Rindu?

7.5K 583 20
                                    

Hadapilah kenyataan! Syukuri baiknya. Terima dengan sabar pahitnya. Dan pergunakan waktu sebaik-baiknya

💔💔💔


Tidur Ara begitu nyenyak karena ia berada dirumahnya sendiri. Pagi-pagi Ara sudah rapi ingin pergi.

Hari ini sarapan pertamanya bersama keluarganya. Sudah lama ia tidak sarapan bersama, ia juga merindukan momen seperti itu. Ia senang ia bisa sarapan bersama keluarganya, seperti dulu.

"Ara mau kemana?"

"Ara mau ke rumah Farah, mau ketemu dia"

"Oh...nih apa rencana Ara selanjutnya?" tanya Karin

"Rencananya Ara mau buka klinik. Cari tempatnya dulu, setelah itu minta izin"

"Ide bagus tuh, Ayah dukung Ara"

"Iya Bunda juga dukung Ara, Bunda setuju. Lakukan apa yang terbaik untuk Ara"

"Iya Bun, makasih Yah, Bun, doakan semoga cepat dibuka klinik nya"

"Aamiin"

"Ara pergi dulu ya, sudah gak sabar mau ketemu dia"

"Iya hati-hati, titip salam untuk Mama Farah"

"Siap Bun. Ara pergi. Assalamualaikum"

"Wa'alaikumussalam"

Ara pergi meninggalkan rumahnya, menuju rumah Farah menggunakan mobil yang sudah lama tidak ia gunakan.

Tidak membutuhkan waktu yang lama Ara sampai di rumah Farah. Ia menatap sahabatnya yang sedang menyiram bunga di halaman. Dua tahun lebih ia tidak bertemu Farah.

"Assalamualaikum ukhty"

"Wa'alaikumussalam. Ya Allah...ya Rabbi...Ara" Farah menghampiri Ara. Ia sangat bahagia, Ara sahabatnya ada di depannya.

"Farah...aa...rindunya..." Ara langsung memeluk Farah, mengobati rasa rindunya pada sahabatnya

"Ya Allah...aku juga rindu kamu Ra... Tapi kamu jahat!" Farah memukul lengan Ara

"Aw...sakit...kenapa?"

"Kamu jahat! Kenapa gak ngasih kabar? Kenapa lost contact? Kenapa gak telpon, watsapp, dm? kenapa menghilang selama dua tahun? Tega kamu gak ngasih kabar selama dua tahun, tega kamu gak pulang-pulang. Huwaa...Ara jahat, Ara melupakan ku, mentang-mentang punya sahabat baru di sana lupa denganku"

"Ulu...ulu...aku tidak sejahat yang kamu kira sayang"

Cup

Ara mencium Farah, "Aku tidak ada kabar karena aku ganti nomer, bukan gak mau ngasih kabar, aku rindu, rindu banget sama kamu Far, coba belah dadaku, pasti rinduku sudah menggumpal menjadi darah"

"Lebay! Intinya kamu jahat" Farah melepaskan genggaman tangan Ara

"Yaudah kalau kehadiran ku tidak di inginkan, sebaiknya aku pergi saja dari sini..." ucap Ara

"Aku pergi Farah...waktu ku disini hanya beberapa menit saja, aku harus kembali" ucapnya lagi, lalu beranjak pergi meninggalkan Farah yang masih terdiam.

"Ara...jangan pergi lagi..." Farah mengejarnya lalu memeluk Ara

"Haa...takut kan kalau aku pergi lagi"

"Beneran mau pergi? Janganlah...aku masih merindukan kamu Ra, belum sempat kita ngobrol-ngobrol, aku juga mau mendengar ceritamu, sudah mau pergi lagi. Plis jangan pergi. Aku tidak sanggup hidup tanpa kamu"

Takdir Mempersatukan Kita (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang