Selesaikan

8.1K 658 39
                                    

Kehilangan yang paling menyakitkan adalah kematian, tak perduli seberapa besar kamu merindukannya, ia tak akan pernah kembali lagi kedunia

💔💔💔

Aku menatap langit-langit kamar, pikiranku terbayang kejadian tiga hari yang lalu, ya sudah tiga hari waktu berlalu, sudah tiga hari dia pergi dan sudah tiga hari aku sakit. Hari itu hari yang sangat menyedihkan dalam hidupku, hari yang mampu membuat kesehatanku down, aku pun tidak ingin bersedih, namun setiap kali mengingatnya air mata ini selalu saja keluar, masih segar di ingatan semua kenangan bersamanya, aku mau melupakannya tapi tidak semudah mengucapkan, memang ini masih baru, baru sekali setelah kepergiannya, mungkin untuk waktu yang dekat ini aku tidak bisa melupakannya.

Beberapa kali aku memejamkan mata ini, namun setiap kali memejamkan mata selalu terbayang dia, terbayang saat bersama. Aku ingin tidur, dengan tidur aku bisa melupakan sejenak rasa sedih ini, dengan tidur aku lupa bahwa dia sudah tidak ada lagi di dunia ini.

"Oh...Ara...sadari kenyataan ini...kuatlah hati menerima takdir ini!"

"Ara sedih ya Allah, tapi Ara yakin Engkau sedang menyiapkan kejutan yang Indah dimasa yang akan datang"

"Kuatkan Hamba ya Allah..."

Tok...tok...

"Masuk"

"Belum tidur?"

"Susah mau tidur"

"Bunda temenin?"

"Boleh, sini"

"Bunda khawatirkan kamu, Nak rasanya Bunda gak tega ninggalin kamu"

"Besok Bun pulangnya?"

"Iya, Bunda dan Ayah harus pulang, tapi Bunda khawatir dengan kamu Ra"

"Ara baik-baik saja, Ara kuat Bun"

"Kuat? Kenapa sakit? Obat sudah diminum?"

"Sudah..."

"Mau ikut pulang?"

"Gak, kuliah Ara tinggal sebentar lagi, Ara harus menyelesaikannya Bun, walaupun sebenarnya Ara sudah tidak punya semangat lagi, tapi ini harus dilanjutkan sayang kalau terhenti, kalau ikutkan hati sebenarnya Ara mau, mau belik ke Indonesia, tapi ini harus diselesaikan juga"

"Bunda paham, nak semoga kamu kuat menjalani hari-hari kamu kedepanya. Dah tidur, Bunda temenin, Ara harus istirahat, besok sudah bisa kuliah?"

"In Syaa Allah besok Ara kuliah lagi Bun"

"Nah sekarang tidur"

"Iya Bun" Aku mencoba memejamkan mata ini berharap bisa tidur juga.

*****

Hari ini Ara kembali ke kampus, dua hari ia tidak ke kampus karena sakit. Ara tidak sesemangat seperti dulu, semenjak kepergian Haris, Ara sering melamun, diam, bahkan menangis jika mengingatnya.

"Alhamdulillah...awak dah sehat Ra?" tanya Sofia yang baru saja masuk ke kelas

"Alhamdulillah" jawab Ara sambil tersenyum tipis

"Ai tak sanggup tengok awak macamni Ra, ai rindu awak yang dulu"

"Hanya butuh waktu untuk mengembalikan Ara yang dulu" jawab Ara

"Aku juga sedih Fi melihat Ara seperti ini, seperti mayat hidup yang tidak mempunyai semangat, lesu, pucet, mata bengkak" ucap Aqila

"Ara...Ai rindu..." ucap Amira

"Alhamdulillah awak dah sehat" ucap Elvina. Ara hanya tersenyum menanggapinya. Ia tidak ada mood untuk bicara, bahkan untuk diajak ngobrol pun ia tidak mau, Ara ingin ia sendirian, namun karena sudah dua hari ia tidak hadir, mau tak mau ia harus kuliah.

"Ara...tatap mata ai, awak harus bangkit, awak harus semangat, awak harus fokus dengan kuliah ini, awak harus mengembalikan diri awak yang dulu, jangan berlarut-larut dalam kesedihan, Ara sayangi diri awak, jangan siksa seperti ini" Ara menatap mata Elvina, Elvina lah orang yang lebih dewasa dan tua diantar mereka.

"Ara coba Kak..." Ara langsung memeluk Elvina, Ara kembali menangis.

"Kami sayang awak Ra...kami harap awak kembali seperti dulu" ucap Sofia yang ikut memeluk Ara

"Terimakasih...aku bersyukur Allah mempertemukan aku dengan orang-orang baik seperti kalian"

"Kami pun bersyukur dan senang Ra"

"Tante sudah pulang Ra?" tanya Amira

"Sudah, pagi tadi kami ngantar ke Bandara"

"Kalian kalau kesepian bisa je panggil ai, ai temenin kalian"

"Kamu beneran mau Mir? Menginap?"

"Iya sekali-kali"

"Oke, datang aja kalau mau nginap, sekalian menghibur Ara"

"Iya...aku pasti bahagia"

"Kalau Akak tak boleh"

"Iyalah Akak kan dah kawin, nanti kami kena marah Abang Ikram culik Akak"

"Tak lah dia marah, tapi dia tu lain sikit, kalau akak tak de ket rumah dia cariin, susah juga nak gerak" ucap Elvina

"Kalau nak ke rumah mampir boleh je Kak" ucap Aqila

"Tengoklah nanti"

"Hem...sebenarnya nak juga kawin, tapi..." ucap Sofia

"Takde yang nak?" tanya Amira

"Haa...betul tuh, tak de yang nak ai"

"Nanti pasti ada, kan setiap manusia diciptakan dengan berpasangan" ucap Aqila

"Iya...belum waktunya pun"

*******

"Assalamualaikum"

"Wa'alaikumussalam. Aunty..."

"Hai Mia..."

"Masuk aunty...aunty cari uncle Haris? Uncle dah tak de, mommy cakap uncle dah pergi jauh...padahal Mia nak ikut" Ara mengusap lembut kepala anak kecil yang berusia 5 tahun

"Mia do'akan uncle semoga uncle tenang dan Allah beri tempat terbaik untuk uncle"

"Mommy pun cakap macem tu"

"Ara?"

"Mama...Mama sehat?"

"Alhamdulillah sehat, duduk Ra. Ara sudah sehat?"

"Alhamdulillah sudah, dah bisa masuk kuliah"

"Alhamdulillah...Bunda sudah pulang Ra?"

"Iya, dah pagi tadi"

"Mama khwatir Ara tak sembuh-sembuh. Ara tak payah ingat-ingat masa lalu ya, Mama pun berusaha untuk tidak mengingatnya, rencananya Mama nak pergi dari sini, nak kembali kerumah je, Mama tinggal ket sini makin teringat dia"

"Mama harus sabar, dan kuat, jika memang itu yang terbaik untuk Mama, Mama harus lakukan, Ara khawatir dengan Mama"

"Mama lebih mengkhawatirkan kamu Ra, semenjak kepergian Haris Ara berubah, Ara macem tak urus diri sendiri, murung je, Ara harus terima hakikat ini"

"Ara berusaha tegar Ma, beberapa kali Ara cakap nak tegar, tapi setiap teringat dia Ara lemah" tangisan Ara kembali pecah, Rani langsung memeluk Ara, ia perihatin dengan Ara, saking sedih nya kesehatan Ara menurun drastis.

Assalamualaikum....
Terimakasih semuanya...sudah mampir ke cerita ini...vote yang kalian berikan adalah salah satu semangat untuk saya rajin nulis, walaupun tulisan yang saya buat tidak sebagus dan semenarik yang orang-orang buat, tapi saya berusaha memperbaiki apa yang kurang dalam cerita ini.
.
.
Saya mau tau nih, menurut kalian cerita ini bagaimana?  Silakan tulis apa yang ada dipikiran kalian tentang cerita ini. Kalau boleh saran dan kritikan nya juga boleh, tulis aja, saya senang dan suka baca komentar kalian, kadang ada yang komentar lucu, ya merasa terhibur aja.

Makasih...see you next part.... Sayang kalian  🤗🤗🤗❤️❤️❤️❤️

Takdir Mempersatukan Kita (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang