Besok adalah hari Akad Ara dan Azam. Keluarga Karin sudah sampai di rumah Ara, rumahnya terlihat ramai, kedatangan keluarga sang Bunda. Keluarga Karin tidaklah sebanyak keluarga Rayyan, sehingga tidak membutuhkan hotel untuk mereka menginap. Ara tidak sabar menyambut hari esok, hari dimana ia akan melepas masa kesendiriannya, hari dimana ia akan berubah menjadi istri orang. Ara sudah siap, siap untuk menjadi seorang istri yang baik untuk Azam.
"Ngelamun aja"
"Qil...kapan datang?"
"Baru saja. Film apa? "
"Hantu. Gimana baju sudah di kecilin belum?"
"Sudah, katanya sore nanti bisa di ambil" jawab Aqila
"Neng Ara...ini teman Neng" Ara langsung menoleh ke belakang. Ia kaget ketika melihat sahabatnya ada di belakang Ara.
"Ya Allah...kalian sudah datang"
"Ara..."
"Ara...rindulah"
"Ada Aqila juga...haa...rindunya ai"
Ara memeluk ketiga sahabatnya yang berasal dari Malaysia, mereka jauh-jauh ke sini hanya ingin hadir di acara akad Ara, Ara menyuruh mereka untuk datang, dan Ara juga yang menanggung semua biaya mereka agar bisa sampai disini.
"Aku juga rindu. Akhirnya Kak El ikut. Duduk-duduk. Ya Allah gak nyangka kalian datang ke sini"
"Kami pun tak sangka, bisa kat sini, kalau tak bertemu awak tak mungkin kami kat sini" ucap Sofia
"Kalian apakabar?" tanya Aqila
"Alhamdulillah baik. Korang macem mana? Sehat?"
"Alhamdulillah kami sehat" jawab Ara
"Besar sangatlah rumah awak Ra" ucap Amira
"Iya macem istana"
"Tak sangka rumah awak besar, ai tengok awak macem biasa je"
"Itulah Ara, ia selalu tampil sederhana, padahal Tante sama Om adalah seorang pembisnis yang sukses" ucap Aqila
"Iyelah Ara macem biasa je padahal aslinya macem ni" ucap Sofia
"Ibu awak mana Ra?" tany Elvina
"Itu Bunda...Bunda sini...nih mereka"
"Alhamdulillah akhirnya kalian sampai. Apakabar El, Fi, Mir?"
"Alhamdulillah kitorang baik Bu" jawab Elvina
"Ibu sehat?"
"Alhamdulillah sehat. Gimana perasaan kalian berada di Indonesia?"
"Yang pasti kitorang senang, tak sangka pula kitorang ada kat Indonesia"
"Macem mimpi"
"Anggap rumah sendiri ya. Ibu banyak-banyak terimakasih karena kalian mau ke sini"
"Sama-sama Bu"
"Makasih juga sudah undang kitorang"
"Iya...Ibu bikin minuman dulu"
"Dua bulan lebih kitorang berpisah, ai rindu ket korang Ra, Qil"
"Kami juga rindu, rindu saat masih bersama, yakan Qil?"
"Iya, kadang aku mimpi ketemu kalian, dan gak nyangka sekarang bisa ketemu kalian"
"Itulah, bersyukur sangat, Allah beri kesempatan kitorang ketemu korang Ra, Qil"
"Kami ikut bahagia Ra, akhirnya awak menemukan jodoh kamu juga. Beruntung pria yang dapatkan awak Ra" ucap Elvina
"Alhamdulillah Kak. Sudah waktunya" jawab Ara
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Mempersatukan Kita (TAMAT)
Dla nastolatkówDILARANG PLAGIAT! PLAGIAT MINGGIR! HARGAI KARYA ORANG JIKA KAMU INGIN DIHARGAI JIKA TERDAPAT KESAMAAN DALAM NAMA TOKOH, TEMPAT, KATA-KATA DAN ALUR ITU UNSUR TIDAK KESENGAJAAN CERITA INI MURNI DARI IMAJINASI SAYA Sequel dari Cerita TAKDIR KU MENJAD...