Pukul Lima sore Ara baru pulang dari rumah sakit, kini ia baru saja sampai di rumah, hari ini cukup melelahkan baginya, karena ada beberapa pasien yang baru saja masuk ke ruangannya.
Ara terdiam di ambang pintu, menatap sang Bunda dan Ayah nya yang sedang terdiam saling memandang dengan jarak yang dekat.
"Lanjut ke kamar aja"
"Astagfirullah Ara ngagetin Bunda aja" ucap Karin, Ara tertawa melihat ekspresi wajah Bundanya.
"Tumben Ayah sudah pulang"
"Iya, Ayah rindu sama Bunda kamu ini" ucap Rayyan sambil memeluk Karin. Ara tersenyum melihat Bunda dan Ayahnya yang selalu romantis, Ara senang mereka baik-baik saja, jarang bertengkar dan selalu terlihat bahagia dan baik-baik saja.
"Sini sayang" ucap Karin
"Pasti capek kan?" tanya Rayyan
"Lumayan Yah"
Ara duduk di antara Karin dan Rayyan, ia menyenderkan kepalanya di bahu Karin.
Ara yang dulu seorang anak manja, sekarang sudah tumbuh dewasa, namun rasa manjanya masih ada, tapi dia sudah menjadi wanita yang dewasa, dan kuat."Jangan terlalu sibuk kerja, mikir masa depan juga dong" ucap Rayyan
"Masa depan?"
"Iya, nikah"
"Belum kepikiran Yah"
"Jodoh memang di tangan Allah, tapi kita harus mencarinya, gak mungkin langsung datang gitu aja, kalau ada yang suka Ara suruh dia menemui Ayah"
"Hem...Ayah ini, mungkin lama lagi Ara nikah"
"Eh kenapa?"
"Belum siap, masih ingin menikmati kesendirian ini"
"Jangan sampai kami berdua tidak bisa melihat Ara nikah"
"Ih jangan Bun, jangan sampai"
"Kalau gak ada calon Ara, Ayah yang carikan, Ayah banyak punya kenalan yang anaknya seumuran Ara"
"Gak mau Yah, sekarang sudah gak jaman lagi main jodoh jodohan, Ara bisa nyari sendiri"
"Nah makanya segera kan, siapa yang tidak mau melihat anaknya menikah"
"Iya Ayah, yaudah Ara mau ke kamar dulu, mau mandi"
"Sholat sudah?" tanya Karin
"Sudah Bun" jawab Ara
Ara melangkah menuju kamarnya, ia sudah tidak sabar lagi untuk istirahat, dan kembali membaca novel.
"Kak mau gak bantuin Rafiq ke toko buku malam ini"
"Mau apa? Cari novel?"
"Rafiq mau mencari buku pelajaran Kak"
"Baiklah Kakak temeni, tapi belikan Kakak novel"
"Seharusnya Kakak yang belikan Rafiq, kan Kakak yang kerja"
"Yaudah nanti Kakak yang belanja"
"Yes...makasih Kak, nanti jam Delapan oke"
"Iya" jawab Ara
******
Seperti keinginan Rafiq sore tadi, akhirnya mereka berdua keluar mencari buku, dengam rayuan dan sangat memohon Rayyan mengizinkan anak-anaknya keluar, asal pulang tepat waktu, tidak lewat dari jam 10 malam, Karin dan Rayyan sangat ketat menjaga kedua anak mereka, mereka tidak akan mengizinkan Rafiq dan Ara keluar jika tidak ada kepentingan, Rayyan takut jika bebas mereka akan melakukan hal yang tidak-tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Mempersatukan Kita (TAMAT)
Teen FictionDILARANG PLAGIAT! PLAGIAT MINGGIR! HARGAI KARYA ORANG JIKA KAMU INGIN DIHARGAI JIKA TERDAPAT KESAMAAN DALAM NAMA TOKOH, TEMPAT, KATA-KATA DAN ALUR ITU UNSUR TIDAK KESENGAJAAN CERITA INI MURNI DARI IMAJINASI SAYA Sequel dari Cerita TAKDIR KU MENJAD...