athena terbelalak cemas. Ia menggeleng. 'Nggak mungkin,' pikiran gadis itu berbicara keras. Terlalu keras.

Zane mengernyit. Ia tak bisa fokus pada yang lain.

"Kalau kamu keluar dari jalan ini, ada cowok rambut pirang yang udah nungguin kamu. Namanya Kris. Dia bakal bawa kamu ke tempat yang aman," Zane berkata lagi, lalu ia mendorong Athena ke belakangnya, tepat ketika salah seorang dari ketiga orang itu menerjang ke arahnya.

Sialnya, Zane tak bisa melihat dengan jelas apa yang ada dalam pikiran mereka. Tapi setidaknya, di belakangnya ia bisa melihat Athena yang sudah bertemu Kris, dan keduanya bergegas pergi meninggalkan tempat itu.

I'm With You (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang