Assalamualaikum...Alhamdulillah ketemu lagi hihi...semoga kalian tidak bosan ya bertemu saya mulu. Nih sebelum baca cerita ini sudah baca cerita yang judulnya "Takdirku Menjadi Ibu Muda" belum? Kalau belum yuk baca, ini sambungan dari kisah itu tapi tidak sepenuhnya cerita itu bersangkutan dengan cerita ini, akan lain sediki. Bagi yang sudah baca saya ucapkan terimakasih. Maaf jika di cerita ini banyak terdapat kekurangan dalam pengetikan, ini hanya tulisan dari seorang yang sederhana, yg jauh...dari kata sempurna, yang harua banyak belajar lagi agar tulisan menjadi sempurna.
DILARANG PLAGIAT! PLAGIAT MINGGIR!
HARGAI KARYA ORANG JIKA KAMU INGIN DIHARGAIJIKA TERDAPAT KESAMAAN DALAM NAMA TOKOH, TEMPAT, KATA-KATA DAN ALUR ITU UNSUR TIDAK KESENGAJAAN CERITA INI MURNI DARI IMAJINASI SAYA
Mohon dukungannya ya, biar saya rajin Up part barunya.
Makasih
.
.
Happy Reading
.
.Duduk di kursi taman yang ada di rumah sakit menjadi salah satu favorit wanita yang kini sudah bergelar menjadi seorang Dokter. Setiap jam istirahat dia sering duduk di situ sambil membaca novel dan di temani secangkir kopi. Kiara Alifa, orang-orang memanggilnya dengan sebutan Dokter Ara. Dia adalah seorang wanita yang sangat cantik, berkulit putih, dan bermata hazel, Kecantikan yang dia miliki membuatnya banyak di kagumi para lelaki, pengikutnya di instagram pun banyak, dari masa kuliah dia memang menjadi wanita yang banyak di kagumi, tidak hanya karena kecantikannya yang mereka kagumi, namun sifat baik yang Ara miliki yang membuat mereka kagum. Ara di kenal sebagai Dokter baik, sifatnya yang ramah dan mudah akrab dengan siapapun yang membuat orang-orang suka jika berhadapan dengannya, mereka sanggup berjam-jam ngobrol dengan Ara, karena memang Ara cocok dengan siapapun.
"ARA." Teriakan itu membuatnya kaget dan melemparkan novelnya.
"Ya Allah hobi banget ngagetin," jawab Ara sambil mengambil novel yang terjatuh tadi.
"Bukan Farah yang tidak suka ngagetin orang. Cerita baru?" tanya Farah ikut duduk di dekatnya.
"Iya, best seller, ceritanya sedih banget Far, nih liat mataku merah kan? Gara-gara menangis," jawab Ara yang sudah lupa dengan perbuatan sahabatnya.
"Ya Allah gara-gara baca novel aja sudah nangis."
"Ceritanya sedih Far."
"Boleh dong kalau aku minjam."
"Boleh, tapi nunggu aku selesai baca."
"Sip deh."
"Sudah makan?"
"Baru saja, tadi aku ke ruangan kamu, mau ngajak makan siang bersama, tapi kamu sudah pergi."
"Kaya gak tau aku aja. Eh pulang ini temenin ke toko buku ya."
"Beli novel baru lagi?"
"Iya, ada novel yang membuat aku penasaran dengan ceritanya, katanya bagus ceritanya."
"Okelah tapi antar aku pulang."
"Siap deh."
Ara memang mempunyai hobi membaca, apalagi membaca novel, jika waktu luang pasti ia menghabiskan waktunya membaca novel, Ara juga suka mengumpulkan novel-novel, kamarnya di hiasi dengan lemari untuk novel-novel yang ia miliki, tidak hanya dia yang suka membaca, Bunda nya pun mempunyai hobi yang sama.
"Kita ke ruangan yuk."
"Ayo" ucapnya langsung menutup novelnya dan melangkah pergi menuju ruangannya.
"Ara."
"Eh Dokter Faris. Kapan balik sini?"
"Baru kemarin Ra, ini untuk kamu," ucapnya sambil menyodorkan sebuah bingkisan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Mempersatukan Kita (TAMAT)
Teen FictionDILARANG PLAGIAT! PLAGIAT MINGGIR! HARGAI KARYA ORANG JIKA KAMU INGIN DIHARGAI JIKA TERDAPAT KESAMAAN DALAM NAMA TOKOH, TEMPAT, KATA-KATA DAN ALUR ITU UNSUR TIDAK KESENGAJAAN CERITA INI MURNI DARI IMAJINASI SAYA Sequel dari Cerita TAKDIR KU MENJAD...