Menjelang hari akad aku dan Azam sibuk, sibuk mengurus hal-hal yang dibutuhkan untuk menyempurnakan acara kami. Surat menyurat sudah kami urus di KUA. Dekor pelaminan sudah kami pilih, beserta baju yang akan di pakai saat harinya nanti, dan undangan pun sudah jadi, Alhamdulillah sampai sekarang Allah permudahkan. Hari ini, aku, Mama dan Azam ke toko cincin, mencari cincin nikah bersama.
"Ara suka shooping gak?" tanya Mama
"Kurang Ma, Ara kalau jalan-jalan begini biasanya cari novel"
"Ara beda sama cewek-cewek diluaran sana Ma, orang suka beli baju-baju mahal dan barang-barang mahal Ara belinya novel aja"
"Maa Syaa Allah...Ara memang wanita sederhana" ucap Mama
"Seperti Mama" ucap Azam
"Ma...belinya di mana?"
"Tuh tokonya"
Kami masuk kedalam toko emas yang cukup besar, banyak pengujung yang sedang memilih-milih.
"Ara mau yang mana?"
"Yang ini Bagus gak Ma?" Aku menujuk sebuah cincin yang sederhana, tapi aku langsung jatuh Cinta melihatnya
"Yang ini Mbak?"
"Iya Pak" jawabku. Aku mencoba memasangkannya di jariku. Aku tidak percaya, sebentar lagi akan menikah
"Bagus Ma? Zam?"
"Bagus, cantik, pas di kamu" jawab Azam
"Ara mau yang ini"
"Ara sudah ketemu sekarang Azam yang cari"
"Azam mau yang ini"
"Ini?"
"Iya Pak"
"Bagus Zam"
"Bagus ya?"
"Iya kan Ma?" tanyaku
"Iya bagus"
"Yang ini sama ini" Pelayan itu langsung mengambil cincin yang kami pilih untuk di bungkus.
"Jadi mau bagi undangan?" tanya Azam
"Iya"
"Perlu aku temenin?"
"Enggak perlu, aku ngerti kamu sibuk"
"Makasih" ucapnya
"Ini cincinya"
"Ini uangnya"
"Setelah ini kalian masing-masing sibuk?"
"Iya Ma. Azam gak bisa keluar lama-lama"
"Mama ke rumah aja, Bunda gak kerja, gak enak badan"
"Hah? Gak enak badan?"
"Iya Ma, Bunda flu, tapi sekarang sudah mendingan"
"Azam antar Mama ke rumah Bunda"
"Iya Ma"
"Ini kembaliannya. Makasih sudah berbelanja di toko kami"
"Sama-sama. Ayo Ma, Ra" ucap Azam
Kami bertiga melangkah keluar dari toko cincin. Tujuan ku selanjutnya adalah rumah sakit, ingin membagikan undangan untuk teman-teman yang ada di rumah sakit.
"Mama, Azam Ara pergi ke rumah sakit dulu"
"Iya hati-hati sayang" ucap Mama. Aku bersalaman dengan Mama, lalu berpamitan dengan mereka.
"Assalamualaikum"
"Wa'alaikumussalam"
Aku masuk kedalam mobil ku, sedangkan Azam bersama Mama. Kami tidak satu mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Mempersatukan Kita (TAMAT)
Novela JuvenilDILARANG PLAGIAT! PLAGIAT MINGGIR! HARGAI KARYA ORANG JIKA KAMU INGIN DIHARGAI JIKA TERDAPAT KESAMAAN DALAM NAMA TOKOH, TEMPAT, KATA-KATA DAN ALUR ITU UNSUR TIDAK KESENGAJAAN CERITA INI MURNI DARI IMAJINASI SAYA Sequel dari Cerita TAKDIR KU MENJAD...