Sejauh mana pun aku pergi rupanya rasa sedih itu masih ada
💔💔💔💔
Sudah seminggu Ara berada di Malaysia tepatnya di kuala lumpur Ara dan Aqila membiasakan diri hidup di lingkungan masyarakat Malaysia. Ara dan Aqila juga sudah mulai masuk kuliah, Ara merasa nyaman berada di lingkungan mereka, orang-orang yang ramah-ramah dan baik, kebanyakan mayoritas penduduknya adalah seorang muslim, makanya Ara merasa nyaman, tidak jauh beda dari Indonesia.
Hari ini hari ke tiga Ara masuk kampus, hanya Aqila teman yang ia punya ia masih asing dengan orang-orang yang ada disekitarnya. Sebagian teman sekelasnya lebih tua dari Ara dan Aqila, namun ada juga yang seumuran dengan mereka berdua. Beberapa menit yang lalu Ara dan Aqila sudah duduk rapi sambil menunggu Dosen datang, Ara membuka novel dan membacanya."Hei" ucap seorang wanita menghampiri Ara lalu duduk di sampingnya
"Hai"
"Adek dari Indonesia kah?"
"Iya Kak saya dari Indonesia. Oh iya nama saya Ara"
"Saya Elvina panggil Kak El je"
"Ini Aqila sepupu saya"
"Hai" sapa Aqila
"Hai...dah lama tinggal di sini?"
"Baru Satu minggu kami di sini. Kak El kerja?"
"Iya, Akak kuliah sambil kerja, cuma kerja di klinik je, malam"
"Oh...kerja. Nih Ara mau nanya, ini baju melayu Kak?" tanya Ara. Bukan Ara namanya jika tidak mempunyai pertanyaan yang aneh.
"Iya, kalau kalian pakai ini pasti tambah cantik, sudah punya kah?"
"Belum, cantik bajunya ya, nanti kita beli Qil, naksir aku sama bajunya"
"Iya bagus"
"Pagi!" ucap seorang Dosen yang baru saja memasuki kelas. Suasana kelas mulai terlihat tenang. Ara menatap Dosen yang ada di depannya. Ia terkejut ketika menyadari Dosen itu adalah tetangga nya Haris.
"Perkenalkan nama saya Haris, panggil saja saya Encik Haris, Dosen yang akan mengajar kalian, namun cuma dua kali saja pertemuan kita dalam satu minggu jadi jangan rindu pula ket saya. So ada yang mahu bertanya?"
"Ya Allah Handsome"
"Tampannya"
"Oppa"
"Handsome sangatlah"
"My Oppa..."
"Aaa...kacak lah..."
Mereka memuji Dosen yang ada di depan mereka, ketampanan yang Haris miliki membuat Mahasiswi nya menganggumi Haris, begitu juga dengan Ara, Ara juga kagum melihat Dosen, dengan desi yang ia pakai menyempurnakan penampilan Haris.
Haris kaget menyadari keberadaan Ara yang ada di depannya, ia baru tau bahwa Ara di sini untuk melanjutkan S2, ia kira Ara baru mau memulai kuliah. Haris tersenyum manis pada Ara, dan Ara langsung membalasnya dengan senyuman.
"Umur Encik Haris berapa?"
"Umur saya 25"
"Sudah kawin tak?"
"Itu privasi, ada yang lain?"
"Sudah lama jadi Dosen?" tanya Ara
"Tidak baru je, sekitar 1 tahunan"
"Orang Korea?"
"Iya saya asal Korea namun sudah lama tinggal di sini. Ada yang ingin ditanyakan lagi? Kalau tidak ada mari kita mulai pelajaran hari ini. Sebelum itu kita absen dulu, saya ingin kenal dengan kalian semua"
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Mempersatukan Kita (TAMAT)
Teen FictionDILARANG PLAGIAT! PLAGIAT MINGGIR! HARGAI KARYA ORANG JIKA KAMU INGIN DIHARGAI JIKA TERDAPAT KESAMAAN DALAM NAMA TOKOH, TEMPAT, KATA-KATA DAN ALUR ITU UNSUR TIDAK KESENGAJAAN CERITA INI MURNI DARI IMAJINASI SAYA Sequel dari Cerita TAKDIR KU MENJAD...