Kembalikan Ara yang dulu

8.6K 619 25
                                    

Terkadang kita perlu ditinggalkan,
Agar kita belajar apa arti mengikhlaskan

💔💔💔💔

Perlahan Ara mulai bangkit, perlahan senyuman Ara kembali, perlahan waktu mengembalikannya seperti Ara yang dulu, rasa sedih itu masih ada, masih sulit ia menghilangkannya, dan masih sering teringat Haris, Ara berharap kesedihan ini tidak terlalu lama, ia juga berharap hatinya akan tegar menerima kenyataan yang tidak ia inginkan. Ara berharap ia bisa kembali ceria seperti dulu, ceria tanpa mengingat hal itu membuatnya sedih.

Ara tersenyum melihat foto mereka berdua, foto yang dua minggu lalu saat masih ada Haris. Di foto itu dirinya tengah bahagia, Haris mengajak nya dan Aqila ke suatu tempat yang Indah. Difoto itu ia tersenyum bahagia, seakan tak berpikiran Allah bisa saja memisahkan mereka, Ara tak pernah terpikir hal itu.

"Hai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hai...senyum-senyum sendiri tengok apa?"

"Gambar Kak. Cantik gak Kak?"

"Ya Allah" Elvina menatap perihatin pada Ara, ia juga tidak tahan melihat Ara seperti ini.

"Handsome Ra, awak pun cantik. Awak akrab sangat ya sama arwah?"

"Iya, tiba-tiba saja kami bisa akrab, aku berhutang banyak bahagia padanya Kak, dia suka ajak kami berdua jalan-jalan, bahkan dia rela ninggalin kliniknya demi kami"

"Sudah cukup, tak payah diteruskan. Masa ini awak tak payah liat fotonya, yang ada awak kembali sedih, Akak dah suka tengok awak yang sekarang Ra. Ini cerita novelnya macem mana Ra?" tanya Elvina mengalihkan pembicaraan.

"Ini ceritanya Bagus Kak El, banyak inspirasinya dan banyak pelajaran yang bisa diambil dari cerita ini, memang awalnya cerita ini sedih, sedih banget, sampai-sampai aku baca ikut menangis Kak, tapi setelah banyak cobaan hidup yang dia lalui, akhirnya dia merasakan bahagia, bahagia yang tak pernah ia rasakan selama ini, pokoknya best lah ceritanya, nak baca kak?"

"Boleh, ai pinjam, awak dah habis bacanya?"

"Iya baru saja"

"Ara" ucap Elvina sambil menatap Ara

"Iya Kak"

"Awak harus yakin, awak juga akan bahagia macem cerita ni, awak harus yakin, di depan sana Ra di depan sana kebahagiaan sudah menunggu awak, bagaimana nak dapatkan nya? Ya awak harus bangkit, harus semangat untuk mencari kebahagian itu, awak harus lupakan masa silam itu, memang tak mudah, Kakak paham, tapi awak harus juga lakukan itu, awak harus bisa kuat dan sabar dengan takdir Allah, awak percaya dengan diri sendiri, awak pasti bisa lalui apapun cobaan dariNya. Allah tidak pernah membebani hambaNya diluar batas kemampuannya. Awak harus yakin, awak bisa melalui semua ini. Biarkan waktu dan kehidupan berjalan sebagaimana mestinya..
Percaya, skenario Allah jauh lebih indah Ra"

"Aaa...Akak...makasih...makasih dah beri semangat untuk Ara, makasih sudah berusaha untuk membuat Ara bangkit, Ara akan coba Kak Ara coba, Ara juga yakin Ara pasti bisa melewatinya, makasih Kak, makasih...kata-kata Akak menyentuh hati Ara"

"Sama-sama, Akak nak buat apa yang terbaik untuk Ara, Ara nak curhat, curhat je lah, Akak siap dengarkan, selama Ara ada ket sini Akak akan selalu ada untuk Ara"

"Kak El...makasih...Kak El seperti Akak Ara sendiri walapun Ara tidak pernah merasakan kasih sayang dari seorang Kakak" Ara memeluk Elvina

"Anggap je lah Akak macem Kakak Ara sendiri, Akak pun tak kisahlah, malah Akak bahagia jika Ara anggap Kak El sebagai Kakak Ara"

"Boleh?"

"Boleh sangat..."

"Makasih...Kak El janganlah nangis"

"Kakak tak sangka, Allah temukan Kakak dengan orang macem awak ni, baik, cantik, ceria, tapi kalau dah sedih, sampai lupa cara nak bahagia lagi, wanita kuat, sabar, patutlah awak Allah beri cabaran sebab Allah percaya awak mampu melewatinya. Kakak sedih tengok awak macem ni, beza dengan Ara yang dulu"

"Akak nih...Ara pun manusia biasa Kak, manusia yang lemah, tapi Ara akan mencoba mengembalikan Ara yang dulu"

"Ara...ini kopi pesanan kamu" ucap Aqila

"Makasih...ini salah satu cara Ara membuat mood Ara kembali baik"

"Minum kopi?" tanya Elvina

"Iya Kak, tapi hanya sebentar saja, nanti kalau dia ingat kembali, ha...sedih tuh kembali lagi deh" jawab Aqila

"Ara...Ara...yang dua beradik tuh mana?" tanya El

"Sofia dan Amira?"

"Iya"

"Diorang ke toilet Kak" jawab Aqila

"Oh...patutlah tak de. Kakak pinjam novel ni"

"Iya Kak pinjam lah"

"Makasih..."

Ara meminum kopi yang Aqila belikan di kantin. Akhir-akhir ini Ara tidak pernah keluar untuk istirahat, ia lebih suka berdiam di kelas, tidak pernah keluar kelas kecuali jika masuk dan pulang kuliah.

*******

Jam kuliah sudah berakhir, Ara dan Aqila baru saja sampai di rumah mereka. Saat turun dari mobil mau masuk ke dalam, tiba-tiba Ara melihat seorang pria yang masuk ke dalam rumah Haris, postur tubuhnya mirip seperti Haris, namun wajahnya tak bisa Ara lihat karena pria itu bergegas masuk ke dalam. Ara tidak tau siapa pria itu, Ara kira rumah itu sudah tidak ada orang lagi.

"Liat apa?"

"Gak papa kok. Yuk masuk" ucap Ara

Ara dan Aqila segera masuk kedalam rumah.

"Kamu mau makan apa Qil?"

"Aku sudah kenyang Ra, makan waktu istirahat tadi, kenyangnya kuat, kamu mau apa?"

"Aku mau makan mie aja, lama tidak makan mie, mau gak?"

"Enggak kamu aja"

"Hem...aku ke kamar dulu"

"Iya, jangan buat hal yang aneh-aneh"

"Enggaklah" Ara menuju kamarnya, sebelum memasak mie ia sholat dzuhur terlebih dahulu, karena sudah tiba waktunya untuk sholat.

Sesampainya di kamar Ara berganti baju, setelah itu mengambil air wudhu. Lalu melaksanakan sholat.

"Aku hanya lelah Ya Allah, aku tidak meminta Engkau ringankan ujianku, karena ku yakin semakin besar Engkau menguji ku, semakin kuat pula aku dalam menghadapi ujian dariMu. Bolehkah aku mengeluh?  sedikit saja Ya Allah, selama ini aku tidak pernah mengeluh akan ujian yang Engkau berikan padaku. Tapi kali ini berbeda, aku tidak kuat lagi untuk tidak mengeluh padaMu Ya Allah, kepada siapa lagi aku menuangkan keluh kesah ini, hanya Engkaulah yang dekat denganku. Ujian yang Engkau berikan selalu dapat aku lewati berkat kemudahan yang Engkau berikan, namun untuk kali ini sungguh berat aku menjalaninya, aku coba untuk kuat namun masih mudah menangis, kuatkan hamba ya Allah..."

😭😭 See you...jangan lupa votenya...
.
.
Follow instagram Saya @yuyun_erlinna
.
.

Takdir Mempersatukan Kita (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang