Dengerin lagu di atas. 😊👆👆
Ketika aku mambuka mataku, aku melihat dia, dia yang kemarin sudah sah menjadi suamiku. Tidak sangka, dia sahabat ku waktu kecil adalah jodohku, memang masih tak menyangka aja, kami disatukan dalam ikatan halal. Memilihnya menjadi seorang suami ku adalah pilihan terbesar bagiku, aku memilihnya sebab aku yakin dan percaya bahwa dia adalah pria terbaik yang Allah kirimkan untuk menjadi suami yang baik untukku, untuk membimbingku, untuk menemaniku menjalani kehidupan ini, untuk meraih keridhoan Allah, untuk mencari pahala bersama-sama, bukankah setiap yang dilakukan suami istri bernilai pahala? Aku memilihnya pun karena aku mencintainya, bagiku arti sebuah cinta itu adalah antara aku dan dia menjadi sah ketika akad yang telah terucap itu lah kenapa aku menerimanya, Allah tidak pernah memberikan Cinta yang salah, hanya mungkin kita saja yang salah dalam mencintai, maka dari itu aku tidak ingin salah dalam menyalurkan rasa Cinta itu.
Aku terseyum menatapnya yang tengah tertidur pulas, tanganya berada di pinggangku, artinya malam tadi ia tidur memelukku. Bahagia? Iya sangat bahagia, akhirnya aku menemukannya, menemukan jodohku yang kuharap dialah jodoh dunia akhirat. Saat tidur pun dia handsome, saat seperti ini lah aku bisa memandangi wajahnya.
"Bang...bangun..." ucapku sambil memegang tanganya
"Bang..." Namun masih hening, dia tidak bangun-bangun.
"Bangun...sholat subuh!"
"Bang..." Dia masih saja tidak mau bangun.
"API...API..."
"Mana api nya mana?"
"Tuh Api neraka sudah menunggu Abang yang gak mau bangun sholat subuh"
"Ya Allah...kamu ngangetin aku Bee. Abang ngantuk"
"Kalau Ara bangunin bangun. Sholat subuh, tuh orang sudah adzan. Mau sholat di rumah atau Masjid?"
"Masjid aja"
"Dah bangun"
"Lima menit lagi ya"
"Gak ada tawar-menawar cepat bangun!"
"Iya..." jawabnya, lalu segera bangun, dan beranjak pergi menuju kamar mandi. Sedangkan aku masih setia berbaring, dan memejamkan mataku. Rasa lelah itu masih ada, rasanya badanku pegal-pegal, karena sebelumnya tidak pernah selelah seperti ini.
Lima belas menit kemudian, ia keluar dari kamar mandi, ia keluar hanya menggunakan handuk yang menutupi separuh tubuhnya.
"Cepat pakai baju" ucapku sambil menutup mataku
"Bee belum terbiasa lagi, jadi sekarang biasakan. Buka" Ia menghampiriku dan memaksa ku untuk membuka mata.
"Abang...is...cepat pakai baju...Ara gak suka liatnya"
"Bilang aja suka, hayo ngaku? Abang seksi kan"
"Ish...Abang...cepatlah pakai baju. Tuh sebentar lagi orang iqomah"
"Astaghfirullah...tuh iqomah"
"Makanya cepetan"
Bang Azam bergegas memakai baju dan sarung, lalu setelah rapi, ia langsung pergi tanpa pamit. Aku tertawa melihatnya yang tergesa-gesa, syukur masjid di kompleks kami berada di sebrang rumah.
Aku beranjak dari kasur menuju kamar mandi. Seperti biasa jika bangun pagi, aku selalu mandi terlebih dahulu sebelum turun ke bawah.
Setelah selesai mandi, dan rapi dengan baju baru, aku melangkah menuju bawah, ingin menikmati kopi di pagi hari.
"Ara..."
"Sudah bangun? Mau ke mana Kak?"
"Akak nak kebawah, bantu-bantu bikin sarapan ke"
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Mempersatukan Kita (TAMAT)
Teen FictionDILARANG PLAGIAT! PLAGIAT MINGGIR! HARGAI KARYA ORANG JIKA KAMU INGIN DIHARGAI JIKA TERDAPAT KESAMAAN DALAM NAMA TOKOH, TEMPAT, KATA-KATA DAN ALUR ITU UNSUR TIDAK KESENGAJAAN CERITA INI MURNI DARI IMAJINASI SAYA Sequel dari Cerita TAKDIR KU MENJAD...