Dari pagi tadi sampai siang ini, Ara tak berhenti memeriksa pasien-pasien yang berobat di Klinik nya. Memang saat ini musim yang sering berubah-ubah membuat kesehatan juga ikut terganggu. Kebanyakan pasien Ara mengeluhkan flu batuk yang menyerang mereka. Tidak hanya flu tapi demam berdarah juga saat ini menjadi salah satu penyakit yang banyak di kotanya.
"Ara"
"Kak Hana"
"Itu Dokter yang akan membantu Ara memeriksa pasien, Dokter itu juga nanti yang akan menggantikan Ara jika Ara libur atau tidak masuk kerja" ucap Hana sambil menunjuk seorang wanita yang ada di belakangnya. Ara terdiam mematung menatap wanita itu. Wanita itu tersenyum manis, lalu masuk ke dalam ruangan Ara.
"Assalamualaikum"
"Wa'alaikumussalam. Masuk Dok" jawab Hana sedangkan Ara masih terdiam menatapnya.
"Inilah pemilik Klinik ini, Dokter Bilqis. Ara ini Bilqis" Ya wanita itu adalah Bilqis, Bilqis yang hampir saja menjadi istri sang suami. Kehadiran Bilqis membuat Arab tidak tenang, karena Ara yakin sang suami pasti mempunyai perasaan itu, Ara tau Bilqis adalah Cinta pertama Azam.
"Kak Bilqis. Apa kabar?" tanya Ara sambil tersenyum. Ara memanggilnya Kakak karena mereka beda enam bulan saja, tapi Ara sangat menghormatinya.
"Eh ternyata masih ingat dengan saya. Saya Alhamdulillah baik. Kamu?"
"Sa...saya baik, baik Kak. Selamat bergabung di klinik ini Kak, saya harap Kakak bisa membantu saya untuk bekerja di sini, saya sangat memerlukan bantuan Kakak"
"Terimakasih sudah menerima saya bekerja di sini. Saya akan bekerja sebaik mungkin" Ara menjabat tangan Bilqis, tanda perkenalan yang kedua mereka.
"Ini meja Kakak. Dan Kak Hana, makasih sudah mengantar Kak Bilqis ke sini, makasih sudah membantu Ara mencari teman untuk bantu-bantu Ara"
"Siap Ara. Ya udah Kakak kembali ke ruangan dulu ya. Saya tinggal ya Bilqis, semoga betah kerja di sini"
"Makasih Dokter Hana" jawab Bilqis
"Sama-sama" jawab Hana, lalu pergi meninggalkan mereka berdua. Ara dan Bilqis saling memandang. Ara tak sangka, Dokter yang Hana sarankan itu Bilqis, ia memang sudah membaca daftar riwayat Bilqis, tapi ia tidak sangka Bilqis yang itu ternyata dia.
"Silakan duduk Kak. Kerjaan Kakak gak terlalu capek juga, kadang ramai pasien kadang sepi, ya begitulah Kak. Kak saya mau nanya"
"Tanyalah"
"Kakak pindah ke sini sudah berapa lama?"
"Sekitar dua bulanan, Kakak merantau ke sini Ra, keluarga masih di Jakarta"
"Dua bulan? Artinya benar itu dia? Dia yang kulihat sebulan yang lalu masuk ke Kafe dengan Abang? Ya Allah..."
"Ara..."
"Astaghfirullah. Maaf Kak Ara ngelamun"
"Mikir apa hayo?"
"Gak ada kok Kak" jawab Ara sambil tersenyum
"Kamu tambah cantik Ra, beda dengan Ara yang dulu"
"Ah Kakak bisa aja. Ara seperti ini kok Kak. Oh iya Kakak kalau mau minum di belakang sana ada dapur, lengkap, Kakak mau minum teh ada, kopi ada, susu juga ada, tapi jus gak ada"
Bilqis terkekeh mendengar ucapan Ara, "Iya saya gak nyari jus kok" ucap Bilqis. Ara hanya tersenyum menanggapi ucapannya. Sebenarnya hatinya resah, ia gelisah dan masih banyak lagi perasaan yang ia rasakan.
***
"Bee kenapa?" tanya Azam. Ara menggelengkan kepalanya lalu tersenyum kearah Azam yang sedang main game di depan TV. Dari tadi Ara hanya diam, menatap layar TV, namun pikirnya kemana-mana.
"Main yuk sayang?"
"Gak bisa"
"Abang ajarkan"
"Ara gak suka bola, ada permainan lain gak?" Ara menghampiri Azam yang sedang duduk di sofa kamar.
"Ada, game balapan"
"Nah itu Ara suka main balapan. Dah Bang ganti permainannya"
"Hem...baiklah, dari pada Bee diam termenung di situ baik temenin Abang main"
Azam langsung menggantikan permainan yang Ara mau. Malam ini mereka berlomba main balapan, Ara dengan lincahnya memainkannya.
Ara melirik jam dinding yang menunjukkan sudah pukul 10 malam, tanpa terasa sudah satu jam Ara melawan Azam main game.
"Ara ngantuk. Ara mau tidur"
"Ayo tidur. Sebelum itu kita..."
"Apa?"
"Sholat dua rakaat?"
"Ara gak bisa Bang, Abang lupa Ara kan lagu cuti" jawab Ara
Azam menepuk dahinya, "Lupa Bee...ya udah kita tidur" ucap Azam
"Wudhu dulu Bang"
"Eh iya..." Azam melangkah menuju kamar mandi, berwudhu sebelum tidur adalah kebiasaan Azam dan Ara.
Jangan lupa vote dan komentar nya, biar saya rajin Up. Makasih yang sudah Setia menunggu saya up, makasih atas semangatnya dan votenya 🤗🤗🤗🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Mempersatukan Kita (TAMAT)
Teen FictionDILARANG PLAGIAT! PLAGIAT MINGGIR! HARGAI KARYA ORANG JIKA KAMU INGIN DIHARGAI JIKA TERDAPAT KESAMAAN DALAM NAMA TOKOH, TEMPAT, KATA-KATA DAN ALUR ITU UNSUR TIDAK KESENGAJAAN CERITA INI MURNI DARI IMAJINASI SAYA Sequel dari Cerita TAKDIR KU MENJAD...