20

8.8K 678 31
                                    

Berpisah? Rasanya belum siap harus berpisah dengan orang-orang yang aku kenal disini. Sebisa mungkin aku menahan air mata ini agar tidak keluar, aku tidak ingin terlihat sedih, cukup keluarga ku yang sedih mengantarku sampai bandara. Aku akan berpisah dengan keluarga besarku dan juga teman-teman yang ada di sini. Berat rasanya harus pergi meninggalkan mereka semua, namun demi belajar, aku harus pergi.

Keluargaku dan juga Aqila ada di Bandara, mereka semua ingin melepas kepergian ku dengan Aqila. Farah pun ada di sini, dia begitu sedih karena aku harus pergi meninggalkannya, kami akan terpisah, kami tidak bisa lagi makan bersama, bercanda bersama, sekarang, jarak akan memisahkan kami. Bunda, dari rumah sampai sini masih saja memegang tanganku, beliau sangat berat harus
melepaskan kepergian ku, selama ini kami tidak pernah terpisah lama, namun mau tidak mau kami harus ldran.

"Sudah waktunya kami pergi Bun, Yah, doakan kami agar selalu dipermudahkan segala urusan, doakan kami agar sehat selalu, dan bisa kembali ke Indonesia dengan keadaan sehat"

"Kami akan selalu mendoakan kalian berdua Ra" ucap Nenek

"Jaga kesehatan baik-baik ya, jangan lupa makan" ucap Bunda

"Baik-baik di Negeri orang, jangan macam-macam"

"Iya, kami akan ingat nasehat kalian" ucap Aqila

"Ara pergi dulu" Aku langsung bersalaman dengan mereka semua yang ada disini.

"Aqila jaga Ara baik-baik ya" ucap Ayah

"Iya Om"

"Nih Ara jaga Aqila juga ya, saling menjaga" ucap Tante Fira

"In Syaa Allah Tan"

"Ara...jangan lupakan aku ya"

"Iya Farah aku tidak akan lupa, ingat pesan ku!"

"Iya aku ingat, nanti kalau ketemu jodoh di sana kenalkan ya"

"Is...orang kesana nyari ilmu bukan jodoh"

"Siapa tau jodoh kamu ada di sana" jawab Farah

"Aamiin. Semuanya Ara pergi. Assalamualaikum"

"Wa'alaikumussalam"

Setelah berpamitan kami berdua langsung melangkah pergi meninggalkan mereka. Kini sudah waktunya kami terbang meninggalkan Indonesia.

Ini sudah menjadi takdirku, ini sudah Allah rencanakan, dan aku, aku ikuti saja apa yang sudah Allah rencanakan jalan untukku, jalani, nikmati dan syukuri.

"Kita benar-benar pergi Ra, semoga kita tidak mengecewakan mereka" ucap Aqila

"Aamiin Qil, semoga Allah mempermudah kan kita dan menjaga kita"

"Aamiin"

Kulupakan kamu dengan Bismillah. Ku coba untuk melupakan semua kejadian yang belakangan ini terjadi, memulai kehidupan yang baru dan menerima dengan ikhlas apa yang tidak bisa aku miliki.

"Maafkan aku Zam, aku pergi tanpa pamit. Semoga kamu bahagia dengan kehidupan baru mu, sekarang kita sudah mempunyai kehidupan masing-masing dan yang baru"

"Sebenarnya aku takut loh Qil, ini pertama kalinya naik pesawat saat aku sudah dewasa, terakhir naik pesawat waktu masih kanak-kanak lupa rasanya dan tidak setakut ini"

"Bismillah Ra In Syaa Allah tidak apa-apa" jawab Aqila

Jantungku berdebar-debar, karena takut. Sebisa mungkin pikiran-pikiran yang menakutiku ku singkirkan.

*******

Kuala lumpur

Ara dan Aqila sudah sampai di depan rumah sewa mereka, rumah yang cukup besar, rumah pilihan Aqila, rumah yang pas, tidak jauh dari kampus mereka dan banyak warga yang tinggal di area situ.

Takdir Mempersatukan Kita (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang