Cemburu

7.6K 604 10
                                    

Aku menatap rintikan hujan di luar sana, hujan yang cukup deras yang membasahi bumi ini. Sudah tidak ada lagi pasien, hari ini memang hanya sedikit yang berobat di klinik ini, karena cuacanya yang tidak bersahabat, beberapa kali sudah hujan, lalu berhenti, dan hujan lagi, hujan yang turun mulai dari pagi tadi.

Ingatanku kembali pada siang kemarin, hal itu yang sedang aku pikirkan. Aku tidak yakin apakah itu dia, tapi disisi lain hatiku berkata itu dia, dia yang kemarin aku lihat masuk ke sebuah Kafe bersamanya. Aku meminta dia untuk bercerita tapi ternyata tidak ada yang di ceritakan. Aku berusaha untuk membuang pikiran negatif ku tapi lagi dan lagi pikiran ini menghantuiku, banyak pertanyaan yang memenuhi pikiranku, ingin aku bertanya tapi...

"Astaghfirullah...sadar Ra...sadar...jangan mikir yang tidak-tidak" batinku

Tok...tok...

"Masuk Kak"

"Dari pada Kakak diam aja di ruangan lebih baik Kakak ke sini. Dingin ya"

"Iya Kak dingin banget, hujannya awet banget pakai formalin mungkin"

"Ada-ada aja kamu Ra, hujan pakai formalin" Aku tersenyum tipis menatap Kak Hana yang kini duduk di depan ku.

"Dingin-dingin begini enak makan pisang goreng Ra"

"Iya Kak pas banget, gak ada yang dekat jualnya"

"Iya, kalau dekat hujan-hujan gini Kakak rela jalan membelinya"

"Disini rupanya Dokter Hana"

"Masuk sini Kak"

"Ngapain nih?"

"Kami lagi membicarakan tentang pisang goreng Kak" jawabku

"Wah...enak tuh"

"Pas kan Wan dingin seperti ini makan yang hangat"

"Pas benget Dok. Tapi dingin seperti ini enak juga tidur. Huah...jadi ngantuk. Boleh tidur gak Ra?" tanya Kak Wanda.

"Masih pagi gak boleh tidur" ucap Kak Hana

"Baca ini aja Kak, ceritanya bagus, kalau Kakak baca Ara jamin Kakak bakal mau lanjut terus bacanya"

"Tentang Cinta?"

"Iya, tentang rumah tangga juga"

"Kamu sudah bacanya?"

"Sudah selesai"

"Pinjam?"

"Boleh, bawa pulang juga boleh"

"Makasih Ra. Dokter Hana, Ra, aku kembali ke ruangan dulu"

"Iya jangan tidur" ucap Kak Hana

"Eh iya Dok"

"Suka banget kamu baca Ra, pasti sudah banyak koleksi novel kamu?"

"Iya Kak, entah suka aja membaca, apalagi  ceritanya tentang perjuangan, mau itu perjuangan Cinta, perjuangan hidup, dengan membaca juga Ara banyak tau, banyak dapat pelajaran yang bisa di ambil dari cerita itu, tidak hanya membaca saja, tapi belajar dari cerita itu"

"Bagus pendapat kamu Ra. Ada lagi gak novel?"

"Ada. Ini Kak"

"Ada berapa?"

"Sisa empat di laci, Ara lupa bawa pulang makanya ada disini"

"Kakak pinjam"

"Boleh bawa aja Kak"

"Makasih Ara. Kakak mau baca dulu, selagi gak ada pasien"

"Iya Kak" jawabku sambil tersenyum.

Sepeninggal Kak Hana, aku kembali terdiam, sepi hanya suara rintikan hujan di luar sana.

Takdir Mempersatukan Kita (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang