Sore telah tiba, waktunya Ara kembali pulang rumahnya. Namun sebelum pulang ia singgah membeli pisang goreng krispy favoritnya.
"Seperti biasa ya Pak"
"Iya Bu Dokter"
"Suka beli ini juga?"
"Eh Pak Ridwan, iya Pak"
"Berapa Pak? Sama punya Dokter Ara" ucap Bapak-bapak itu
"Dua puluh ribu"
"Eh gak usah Pak"
"Gak papa, saya yang bayarin Dok, anggap saja itu tanda terimakasih saya karena Dokter setiap hari mengontrol kesehatan istri saya"
"Sudah jadi kewajiban saya sebagai Dokter Pak"
"Makasih ya Dok"
"Saya yang berterimakasih karena sudah bayarin ini"
"Sama-sama. Saya ke sana dulu"
"Iya Pak" jawab Ara sambil tersenyum manis
"Ini Dok"
"Makasih Pak" jawab Ara sambil mengambil plastik yang berisi pisang krispy.
Setelah selesai membeli itu, Ara melangkah menuju parkiran mobil, kini saatnya ia pulang dan beristirahat.
"Astaghfirullah" Ara menatap ban mobilnya yang tiba-tiba kempes, ia bingung harus bagaimana, ia juga tidak bisa mengganti ban sendrian.
Ara berjongkok sambil memandangi ban nya, sambil berpikir bagaimana caranya ia bisa pulang.
"Woy lagi berak?"
"Kamu lagi kamu lagi, kaya kita berdua aja pemainnya di cerita ini. Gak liat orang lagi apa?"
"Oh bocor"
"Cuma gitu? Bantuan kek"
"Oke tapi dengan satu syarat"
"Apa?"
"Besok siang temenin saya makan" ucapnya, Ara terdiam sambil berpikir.
"Oke"
"Oke. Mana Ban cadangan kamu?"
"Di belakang" jawab Ara. Sambil menunggu Hanif memperbaikinya, Ara duduk di kursi sambil memperhatikan gerak-gerik Hanif.
"Itu apa?" tanyanya
"Pisang krispy"
"Boleh minta gak? Saya lapar"
"Nah ambil lah" Ara menyodorkan plastik yang berisi pisang itu.
"Tangan saya kotor, suapin" ucapnya manja
"Is...sudah minta, ini mau disuapin lagi"
"Kalau gak mau saya tinggalkan, biar aja kamu telat pulangnya"
"Iya-iya, Aaa..." Ara pasrah dengan permintaan Hanif, ia menyuapkan pisang krispy kedalam mulut Hanif, namun Ara tidak mau melihatnya.
"Huhui...lagi apa tuh?"
"Far...sini"
"Bocor?"
"Iya Far"
"Ya Allah main suap-suapan, kalian sosweet deh, dah jadian aja" ucap Farah spontan
"Jangan macam-macam Farah, ini pun aku terpaksa, kalau gak, dia gak bakalan mau gantikan ban"
"Pinter Dokter Hanif cari kesempatan, jarang-jarang orang disuapin Dokter cantik seperti Ara, saya aja gak pernah Dok" ucap Farah. Hanif tersenyum manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Mempersatukan Kita (TAMAT)
Teen FictionDILARANG PLAGIAT! PLAGIAT MINGGIR! HARGAI KARYA ORANG JIKA KAMU INGIN DIHARGAI JIKA TERDAPAT KESAMAAN DALAM NAMA TOKOH, TEMPAT, KATA-KATA DAN ALUR ITU UNSUR TIDAK KESENGAJAAN CERITA INI MURNI DARI IMAJINASI SAYA Sequel dari Cerita TAKDIR KU MENJAD...